Harga Minyak Terkerek Naik Pasca Serangan Terhadap Tripoli Libya
Selasa, 9 April 2019 09:01 WIB
TEMPO.CO, New York – Harga minyak bumi perlahan naik sejak awal pekan ini pasca terjadinya konflik baru di Libya.
Baca:
Pasukan Pemerintah Libya Pukul Mundur Pasukan Jenderal Haftar
Konflik ini dikhawatirkan bakal mengganggu pasokan minyak sehingga harga minyak di pasar internasional naik sekitar 2 persen.
“Tren ini terus berlanjut hari ini dan menjadi harga minyak tertinggi dalam lima bulan terakhir sehingga memunculkan spekulasi,” kata Jim Ritterbusch, presiden dari Ritterbusch and Associates, dalam pernyataan tertulis seperti dilansir Reuters pada Senin, 8 April 2019.
Tren harga minyak naik ini juga masih terpengaruh oleh rencana pemotongan produksi minyak oleh negara-negara OPEC dan sanksi Amerika Serikat terhadap Iran dan Venezuela.
Baca: Amerika Menolak Serangan Terhadap Tripoli Libya
Harga minyak pada rujukan internasional Brent Future naik 76 persen atau 1.1 persen menjadi US$71.1 dolar atau sekitar Rp1 juta per barel.
Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate naik US$1.32 dolar atau naik 2.1 persen menjadi US$64.4 dolar atau sekitar Rp912 ribu per barel.
Para pedagang mengatakan harga-harga mulai merangkak naik setelah mereka membaca data dari perusahaan intelijen pasar Genscape. Data itu menunjukkan adanya pengurangan stok pada Cushing, Oklahoma, yang menjadi titik distribusi untuk minyak WTI, sebanyak 419 ribu barel.
Saat ini, para investor sedang fokus mengenai terganggunya suplai minyak akibat agresi militer terhadap Tripoli oleh pasukan Libyan National Army pimpinan Jenderal Khalifa Haftar.
Baca: Perang Sipil Libya, Pasukan Jenderal Haftar Rebut Kamp Militer
“Kekerasan yang terjadi di Libya mempengaruhi pasar,” kata John Kilduff, yang jadi partner di Again Capital di New York. “Hilangnya suplai minyak dari Libya bisa merontokkan pasokan di tengah upaya Arab Saudi dan negara lainnya untuk membatasi produksi,” kata dia.
Seperti dilansir Al Jazeera, pasukan LNA mulai menyerang ke arah ibu kota Tripoli pada pertenghan pekan lalu. PBB dan dunia internasional mengecam aksi sepihak pasukan pimpinan Jenderal Haftar. Ini karena PBB sedang menyiapkan konferensi pada pertengahan pekan ini untuk menggelar pemilu.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, misalnya, telah meminta pasukan LNA untuk mundur.
Baca: Pasukan Pemerintah Libya Siapkan Serangan Balik
“Serangan militer sepihak terhadap Tripoli membahayakan warga sipil dan melemahkan prospek untuk masa depan lebih baik bagi semua warga Libya,” kata Pompeo seperti dilansir Al Jazzera pada Senin, 8 April 2019.
Pompeo mendesak semua pihak untuk melakukan deeskalasi konflik dengan mengatakan tidak ada solusi militer terhadap kondisi di Libya. Semua pihak agar kembali ke meja perundingan.
“Kami telah menegaskan bahwa kami menolak serangan militer oleh pasukan Khalifa Haftar dan mendesak serangan militer terhadap Tripoli Libya segera diakhiri,” kata Pompeo.