TEMPO.CO, Beijing – Pendiri dan Chief Executive Officer Huawei Technologies, Ren Zhengfei, mengatakan pertumbuhan perusahaan manufaktur telekomunikasi itu bakal melambat pasca keputusan pembatasan yang dikeluarkan pemerintah Amerika Serikat.
Baca juga: Ditahan Amerika Serikat, Ini Sosok Bos Huawei Meng Wanzhou
Dalam pernyataan ke media Jepang seperti dilansir Nikkei Asian Review, Ren mengulangi pernyataan bahwa perusahaan pembuat ponsel cerdas itu tidak melanggar hukum.
“Ada perkiraan pertumbuhan Huawei bakal melambat tapi hanya sedikit,” kata Ren dalam pernyataan pertamanya sejak keluarnya pembatasan ekspor komponen perusahaan AS ke Huawei pada pekan ini seperti dilansir Channel News Asia pada Ahad, 19 Mei 2019.
Baca juga: Direktur Keuangan Huawei Ditangkap, Amerika dan Cina Memanas
Ren memperkirakan pertumbuhan pendapatan perusahaan akan turun sekitar 20 persen.
Washington memasukkan Huawei ke dalam daftar entitas yang dilarang berbisnis dengan perusahaan AS. Perusahaan AS, yang membuat berbagai komponen telekomunikasi, dilarang menjual komponen teknologi canggih tanpa izin.
Pemerintah Cina memprotes pelarangan ini dan menyatakan akan membela perusahaan negara itu yang terkena dampak pelarangan.
Baca juga: Diduga Melanggar Sanksi Amerika Serikat, Bos Huawei Ditahan
AS pernah mengeluarkan larangan kepada perusahaan manufaktur teknologi Cina yaitu ZTE, yang berukuran lebih kecil. Kebijakan ini nyaris membuat perusahaan itu bangkrut sebelum akhirnya larangan dicabut.
Namun pada Jumat kemarin, kementerian Perdagangan AS mengatakan bakal segera mengurangi batasan kepada Huawei.
Presiden Donald Trump bersama dengan Presiden Cina Xi Jinping, saat upacara penyambutan di Beijing, Cina, 9 November 2017. REUTERS/Thomas Peter
Menurut Ren, Huawei telah bersiap menghadapi langkah itu. Ini artinya kondisi perusahaan akan baik-baik saja jika manufaktur chip ponsel cerdas asal AS seperti Qualcomm Inc dan perusahaan penyuplai komponen lainnya tidak akan menjual chip atau komponen teknologi kepada Huawei.
Baca juga: Kasus Huawei, Menlu Amerika Bakal Bebaskan 2 Warga Kanada di Cina
Anak perusahaan Huawei yaitu HiSilicon mengatakan telah bersiap menghadapi skenario pelarangan pembelian komponen chip dan teknologi lainnya dari AS. Manajemen mengklaim mampu menyuplai komponen yang dibutuhkan Huawei.
Meng Wanzhou, putri pendiri perusahaan telekom Cina, Huawei yang juga kepala keuangan global perusahaan itu. [Channel News Asia]
Ren juga mengatakan manajemen tidak akan mengikuti instruksi dari pemerintah AS. “Kami tidak akan mengubah manajemen kami atas permintaah AS atau menerima monitoring seperti yang dilakukan ZTE,” kata Ren.
Baca juga: Startup Amerika Gugat Huawei Soal Informasi Teknis Telekomunikasi
Saat ini, putri dari Ren yaitu Meng Wanzhou, telah ditahan di Vancouver, Kanada, atas permintaan otoritas AS seperti dilansir Reuters. Meng dituding membantu proyek pengerjaan jaringan telekomunikasi Huawei di Iran saat AS mengenakan sanksi kepada negara Teluk itu. Ren pernah menyebut penahanan itu bersifat politis.