Teroris Sri Lanka Diduga Rakit Bom di Pabrik Tembaga Miliknya
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Rabu, 24 April 2019 14:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pabrik tembaga di luar kota Kolombo diduga digunakan oleh pelaku teror bom di Sri Lanka untuk merakit bahan peledak.
Pabrik tembaga di Wellampitiya, sebelah timur laut Kolombo, diketahui milik Inshaf Ahamad, salah satu pembom bunuh diri yang menyerang salah satu hotel, menurut laporan Daily Mail, 24 April 2019.
Adik ipar Inshaf mengatakan pengusaha itu mengendarai Land Cruiser putih baru dan berasal dari latar belakang kelas menengah.
Baca: Sri Lanka Diduga Diberitahu Intelijen India Sehari Sebelum Teror
Adik ipar Inshaf, Ashkan Alamdeen, 29 tahun, mengatakan Inshaf telah membuat malu keluarganya.
"Mereka menghancurkan keluarga kami dan merenggut ratusan nyawa dari seluruh dunia," kata Ashkan."Kami tidak tahu apa yang mereka rencanakan. Jika kami tahu, kami pasti memberitahu polisi."
Inshaf dilaporkan menyerang Hotel Cinnamon Grand, sementara saudara lelakinya menyerang Hotel Shangri-La.
Ayah mereka, seorang pedagang rempah-rempah yang sukses, ditangkap di rumah keluarga setelah bom meledak di rumahnya dan menewaskan tiga petugas polisi.
"Kami tidak merasakan emosi selain dari kemarahan. Sangat marah," kata Ashkhan.
Baca: ISIS Klaim Serangan Teror Bom di Sri Lanka
Dia mengatakan saudara perempuannya, istri Ishfan, hidup di dunia mimpi setelah pembantaian itu.
"Dia tidak percaya itu benar-benar terjadi. Dia sangat menderita secara psikologis," kata Ashkan.
Setelah mendapatkan bahan untuk bom, Inshaf, ayah empat anak berusia tiga puluhan, mengatakan kepada istrinya yang ia nikahi 10 tahun lalu, bahwa ia akan pergi ke Zambia dalam perjalanan bisnis, kata Ashkan.
Dia menurunkannya di bandara pada hari Jumat untuk penerbangan pukul 18.50 waktu setempat.
"Itu bukan perpisahan yang normal," kenang Ashkan."Adikku bilang dia tampak jengkel. Dia memepak lehernya dan bertingkah aneh. Lalu tiba-tiba dia menyuruh istrinya agar kuat."
Baca: Buru Pelaku Teror Sri Lanka: Anak Pengusaha Hingga Sel Keluarga
Teroris, yang memiliki delapan saudara kandung, menelepon istrinya untuk terakhir kalinya pada pukul 7.30 pagi pada hari Minggu, satu jam sebelum serangan, untuk mengucapkan selamat tinggal terakhir.
"Dia mengatakan kepadanya bahwa dia berada di Zambia dan semuanya baik-baik saja. Lalu sejam kemudian dia mati," kata Ashkan.
Pabrik tembaga Inshaf diserbu oleh polisi Sri Lanka Senin malam, yang menahan sembilan tersangka termasuk manajer, supervisor dan teknisi.
Penyelidikan sedang berlangsung, tetapi para detektif Sri Lanka percaya bahwa pabrik tembaga digunakan untuk membuat rompi bom bunuh diri dengan menggunakan bahan peledak triacetone triperoxide, bahan yang sama yang digunakan dalam pengeboman Bataclan Paris dan Manchester Arena.