TEMPO.CO, Washington --- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan akan meningkatkan tarif bea impor terhadap impor barang dari Cina pada pekan ini.
Baca:
Pernyataan Trump ini menunjukkan adanya eskalasi ketegangan antara AS dan mitra dagang terbesarnya yaitu Cina. Pelaku pasar merasa khawatir perang dagang bakal terjadi lagi.
Pernyataan Trump ini membuat pasar saham turun dan harga minyak jatuh serta menimbulkan keraguan mengenai proses negosiasi dagang kedua negara.
“Negosiasi perjanjian dagang dengan Cina terus berlangsung tapi berjalan terlalu lambat. Mereka mencoba menegosiasi ulang sejumlah hal. Tidak!” kata Trump dalam cuitan di akun @realdonaldtrump seperti dilansir Reuters pada Senin, 6 Mei 2019.
Baca:
Terkait ancaman ini, Reuters melansir Wall Street Journal bahwa delegasi negosiasi dagang Cina mempertimbangkan untuk mengurungkan niat untuk datang ke Washington pada pekan ini untuk melanjutkan pembicaraan.
“Atmosfer negosiasi telah berubah,” kata seorang pejabat Cina, yang mengetahui proses negosiasi ini.
Trump mengatakan bakal menaikkan tarif bea masuk untuk impor barang senilai US$200 miliar atau sekitar Rp2.900 triliun. Tarif ini bakal naik dari 10 persen menjadi 25 persen pada Jumat ini.
Dia juga berjanji bakal segera menaikkan tarif bea masuk senilai US$325 atau sekitar Rp4.600 triliun menjadi sebesar 25 persen. Ini bakal membuat semua tarif impor barang dari Cina naik ke 25 persen.
Menyadari ini bisa berdampak kepada kenaikan harga menjelang pemilihan Presiden 2020, Trump mengatakan kebijakannya ini tidak bakal membebani konsumen di AS. “Tarif yang dibayarkan ke AS memiliki dampak yang kecil terhadap biaya produk, yang mayoritas ditanggung Cina,” kata dia.
Baca:
Menurut Reuters, tarif atas impor barang dari Cina sebenarnya dibayar oleh perusahaan yang berbasis di AS kepada pemerintah AS. Pengusaha AS, yang mendukung Trump melawan praktek bisnis Cina, justru ingin tarif ini segera dihilangkan dan bukan ditambah.
“Menaikkan tarif berarti menaikkan pajak terhadap jutaan keluarga AS dan mengundang retaliasi lebih lanjut terhadap petani AS,” kata Christin Fernandez, juru bicara dari Asosiasi Pemimpin Industri Ritel.
Baca:
Seorang analis Shen Liugang, direktur program riset pengembangan dan perdagangan di Chinese University di Hong Kong, mengatakan tindakan Trump mirip karakter Thanos di film Avengers. “Dia menjentikkan jarinya dan pasar bergoyang,” kata dia seperti dilansir South China Morning Post.