Rex Tillerson: Putin Lebih Siap Dibanding Trump saat Bertemu

Jumat, 24 Mei 2019 15:00 WIB

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan menteri luar negeri AS Rex Tillerson mengatakan kepada panel DPR tentang Vladimir Putin lebih mempersiapkan diri dibanding Donald Trump saat keduanya bertemu di Hamburg, Jerman.

Tillerson mengatakan hal ini kepada anggota parlemen dalam pertemuan rahasia Selasa kemarin.

Dikutip dari CNN, 24 Mei 2019, ajudan Tillerson mengkonfirmasi bahwa Tillerson mengatakan penasihat presiden Jared Kushner tidak berkonsultasi dengan Departemen Luar Negeri atau lembaga lain sebelum terlibat dalam urusan luar negeri, dan bahwa kenaifannya membuat dia berisiko dikalahkan.

Kedua informasi tersebut pertama kali dilaporkan oleh The Washington Post.

Baca juga: Trump Ragukan Rencana Tambah Pasukan AS untuk Lawan Iran

Advertising
Advertising

Di Twitter, Trump membantah bahwa dia kurang siap untuk pertemuan dengan Putin.

"Rex Tillerson, seorang lelaki yang 'bodoh seperti batu' dan tidak siap untuk menjadi Menteri Luar Negari, mengarang cerita (dia dipecat) bahwa saya tidak siap oleh Vladimir Putin pada sebuah pertemuan di Hamburg , Jerman," kicau Trump.

"Saya kira Putin tidak akan setuju. Lihat bagaimana keadaan AS!" lanjut Trump.

Presiden AS Donald Trump berfoto bersama Presiden Rusia Vladimir Putin saat menggelar pertemuan dalam KTT Amerika Serikat-Rusia di Helsinki, Finlandia, Senin, 16 Juli 2018. AP Photo

Tillerson, yang dipecat Trump pada Maret 2018, meninggalkan kesan bahwa Rusia telah mengungguli presiden Donald Trump setidaknya dua kali, ungkap tiga orang yang akrab dengan pertemuan Tillerson dan anggota parlemen mengatakan kepada POLITICO.

Pada Selasa, Tillerson bertemu dengan Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR Demokrat Eliot Engel dan anggota DPR Republik Michael McCaul untuk wawancara tujuh jam yang berpusat pada pengalamannya di Kabinet Trump, ungkap seorang pembantu kongres dengan pengetahuan langsung dari diskusi tersebut.

Topik diskusi berpusat pada hubungan Gedung Putih dengan Rusia dan ketidakpastian seputar peran Kushner, menantu Trump dan penasihat senior Gedung Putih, dalam mendikte kebijakan luar negeri.

Baca juga: Trump Diduga Menyatakan Perang terhadap Iran Tanpa Izin Kongres

Tetapi dorongan untuk merilis transkrip pertemuan untuk mengungkap lebih banyak detail kunci pertemuan semakin sengit.

Seorang pembantu Komite Urusan Luar Negeri dari Partai Republik meminta Demokrat untuk merilis transkrip untuk mengklarifikasi fakta pertemuan tersebut setelah beberapa laporan media,

"Bertolak belakang dengan laporan media, Menlu Tillerson memperjelas bahwa campur tangan pemilu Rusia 2016 meningkat secara jelas pada tingkat tertinggi dengan Vladimir Putin dan pemerintah Rusia," kata pembantu Partai Republik itu.

"Mengenai Kushner, setiap pemerintahan berhak untuk memilih dan mencari penasihat dari penasihat mereka sendiri," lanjutnya.

Tetapi ajudan Demokrat itu mengatakan bahwa Tillerson akan dapat meninjau transkrip sebelum dipublikasikan, sesuai kesepakatan dengan Tillerson.

Kombinasi foto Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson (kiri) dan Direktur Central Intelligence Agency (CIA) Mike Pompeo. REUTERS/Jonathan Ernst (L) Aaron P. Bernstein (R)

Dalam pernyataan pembukaan yang disiapkan yang disampaikan kepada para pemimpin komite, Rex Tillerson menjelaskan mengapa dia kembali ke Washington untuk berbicara dengan anggota parlemen.

Baca juga: Capres AS Sebut Kebijakan Trump ke Iran Bisa Memicu Perang

"Seperti yang Anda tahu, saya di sini hari ini secara sukarela sebagai tanggapan atas permintaan Anda untuk kesaksian saya. Saya memilih untuk kembali ke Washington untuk berbicara dengan Anda hari ini secara bipartisan karena saya memahami dan menghargai peran penting yang diawasi Kongres atas pengawasan Cabang Eksekutif bermain dalam sistem konstitusional kami," tulisnya, menurut salinan pernyataan yang dirilis Rabu.

Donald Trump memecat Rex Tillerson Maret lalu, dan Tillerson digantikan oleh Menteri Luar Negeri AS saat ini Mike Pompeo.

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

2 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

4 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

5 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

8 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

11 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

14 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

16 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Putin Buka Suara Soal Serangan Israel, Iran Sebut Terpaksa

17 hari lalu

Putin Buka Suara Soal Serangan Israel, Iran Sebut Terpaksa

Putin menelepon Ebrahim Raisi untuk membahas serangan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

20 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

25 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya