9 Reaksi Tokoh Dunia Atas Pembebasan 2 Wartawan Reuters

Rabu, 8 Mei 2019 15:03 WIB

Ekspresi jurnalis Reuters, Wa Lone dan Kyaw Soe Oo saat keluar dari gerbang penjara setelah dibebaskan, di Yangon, Myanmar, Selasa, 7 Mei 2019. Keduanya melenggang keluar dari penjara setelah Presiden Myanmar, Win Myint memberikan maaf pada ribuan tahanan dalam program amnesti massal. REUTERS/Ann Wang

TEMPO.CO, Jakarta - Pembebasan dua wartawan Myanmar yang bekerja untuk Reuters, Wa Lone dan Kyaw Soe Oo, disambut positif para pemimpin dan tokoh dunia. Kedua wartawan itu keluar dari penjara pada Selasa, 7 Mei 2019, setelah mendapat pengampunan dari Presiden Myanmar, Win Myint melalui program amnesti massal.

Wa Lone dan Kyaw Soe Oo, mendekam di balik jeruji besi lebih dari 500 hari atas tuduhan melanggar undang-undang rahasia negara setelah melakukan peliputan investigasi terhadap pembunuhan 10 laki-laki etnis Rohingya di negara bagian Rakhine, Mynmar.

Baca: Myanmar Bebaskan 2 Wartawan Reuters

Berikut sepuluh reaksi tokoh dunia terhadap pembebasan dua wartawan Myanmar yang dirangkum dari Reuters:

1. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres

Advertising
Advertising

Melalui juru bicaranya Stephane Dujarric, Guterres mengaku lega saat mengatahui pembebasan dua wartawan Myanmar itu.

2. Menteri Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt

Hunt mengungkapkan secara pribadi membahas kasus ini bersama Aung San Suu Kyi pada September 2018. Dia pun berterima kasih karena Suu Kyi telah mendengarkannya dan pandangan banyak orang tentang ketidak adilan ini.

"Di dunia di mana kebebasan media diserang, ini adalah secercah harapan," kata Hunt.

3. Human Right Watch Asia, Phil Robertson

Robertson mengatakan sejak awal pembebasan kedua wartawan Myanmar sudah lama ditunggu-tunggu. Sebab seharusnya mereka tidak pernah ditangkap ataupun dipenjara.

4. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeu

Justin Trudeu mengatakan sangat senang melihat dua wartawan Myanmar yang dipenjara secara tidak adil telah dibebaskan. Kanada telah lama mendorong agar mereka dibebaskan.

"Kami akan selalu membela kebebasan pers," tambahnya.

Baca: Pengadilan Myanmar Tolak Banding Wartawan Reuters

5. Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay

Dirjen UNESCO mengungkapkan pentingnya demokrasi berjalan dengan baik agar mereka menjalankan misi ini tanpa takut terintimidasi. Pembebasan keduanya juga merupakan langkah positif untuk kebebasan pers.

"Melalui dedikasi dan keberanian yang mereka tunjukkan, Kyaw Soe Oo dan Wa Lone adalah inspirasi bagi semua orang yang berjuang untuk mempertahankan kebebasan pers," ungkapnya Azoulay.

6. Komisioner Hak Asasi Manusia Jerman, Baerbel Kofler

"Saya senang bahwa dua wartawan Reuters dibebaskan setelah amnesti presiden hari ini. Ini adalah gerakan kemanusiaan yang penting yang sangat saya sambut. Kebebasan pers adalah kunci menuju demokratisasi lebih lanjut di #Myanmar,” kata Kofler.

7. Duta Belanda untuk Myanmar, Wouter Jurgens.

“Kami memuji Presiden dan pemerintah Myanmar karena telah mengambil langkah positif ini. Itu hal yang benar untuk dilakukan,” kata Wouter Jurgens.

8. Direktur Regional Asia Tenggara Amnesty International, Nicholas Bequelin

Bequelin mengatakan penangkapan Wa Lone dan Kyaw Soe Oo adalah parodi keadilan dari awal sampai akhir. Seharusnya mereka tidak pernah masuk penjara walau satu hari.

Baquelin mengecam pemerintah Myanmar yang mempertahankan sejumlah undang-undang represif untuk menahan wartawan dan aktivis yang mengkritik pemerintah. "Sampai undang-undang ini dicabut, wartawan dan aktivis tetap berada di bawah ancaman penahanan dan penangkapan," tutup Bequelin.

9. Ketua Burmese Rohingya UK, Tun Khin

Tun Khin mengatakan satu-satunya orang yang harus dipenjara dalam genosida Rohingya di Myanmar adalah mereka yang melakukan, bukan mereka yang membantu mengeksposnya.

REUTERS | EKO WAHYUDI

Berita terkait

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

1 hari lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

5 hari lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

5 hari lalu

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

Insan media yang terlibat dalam kontestasi atau menjadi tim sukses pada Pilkada 2024 diminta mengundurkan diri sebagai wartawan

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

6 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

6 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

6 hari lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

7 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

7 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

10 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

12 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya