Jadi Korban Perkosaan Ayah, Perempuan Ini Punya 2500 Kepribadian
Reporter
Non Koresponden
Editor
Suci Sekarwati
Senin, 27 Mei 2019 21:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Jeni Haynes, 49 tahun, asal Australia tumbuh dengan 2.500 kepribadian setelah menjadi korban perkosaan berulang yang dilakukan ayahnya sejak dia umur empat tahun hingga 14 tahun. Pada Mei 2019, Jeni bersaksi di persidangan menuntut ayahnya secara hukum.
Dikutip dari mirror.co.uk, Senin, 27 Mei 2019, ayah Jeni bernama Richard Haynes, dimana kasusnya mulai disidangkan pada Februari 2019. Saat memberikan kesaksian di persidangan, kepribadian Jeni terlihat berubah-ubah yang diikuti perbedaan dengan suara, memori dan karakteristik.
Di persidangan, Richard mengaku bersalah. Vonis hukuman terhadapnya akan dibacakan pada 31 Mei 2019.
Baca juga: Ungkap Perkosaan, Kenapa Rizky Amelia Minta Identitasnya Dibuka?
Dalam sebuah rekaman milik kepolisian yang dipublikasi selama 60 menit, Jeni tampak melolong dan menangis saat dia memperlihatkan pada aparat kepolisian tempat dia disiksa dan dilecehkan. Diantara tempat itu adalah bangku taman, yang disebutnya bentuk dan tempatnya masih sama.
“Ini tempat dia memperkosa saya. Ini salah satu kamar mengerikan bagi saya di dunia,” kata Jeni, menunjuk kamar tidur ayahnya.
Baca juga: Perkosaan Pelajar SMK di Bogor, Pelaku Telah Lama Merencanakan
Tindak perkosaan ayah terhadap anak ini, juga terjadi di ruang cucian. Tindak kejahatan yang dilakukan oleh Richard disebut kepolisian sangat menjijikkan. Sebab hal ini membuat Jeni mengalami sejumlah operasi hingga operasi rekonstruksi tulang ekor, usus dan anus.
Jeni mengaku mengembangkan sejumlah kepribadian berbeda demi melindungi diri saat dia mengalami kekerasan dari ayahnya.
Jeni mengatakan ayahnya telah melakukan pelecehan seksual yang parah, sadis, dan penuh kekerasan yang mengancam jiwa. Tindak kekerasan itu dilakukannya setiap hari sepanjang masa kecilnya.
Pada Februari 2017, Richard diekstradisi dari Inggris agar bisa menghadiri persidangan terhadapnya. Dia didakwa telah melakukan pelecehan seksual selama 10 tahun dan meninggalkan trauma psikologis. Jeni dan ayahnya memiliki hak untuk tidak dipublikasi identitas dan kasusnya, namun Jeni mengambil pilihan berani dengan menceritakan kisahnya ke publik.
Richard menyatakan bersalah atas 25 dakwaan yang dituduhkan padanya, diantaranya perkosaan, perampokan dan perbuatan tidak senonoh di kediamannya di kota Sydney, Australia, pada 1970-an dan 1980-an.