Pesan Cinta Imam Fouda dari Masjid Al Noor Selandia Baru

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 14 Mei 2019 01:01 WIB

Imam Gamal Fouda dari Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru. Reuters

TEMPO.CO, Christchurch – Imam Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru, mengatakan bulan Ramadan sebagai saat yang tepat untuk berkirim pesan cinta kepada sesama termasuk keluarga dari pelaku penembakan massal.

Baca:

Imam Masjid Al Noor Selandia Baru Cerita Peristiwa sebelum Teror

Advertising
Advertising

Pelaku penembakan massal jamaah Masjid Al Noor dan Linwood Islamic Center di Christchurch, Selandia Baru, adalah Brenton Tarrant, yang merupakan warga Australia.

Tiga pekan sebelum serangan teror itu terjadi, imam Gamal Fouda mengatakan ada seorang pengunjung masjid berkulit putih yang berperilaku aneh. Lelaki itu enggan menyebutkan namanya.

“Kami mengirim pesan cinta dan kasih sayang kepada semua orang termasuk kepada keluarga dari orang yang tidak menyebut namanya itu,” kata Fouda kepada Newshub pada Senin, 13 Mei 2019.

Baca:

Imam Fouda mengatakan masih ada kekhawatiran akan munculnya kejahatan yang dipicu sentimen kebencian saat ini.

“Kemunculan supremasih kulit putih dan ekstrimisme saya kanan saat ini merupakan ancaman besar global bagi umat manusia dan ini harus berakhir sekarang,” kata dia.

Serangan teror di Selandia Baru menewaskan 51 orang dengan 43 orang tewas di Masjid Al Noor.

Baca:

Pernyataan Fouda ini muncul seiring proses pengumpulan informasi oleh Komisi Kerajaan Selandia Baru atau New Zealand’s Royal Commission terkait serangan teror di Christchurch telah dimulai.

Komisi ini juga menyelidiki berbagai aktivitas Tarrant di sosial media dan koneksi internasional yang dimilikinya.

Komisi juga menyelidiki soal apakah sumber daya pasukan kontra-terorisme telah dialokasi sesuai prioritas.

“Temuan Komisi ini akan membantu memastikan serangan serupa tidak terjadi lagi,” kata Jacinda Ardern, Perdana Menteri Selandia Baru, pada Senin, 13 Mei 2019.

Baca:

Komisi ini akan melaporkan temuannya kepada pemerintah pada 10 Desember 2019. Ardern bakal berada di Paris, Prancis, pada pekan ini untuk ikut memimpin pertemuan dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

Macron sedang berupaya mengajak para pemimpin dunia dan pemimpin perusahaan teknologi global seperti Facebook untuk mengeliminasi konten kebencian yang dipromosikan teroris dan ekstrimis secara online di jejaring sosial.

Macron menyebut inisiatif ini sebagai “Christchurch Call”. “Ini bukan soal melemahkan atau membatasi kebebasan berpendapat. Ini soal perusahaan-perusahaan ini dan cara mereka beroperasi,” kata Ardern dalam kolum di New York Times pada Sabtu pekan lalu.

Baca:

Sejumlah eksekutif dari Facebook, Google dan Twitter serta perusahaan teknologi lainnya diharapkan hadir dalam pertemuan ini, yang juga dihadiri PM Selandia Baru. Bekas Deputi PM Inggris, Nick Clegg, dan Vice Presiden Facebook bakal hadir dalam pertemuan ini. “Pertemuan ini penting untuk menjaga masyarakat dari ancaman bahaya,” kata Clegg seperti dilansir News.

Berita terkait

5 Film Horor Indonesia yang Tayang Mei 2024

1 hari lalu

5 Film Horor Indonesia yang Tayang Mei 2024

Mei 2024 menjadi bulan film horor, sejumlah film Indonesia dengan genre itu akan tayang

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

2 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

4 hari lalu

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

Pernah terima ancaman atau teror? Tindakan ini yang harus dilakukan. Ketahui sanksi hukum bagi pelaku ancaman tersebut.

Baca Selengkapnya

Israel Dakwa Saudara Perempuan Ketua Hamas Ismail Haniyeh Melakukan Hasutan Teror

15 hari lalu

Israel Dakwa Saudara Perempuan Ketua Hamas Ismail Haniyeh Melakukan Hasutan Teror

Pengadilan Israel mendakwa saudara perempuan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh atas tuduhan menghasut untuk melakukan terorisme.

Baca Selengkapnya

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

17 hari lalu

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

Pasangan suami istri lanjut usia di Selandia Baru tewas setelah diseruduk domba jantan di sebuah peternakan. Oleh polisi, domba itu ditembak mati.

Baca Selengkapnya

Polisi Tetapkan Penusukan Uskup di Sydney sebagai Serangan Teror

20 hari lalu

Polisi Tetapkan Penusukan Uskup di Sydney sebagai Serangan Teror

Polisi Australia mengatakan penusukan terhadap seorang uskup gereja Asiria di Sydney adalah tindakan teror

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

20 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya

Selandia Baru Memperketat Penerbitan Visa, Angka Migrasi Capai Rekor

28 hari lalu

Selandia Baru Memperketat Penerbitan Visa, Angka Migrasi Capai Rekor

Selandia Baru akan memperketat penerbitan visa untuk membendung laju migrasi yang tinggi.

Baca Selengkapnya

Polisi Israel Tangkap Saudara Perempuan Petinggi Hamas Ismail Haniyeh, Ini Alasannya

35 hari lalu

Polisi Israel Tangkap Saudara Perempuan Petinggi Hamas Ismail Haniyeh, Ini Alasannya

Polisi Israel menangkap saudara perempuan Ismail Haniyeh di Israel bagian selatan atas dugaan keterlibatan dengan Hamas.

Baca Selengkapnya

TNI Sebut Selandia Baru Serahkan Pembebasan Pilot Susi Air ke Pemerintah

41 hari lalu

TNI Sebut Selandia Baru Serahkan Pembebasan Pilot Susi Air ke Pemerintah

Pemerintah Selandia Baru mengakui kedaulatan Indonesia di Papua. Mereka meminta KKB pimpinan Egianus Kogoya segera melepaskan Philip.

Baca Selengkapnya