Trump Ragukan Rencana Tambah Pasukan AS untuk Lawan Iran

Jumat, 24 Mei 2019 08:30 WIB

Patrick Shanahan dan Donald Trump mengadakan rapat kabinet di Gedung Putih di Washington, AS 9 Mei 2018. REUTERS / Jonathan Ernst

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump meragukan rencana Pentagon menambah pasukan AS di Timur Tengah untuk melawan Iran.

Menurut Donald Trump, dia tidak pernah berpikir perlu untuk menambah pasukan di Timur Tengah.

"Saya tidak berpikir kita akan membutuhkannya. Saya benar-benar tidak berpikir begitu," kata Trump, dikutip dari Reuters, 24 Mei 2019.

Baca juga: Pentagon Diminta Tambah 5000 Tentara di Timur Tengah Hadapi Iran

"Aku pasti akan mengirim pasukan jika kita membutuhkannya. Jika perlu, kita akan berada di sana dalam jumlah berapa pun yang kita butuhkan," tambahnya.

Advertising
Advertising

Trump, yang telah berencana untuk mengurangi jumlah pasukan AS yang dikerahkan di seluruh dunia, berbicara sesaat sebelum ia akan di-briefing di Gedung Putih mengenai rencana pasukan tambahan oleh penjabat sementara Menteri Pertahanan Patrick Shanahan.

Shanahan mengkonfirmasi laporan bahwa Pentagon mempertimbangkan untuk mengirim pasukan tambahan AS ke Timur Tengah, sebagai salah satu cara untuk meningkatkan perlindungan bagi pasukan Amerika di sana di tengah ketegangan dengan Iran.

Baca juga: Presiden Hassan Rouhani: Iran Tak Akan Menyerah pada Tekanan AS

"Apa yang kita fokuskan adalah: Apakah ada hal-hal yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan perlindungan pasukan di Timur Tengah?" Kata Shanahan.

"Ini mungkin melibatkan pengiriman pasukan tambahan," katanya.

Penjabat Menteri Pertahanan AS Patrick Shanahan berbicara kepada media di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 19 April 2019.[REUTERS / Joshua Roberts]

Sebelumnya media melaporkan Pentagon ingin menambah sekitar 5.000 atau 10.000 pasukan AS di Timur Tengah.

Namun Shanahan membantah laporan media tentang jumlah pasukan yang ditambahkan.

"Bukan 10.000 dan bukan 5.000, angka laporan itu tidak akurat," kata Shanahan dikutip dari CNN, namun tidak mengatakan jumlah rincinya.

Baca juga: Turki Bakal Berhenti Beli Minyak Iran, Kenapa?

Menurut pejabat pertahanan senior AS, proposal pasukan tambahan diusulkan oleh Komando Pusat AS (US Central Command). Central Command mengawasi operasi militer di Timur Tengah.

Sebelumnya pada hari Selasa, Shanahan mengatakan AS tidak ingin menambah tegang situasi dan tidak ingin mencari perang dengan Iran, setelah anggota parlemen AS mengecam langkah Gedung Putih mengirim kapal perang ke Timur Tengah.

Berita terkait

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

12 jam lalu

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

Jika Trump jadi dipenjara, Amerika bisa jadi akan menghadapi momen yang belum pernah terjadi: Seorang mantan presiden AS berada di balik jeruji besi.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

13 jam lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

16 jam lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

4 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

4 hari lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

5 hari lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

5 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

6 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

7 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

8 hari lalu

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

Iran akan mendorong pertukaran ekspor impor pada subsektor hortikultura khususnya yang berkaitan dengan buah-buahan

Baca Selengkapnya