Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Imam Masjid Al Noor Selandia Baru Cerita Peristiwa sebelum Teror

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Mucaad Ibrahim, 3 tahun (kanan), salah satu korban tewas penembakan dalam serangan teror di Selandia Baru pada Jumat, 15 Maret 2019. Warga yang berduka mengirim bunga dan pesan pada kiri atas, dan pelaku serangan teroris Brenton Harrison Tarrant, 28 tahun, di kiri bawah. Independent
Mucaad Ibrahim, 3 tahun (kanan), salah satu korban tewas penembakan dalam serangan teror di Selandia Baru pada Jumat, 15 Maret 2019. Warga yang berduka mengirim bunga dan pesan pada kiri atas, dan pelaku serangan teroris Brenton Harrison Tarrant, 28 tahun, di kiri bawah. Independent
Iklan

TEMPO.COChristchurch – Imam dari Masjid Al Noor, Gamal Fouda, mengatakan pelaku penembakan massal di Christchurch, Selandia Baru, diduga mendapat bantuan dari orang lain.

Baca:

 

Fouda mengatakan kepada Newshub dan dilansir News.com bahwa dia telah melaporkan soal adanya kunjungan lelaki Eropa ke masjid ini kepada polisi. Namun polisi lokal mengatakan itu bukan hal serius.

Saat ini, polisi Selandia Baru sedang menyelidiki kasus serangan teror, yang melibatkan pelaku bernama Brenton Tarrant dan diduga seorang simpatisan supremasi kulit putih.

“Kami kedatangan dua orang kulit putih ke sini dan mereka mengaku sebagai Muslim. Tapi mereka mengatakan orang-orang yang ada di dalam masjid sebagai bukan Muslim,” kata Fouda seperti dilansir Newshub dan News pada Senin, 13 Mei 2019.

Baca:

 

Fouda mengatakan dua lelaki Eropa itu, yang datang pada malam hari menjelang akhir 2017, juga bertanya dengan kalimat tidak simpatik kepada dua orang jamaah masjid asal Somalia dan Bangladesh.

“Dan kenapa Anda datang ke negara kami? Anda bisa kembali pulang,” kata Fouda menirukan ucapan kedua pengunjung. “Mereka juga memaki keduanya dengan kata ‘f’ dan kami melaporkan ini kepada polisi.”

Pada awalnya, imam Fouda mengaku dia menduga kedua pria Eropa itu telah mengalami radikalisasi oleh kelompok ISIS seperti pelaku jihad asal Kiwi yaitu Mark Taylor.

Baca:

 

Ini karena kelompok ISIS menuding semua Muslim yang lain sebagai bukan Muslim sehingga dianggap sebagai musuh.

Menurut Fouda, polisi tidak menanggapi laporannya secara serius. Sehingga, dia mengatakan mencoba meyakinkan polisi bahwa ini masalah serius.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Saya katakan kepada polisi,’Ini sangat berbahaya. Tidak hanya bagi Muslim tapi juga bagi warga Selandia Baru. Jadi berhati-hatilah dan periksa mereka,” kata Fouda. Namun polisi, menurut dia, mengatakan,”Tidak, tidak ini bukan hal serius. Kami ada kerjaan lain.”

Baca:

 

Belakangan, imam Fouda mengaku meyakini jika kedua orang pengunjung masjid berwajah Eropa itu adalah pendukung supremasi kulit putih.

“Ya, karena mereka mengatakan ‘Anda berkulit hitam. Apa yang Anda lakukan di negara kami. Kembali ke negara Anda,” kata Fouda menirukan ucapan kedua pengunjung itu.

Imam Fouda mengaku kecewa dengan polisi. “Mereka meyakinkan kami bahwa situasinya aman. Masjid aman. Tapi ternyata itu tidak benar,” kata dia seperti dilansir Newshub.

Seragam teror terhadap jamaah Masjid Al Noor dan Linwood Islamic Center menewaskan 51 orang pada 15 Maret 2019. Pelaku, Brenton Tarrant telah ditangkap dan mulai menjalani persidangan dengan ancaman hukuman seumur hidup.

Menanggapi ini, Komisioner Polisi Mike Bush menolak untuk diwawancarai Newshub. “Tim investigasi sedang mempertimbangkan banyak informasi dan tidak akan membicarakan hal yang spesifik,” kata dia.

Fouda melanjutkan seorang pengunjung kulit putih juga datang tiga pekan sebelum serangan teror di Masjid Al Noor.

Lelaki ini mengaku ingin belajar mengenai ajaran Islam tapi tidak terlihat serius. “Dia tidak fokus kepada saya. Dan saat saya tanya siapa namanya, dia menjawab,’Anda bisa menyebut saya nama apa saja yang Anda mau’.”

Fouda sempat memfoto lelaki ini dengan ponselnya dan menyerahkannya ke polisi Selandia Baru. “Saya tatap matanya dan saya katakan,’Ya saya dapat memanggil Anda dengan nama apa saja tapi saya ingin tahu nama Anda sebenarnya siapa’.” Dia mengaku khawatir jika lelaki ini juga memiliki niat buruk terhadap jamaah masjid di sana.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


TNI Sebut Selandia Baru Serahkan Pembebasan Pilot Susi Air ke Pemerintah

3 hari lalu

TPNPB OPM bersama Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang menjadi sandera setahun terakhir. Dokumentasi TPNPB OPM
TNI Sebut Selandia Baru Serahkan Pembebasan Pilot Susi Air ke Pemerintah

Pemerintah Selandia Baru mengakui kedaulatan Indonesia di Papua. Mereka meminta KKB pimpinan Egianus Kogoya segera melepaskan Philip.


Kilas Balik Teror Moskow Tewaskan 143 Orang, Rusia Tangkap 4 Tersangka

4 hari lalu

Orang-orang bersenjata melepaskan tembakan saat berlangsungnya konser musik di Balai Kota Crocus, di Krasnogorsk, wilayah Moskow, Rusia, 22 Maret 2024, Video obtained by Reuters/via REUTERS
Kilas Balik Teror Moskow Tewaskan 143 Orang, Rusia Tangkap 4 Tersangka

143 orang tewas dalam serangan teror di Balai Kota Crocus Moskow, Rusia. Berikut kronologi teror tersebut.


Penembakan Massal di Moskow, Prancis Berlakukan Waspada Teror Tingkat Tinggi

4 hari lalu

Pasukan Prancis berpatroli di sekitar menara Eifel pada tanggal 12 Januari 2015 di Paris. Menyusul serangan teror terhadap Prancis belakangan ini, Pemerintah mengaktifkan kembali sistem pertahanan Vigipirate. Jeff J Mitchell/Getty Images
Penembakan Massal di Moskow, Prancis Berlakukan Waspada Teror Tingkat Tinggi

Prancis menerapkan tingkat tertinggi kewaspadaan teror menyusul penembakan massal mematikan di Moskow, Rusia.


9 Negara Teraman untuk Solo Traveling Perempuan dari Srilanka hingga Selandia Baru

7 hari lalu

Sigiriya, Matale, Sri Lanka. Unsplash.com/Dating Scout
9 Negara Teraman untuk Solo Traveling Perempuan dari Srilanka hingga Selandia Baru

Beberapa negara dikenal relatif aman dan mudah dijelajahi bagi perempuan yang mencari petualangan dengan solo traveling


Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

9 hari lalu

Ilustrasi vape. sumber: AFP/english.alarabiya.net
Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

Selandia Baru akan akan melarang penjualan rokok elektrik sekali pakai untuk menurunkan angka perokok usia muda.


Guru Besar UGM Diteror Pesan Semula Gunakan Foto Profil Berlogo KPK, Prof Koentjoro: Lokasinya di Batam

9 hari lalu

Profesor Koentjoro Ketua Dewan Guru Besar UGM menunjukkan teror yang diterimanya usai lakukan aksi Petisi Bulaksumur dan Kampus Menggugat di Balairung UGM. Foto: Michelle Gabriela/TEMPO
Guru Besar UGM Diteror Pesan Semula Gunakan Foto Profil Berlogo KPK, Prof Koentjoro: Lokasinya di Batam

Guru Besar UGM Prof Koentjoro dapat teror usai turut aksi Kampus Menggugat. Pesan dari seseorang semula gunakan logo KPK, terlacak lokasinya di Batam.


Guru Besar UGM Diteror, Prof Koentjoro: Bedakan Jokowi sebagai Presiden atau Ayah Gibran

10 hari lalu

Profesor Koentjoro Ketua Dewan Guru Besar UGM menunjukkan teror yang diterimanya usai lakukan aksi Petisi Bulaksumur dan Kampus Menggugat di Balairung UGM. Foto: Michelle Gabriela/TEMPO
Guru Besar UGM Diteror, Prof Koentjoro: Bedakan Jokowi sebagai Presiden atau Ayah Gibran

Guru Besar UGM Prof Koentjoro menyebut keinginan berkuasa Jokowi masih tinggi. "Bedakan sebagai presiden dan bapaknya Gibran," katanya.


Guru Besar UGM Diteror Berulang Kali Usai Petisi Bulaksumur dan Kampus Menggugat, Prof Koentjoro: Saya Tidak Pernah Takut

10 hari lalu

Profesor Koentjoro Ketua Dewan Guru Besar UGM menunjukkan teror yang diterimanya usai lakukan aksi Petisi Bulaksumur dan Kampus Menggugat di Balairung UGM. Foto: Michelle Gabriela/TEMPO
Guru Besar UGM Diteror Berulang Kali Usai Petisi Bulaksumur dan Kampus Menggugat, Prof Koentjoro: Saya Tidak Pernah Takut

Prof Koentjoro Guru Besar UGM dapat teror berulang kali usai aksi Petisi Bulaksumur dan Kampus Menggugat. "Saya tidak pernah takut," katanya.


Negara dengan Durasi Puasa Paling Pendek Hingga Terpanjang di Dunia

11 hari lalu

Ilustrasi Buka Puasa. shutterstock.com
Negara dengan Durasi Puasa Paling Pendek Hingga Terpanjang di Dunia

Perbedaan letak geografis masing-masing negara mempengaruhi durasi puasa.


Menteri Luar Negeri Selandia Baru Ucapkan Selamat ke Prabowo Subianto atas Hasil Pemilu

14 hari lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, kanan, rapat dengan Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters, kiri, di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat pada Kamis, 14 Maret 2024. Sumber: dokumen Kementerian Luar Negeri RI
Menteri Luar Negeri Selandia Baru Ucapkan Selamat ke Prabowo Subianto atas Hasil Pemilu

Menteri Luar Negeri Selandia Baru mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto atas hasil pemilu.