Amerika Serikat Longgarkan Larangan Pembelian Huawei

Rabu, 22 Mei 2019 09:00 WIB

Huawei.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Donald Trump melonggarkan sementara larangan pembelian peralatan Huawei kepada perusahaan AS, untuk beradaptasi terhadap aturan baru ini.

Pada hari Senin, Departemen Perdagangan AS mengumumkan pelonggaran beberapa pembatasan yang diterapkan Amerika Serikat pada perusahaan Cina minggu lalu. Pembatasan menyulitkan perusahaan Amerika untuk melakukan bisnis dengan Huawei.

Pelonggaran pembatasan juga harus memastikan bahwa pemilik smartphone Huawei akan terus memiliki akses ke pembaruan perangkat lunak Android yang kritis.

Baca juga: Huawei Dilarang, Silicon Valley Bisa Rugi Rp 159 Triliun?

Dalam sebuah pernyataan Selasa, Google mengonfirmasi bahwa langkah itu akan memungkinkan perusahaan untuk memberikan pembaruan perangkat lunak dan patch keamanan untuk ponsel Huawei yang ada selama 90 hari ke depan.

Advertising
Advertising

Ponsel Huawei menggunakan sistem operasi Android Google dan di luar Cina memiliki akses ke aplikasi populer seperti Gmail, Youtube dan Google Maps. Penjualan ponsel Huawei baru bisa sangat terpuruk jika Huawei tidak dapat mengakses perangkat lunak dan layanan Google di masa depan.

Meskipun Huawei tidak melakukan banyak bisnis di Amerika Serikat, perusahaan ini adalah satu-satunya penyedia peralatan jaringan untuk banyak penyedia internet pedesaan Amerika. Perusahaan-perusahaan itu mengatakan akan membutuhkan waktu, bahkan sama sekali tidak bisa beradaptasi, untuk mengganti teknologi Huawei.

Pendiri Huawei Technologies, Ren Zhengfei (kanan) dan Presiden Cina, Xi Jinping, (kiri). Reuters

Departemen mengeluarkan lisensi umum sementara yang memungkinkan Huawei membeli barang AS untuk mempertahankan jaringan yang ada dan terus menyediakan layanan nirkabel. Perusahaan itu masih dilarang membeli peralatan AS untuk membuat produk baru.

"Lisensi Umum Sementara memberi operator waktu untuk membuat pengaturan lain dan ruang Departemen untuk menentukan langkah-langkah jangka panjang yang tepat untuk Amerika dan penyedia telekomunikasi asing yang saat ini bergantung pada peralatan Huawei untuk layanan kritis," kata Menteri Perdagangan Wilbur Ross, dikutip dari CNN, 22 Mei 2019.

Baca juga: Pendiri Huawei Tanggapi Larangan Amerika

"Singkatnya, lisensi ini akan memungkinkan operasi untuk terus berlanjut untuk pengguna telepon seluler Huawei yang ada dan jaringan broadband pedesaan," tambah Ross.

Pada Selasa, Pendiri Huawei Ren Zhengfei mengatakan bahwa lisensi sementara AS tidak masuk akal dan menegaskan bahwa perusahaan siap untuk gangguan pada rantai pasokannya.

"Kami tidak akan berpikiran sempit mengecualikan chip AS. Kami akan tumbuh bersama. Tetapi ketika ada kekurangan pasokan, kami memiliki cadangan," katanya kepada kantor berita Cina, CCTV.

Lisensi Sementara Amerika Serikat atas pembatasan Huawei mulai berlaku pada hari Senin dan berlangsung selama 90 hari.

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Ponsel Lipat Huawei Mate X2 Segera Dirilis, Punya Desain Baru

4 Februari 2021

Ponsel Lipat Huawei Mate X2 Segera Dirilis, Punya Desain Baru

Huawei Mate X2 dilaporkan akan datang segera dengan desain yang lebih baik.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Kemendikbud Gandeng Huawei Sediakan Cloud E-Learning Bagi Perguruan Tinggi

30 Januari 2021

Kemendikbud Gandeng Huawei Sediakan Cloud E-Learning Bagi Perguruan Tinggi

Huawei akan menyediakan 1.000 akun Huawei Cloud Service bagi 500 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya