Bunuh Diri, Begini Perjalanan Hidup Mantan Presiden Peru

Kamis, 18 April 2019 13:30 WIB

Kandidat Presiden Peru, Alan Garcia saat konferensi persi di Lima, Peru, 7 April 2001. Alan Garcia, bunuh diri dengan cara menembak dirinya sendiri. REUTERS/Pilar Olivares/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Kabar tewasnya mantan Presiden Peru, Alan Garcia pada Rabu, 17 April 2019, mengejutkan publik dunia. Garcia tewas dengan cara sangat tragis, yakni bunuh diri dengan cara menembak dirinya sendiri saat aparat kepolisian menyambangi rumahnya di ibu kota Lima sambil membawa surat penahanan.

Tak lama setelah meninggalkan jabatan sebagai orang nomor satu di Peru, Garcia diserang tuduhan telah melakukan tindak korupsi dalam skandal dugaan suap di Odebrecht dan Petrobras, dua perusahaan asal Brazil senilai US$ 30 juta atau sekitar Rp 182 miliar.

Muncul pula dugaan sejumlah kontrak-kontrak kerja telah menguntungkan segelintir pihak, diantaranya menyuap politisi. Sejumlah mantan pejabat eksekutif Odebrecht saat ini bekerja sama dengan jaksa penuntut sebagai informan.

Baca: Tak Mau Ditahan, Mantan Presiden Peru Bunuh Diri

Advertising
Advertising

Garcia, 70 tahun, yang memiliki nama lengkap Alan García Pérez menjabat sebagai Presiden Peru selama dua periode, yakni pada 1985 - 1990 dan 2006 - 2011. García menuntaskan kuliahnya di Universitas Katolik Pontifical di Lima, Peru, dan Universitas Nasional di kota yang sama. Namun dia mengambil studi tambahan beberapa tahun di ibu kota Paris dan Madrid.

Dia kembali ke Peru pada 1976 untuk bergabung dengan Aliansi Revolusionari Amerika Populer atau APRA yang beraliran tengah-kiri. Di organisasi itu, karir politik García melesat didukung oleh gayanya yang kharismatik dan kepandaiannya berbicara di muka publik.

Dia lalu terpilih menjadi anggota kongres Peru pada 1980 dan menjadi ketua partai pada 1985, dimana pada tahun yang sama dia terpilih pula menjadi Presiden Peru. Saat menjabat pertama kali sebagai Presiden, García ketika itu baru berusia 36 tahun dan tercatat sebagai presiden termuda Peru. Dia pun dikenal dengan julukan JFK-nya Peru.

Namun kejayaan García sebagai pemimpin negara, dengan cepat berubah menjadi sebuah malapetaka. Keputusannya untuk menasionalisasi industri perbankan negara itu dan langkahnya menangguhkan pembayaran utang luar negeri yang jatuh tempo, malah membuat perekonomian Peru kacau-balau.

Ketika itu, inflasi Peru meroket hingga 7.500 persen dan terjadi kekurangan pasokan bahan-bahan pokok (sembako). Sekitar 5 juta warga Peru jatuh miskin. Kondisi diperparah dengan adanya pemberontakan oleh kelompok pemberontak Sendero Luminoso.

Baca: Terjerat Korupsi, Mantan Presiden Peru Bunuh Diri

García meninggalkan jabatannya dalam kondisi malu besar, dan diancam akan dijebloskan ke penjara untuk dakwaan korupsi. Dia lalu kabur ke Paris pada 1992.

Kendati berada di pengasingan, dukungan APRA terhadap García masih kuat. Pada 2001 setelah batas waktu tuntutan terhadapnya sudah tak berlaku lagi, dia pulang lagi ke Peru dan memimpin APRA. Secara mengejutkan, dia maju lagi menjadi dalam pencalonan Presiden Peru pada 2001, tetapi kalah dari Alejandro Toledo.

Meski kalah, kondisi ini tak membuat García mundur. Sebaliknya dia menggunakan waktu yang ada untuk menggalang dukungan dari kelompok-kelopok perempuan dan anak-anak muda Peru. Kerja kerasnya membuahkan hasil saat pada 2006, dia terpilih untuk kedua kalinya menjadi Presiden Peru dengan raihan 53 persen suara. Namun berdasarkan aturan Peru, maka García tak bisa lagi mencalonkan diri sebagai Presiden Peru pada pemilu 2011.

Kendati tak lagi menjabat menjadi orang nomor satu Peru, García masih aktif berpolitik. Hingga pada 2015, dia maju lagi dalam pencalonan presiden Peru. Namun kali ini, bintang politiknya sudah meredup. Dia kalah dan mendapat suara kurang dari 6 persen. Tak lama, dia pun dicopot dari keanggotaan APRA. Pada tahun itu, tuduhan korupsi terhadapnya kian deras.

García yang sudah punya izin sebagai penduduk tetap di Spanyol, dituduh telah menerima sejumlah keuntungan dari perusahaan raksasa bidang konstruksi Odebrecht saat dia menjabat sebagai presiden dalam periode ke dua. Pada 17 November 2018, dia sudah dilarang meninggalkan Peru selama 18 bulan ke depan.

Dia lalu meminta suaka ke Kedutaan Besar Uruguay di Peru, tetapi ditolak. Pada 17 April 2019, saat hendak diciduk polisi, García memilih bunuh diri di rumah pribadinya. Dia meninggalkan lima orang anak.


Britannica | Panji Moulana

Berita terkait

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

2 hari lalu

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

Bea Cukai terus menuai kecaman publik karena dianggap berkinerja buruk. Sri Mulyani belum berhasil menangani. Kini Jokowi turun tangan.

Baca Selengkapnya

Jaksa Interogasi Pendeta Pemberi Hadiah Tas Mewah Ibu Negara Korea Selatan

2 hari lalu

Jaksa Interogasi Pendeta Pemberi Hadiah Tas Mewah Ibu Negara Korea Selatan

Kejaksaan Korea Selatan menginterogasi pendeta yang diam-diam merekam dirinya menyerahkan tas tangan mewah merk Dior kepada Ibu Negara Kim Keon Hee

Baca Selengkapnya

Tim SAR Belum Temukan Pria yang Loncat dari Jembatan Barelang Batam, Sempat Telepon Pacar

3 hari lalu

Tim SAR Belum Temukan Pria yang Loncat dari Jembatan Barelang Batam, Sempat Telepon Pacar

Pria itu diduga melompat setelah meminjam handphone seorang pengunjung Jembatan Barelang. Kota Batam.

Baca Selengkapnya

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

4 hari lalu

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cory Mills, pada Jumat mengatakan telah mengajukan pasal pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Bapanas Siapkan Revisi Aturan Cadangan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Ekstrem

5 hari lalu

Bapanas Siapkan Revisi Aturan Cadangan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Ekstrem

Bapanas siapkan revisi Perpres mengenai Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah untuk atasi kemiskinan ekstrem.

Baca Selengkapnya

Pembentukan Pansel Pimpinan dan Dewas KPK, Novel Baswedan Sebut Ujian Terakhir Bagi Jokowi Berantas Korupsi

6 hari lalu

Pembentukan Pansel Pimpinan dan Dewas KPK, Novel Baswedan Sebut Ujian Terakhir Bagi Jokowi Berantas Korupsi

Mantan penyidik senior KPK Novel Baswedan mengatakan pembentukan panitia seleksi ini merupakan ujian terakhir bagi pemerintahan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Apindo Berharap Kabinet Prabowo-Gibran Bisa Kerja Sama dengan Pengusaha

6 hari lalu

Apindo Berharap Kabinet Prabowo-Gibran Bisa Kerja Sama dengan Pengusaha

Apindo berharap para menteri Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nanti profesional dan bisa kerja sama dengan pengusaha.

Baca Selengkapnya

Kasus Kematian Brigadir RAT, Beda Pernyataan Polda Sulawesi Utara dan Si Pengusaha Tambang

6 hari lalu

Kasus Kematian Brigadir RAT, Beda Pernyataan Polda Sulawesi Utara dan Si Pengusaha Tambang

Kematian Brigadir RAT masih menyisakan misteri. Untuk apa ia di Jakarta, padahal tugasnya di Manado? Kenapa beda keterangan Polda Sulut dan pengusaha?

Baca Selengkapnya

Menjelang Pelantikan Presiden, Kapal Perang Amerika Serikat Berlayar Melintasi Selat Taiwan

7 hari lalu

Menjelang Pelantikan Presiden, Kapal Perang Amerika Serikat Berlayar Melintasi Selat Taiwan

Kapal perang Amerika Serikat berlayar melintasi Selat Taiwan pada Rabu, 8 Mei 2024, atau kurang dari dua pekan sebelum presiden Taiwan yang baru

Baca Selengkapnya

Guru Besar Hukum UI: Presiden Indonesia Paling Besar Kekuasaannya di Bidang Legislatif

7 hari lalu

Guru Besar Hukum UI: Presiden Indonesia Paling Besar Kekuasaannya di Bidang Legislatif

Presiden Indonesia ikut dalam semua aktivitas legislasi mulai dari perencanaan, pengusulan, pembahasan, persetujuan hingga pengundangan.

Baca Selengkapnya