Perang Dagang AS-Cina, Harga Iphone hingga Nike Terancam Naik

Jumat, 10 Mei 2019 15:30 WIB

Seorang pengunjung mencoba iPhone 6s dan 6s Plus saat berada di Apple store, Beijing, Cina, 24 September 2015. Untuk harga iPhone 6s dibandrol dengan harga sekitar 12 juta - 15 juta rupiah, sedangkan 6s Plus 13 juta - 17 juta rupiah. REUTERS/Damir Sagolj

TEMPO.CO, Jakarta - iPhone, mainan, hingga sepatu Nike, adalah beberapa barang yang harganya akan naik jika Presiden Donald Trump menindaklanjuti ancaman tarif impor dari Cina dalam drama perang dagang terbaru.

Trump berencana untuk menambah tarif impor sebesar US$ 325 miliar atau sekitar Rp 4.661 triliun.

Pemerintahan Trump berencana menaikkan tarif mulai Jumat pada komponen industri dan barang-barang lainnya, dari 10 persen menjadi 25 persen, sebuah peringatan untuk Beijing di tengah negosiasi yang sedang berlangsung.

Sebagian besar barang elektronik, mainan, dan sepatu sejauh ini telah dilindungi, suatu langkah strategis yang membuat perang dagang hampir tidak terlihat oleh pembeli Amerika.

Baca: Perang Dagang, Cina Siap Balas Kenaikan Tarif 25 Persen Trump

Tetapi Trump kehabisan barang untuk dikenakan pajak, dan kenaikan tarif yang dia lontarkan selama akhir pekan dapat menghasilkan pajak 25 persen untuk hampir semua barang yang diimpor AS dari Cina, menurut laporan CNN, dikutip 10 Mei 2019.

Advertising
Advertising

Ini akan berdampak 100 persen pada mainan dan peralatan olahraga yang diimpor dari Cina ke Amerika Serikat, serta 93 persen alas kaki dan 91 persen tekstil dan pakaian, menurut analisis oleh Institut Peterson untuk Ekonomi Internasional.

"Barang-barang ini sengaja disisihkan sebelumnya karena akan menyakitkan bagi kami," kata Phil Levy, seorang peneliti senior di Dewan Chicago Urusan Global yang menjabat sebagai ekonom senior untuk perdagangan di bawah Presiden George W. Bush.

Presiden Cina Xi Jinping saat acara makan siang bersama dengan Presiden Donald Trump setelah pertemuan KTT G20 di Buenos Aires, Argentina, 1 Desember 2018. REUTERS/Kevin Lamarque

Ancaman baru telah membuat perusahaan mainan besar dan kecil khawatir bahwa mereka harus menaikkan harga, dan menyeret penjualan musim liburan ini.

Sekitar tiga perempat mainan yang dijual di Amerika Serikat dibuat di Cina, termasuk boneka L.O.L yang laris, kata Presiden Asosiasi Mainan Stephen Pasierb.

"Kami berada dalam margin rendah, bisnis yang sensitif terhadap harga. Jika harganya naik 25 persen pada mainan seharga US$ 10 (Rp 143 ribu), orang-orang tidak akan membelinya," katanya.

Daftar panjang barang elektronik konsumen juga bisa kena imbas tarif baru, termasuk smarthphone, komputer, televisi, pelacak kebugaran, headset nirkabel Bluetooth dan bahkan drone, menurut Sage Chandler, wakil presiden perdagangan internasional di Consumer Technology Association.

Baca: Trump Sebut Bakal Naikkan Tarif Impor dari Cina Jadi 25 Persen

Apple, yang merakit iPhone-nya di Cina, menolak berkomentar untuk laporan ini ini. Tetapi perusahaan dilanda aksi jual pasar awal tahun ini ketika memperingatkan investor bahwa perang dagang telah mengurangi permintaan iPhone di Cina.

Donald Trump berulang kali mengklaim bahwa Cina membayar tarif. Sementara beberapa perusahaan Cina mungkin memilih untuk menerima sebagian biaya agar tetap kompetitif di pasar AS, lalu beberapa makalah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa konsumen dan produsen Amerika menanggung sebagian besar beban akibat perang dagang Cina-AS.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

7 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

8 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

9 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

13 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

16 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya