Narendra Modi Janji Hapus Status Istimewa Kashmir Jika Menang

Senin, 8 April 2019 16:00 WIB

Perdana Menteri India Narendra Modi saat berbicara dalam pembukaan World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, 23 Januari 2018. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Partai PM Narendra Modi berjanji untuk menghapus status istimewa Jammu dan Kashmir jika menang pemilu India.

Partai Bharatiya Janata (BPJ) yang berkuasa mengumumkan akan mencabut hak istimewa yang telah diberikan kepada penduduk di provinsi Kashmir dan Jammu selama puluhan tahun, pada rilis hari Senin, seperti dikutip dari Reuters, 8 April 2019.

"Nasionalisme adalah inspirasi kami," kata PM Narendra Modi saat rilis manifesto partai di markas BPJ di New Delhi.

Baca: Pakistan Tuding Militer India Berencana Serang lagi April Ini

Modi berupaya untuk mengakhiri hak khusus konstitusional Kashmir, yang mencegah warga luar membeli properti di provinsi tersebut. Menurut Modi, aturan tersebut bisa mencegah integrasi di Kashmir.

Advertising
Advertising

"Kami percaya bahwa Pasal 35A merupakan hambatan dalam perkembangan negara," kata manifesto BJP, merujuk pada amandemen konstitusi 1954.

Para pemimpin politik di Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim, telah memperingatkan mencabut undang-undang itu akan menyebabkan kerusuhan yang meluas. Kashmir telah menjadi zona panas perlawanan kelompok Islamis anti-pemerintah India sekaligus titik konflik antara Pakistan dan India.

Presiden Partai Kongres, Rahul Gandhi (kiri) dan PM India, Narendra Modi, dari Partai Bharatiya Janata. Zee News

Pencoblosan dimulai pada hari Kamis, 11 April, tetapi dengan sekitar 900 juta orang yang memenuhi syarat untuk memilih, pemilihan akan diadakan tujuh fase di seluruh negeri selama beberapa minggu mendatang, dan suara akan dihitung pada 23 Mei.

Baca: PM Khan Sebut Klaim India Tembak Jatuh F-16 Pakistan Demi Pemilu

Modi telah membuat sikap yang kuat pada keamanan nasional sebagai bagian penting dari kampanye pemilihan BJP, setelah baru-baru ini terjadi ketegangan dengan musuh bebuyutan Pakistan, yang juga mengklaim Kashmir.

Survei menunjukkan bahwa BJP adalah calon terdepan dalam pemilihan, meskipun beberapa mengatakan mereka bisa kehilangan suara mayoritas yang dimenangkan lima tahun lalu.

Baca: Kenapa India dan Pakistan Memperebutkan Kashmir?

Oposisi utama Partai Kongres yang dipimpin oleh Rahul Gandhi sedang mencari aliansi dengan partai-partai regional untuk menggagalkan Modi, menuduh BJP merusak fondasi sekuler India.

BJP yang mengusung Perdana Menteri Narendra Modi secara luas diperkirakan akan menang tetapi dengan mandat yang lebih kecil, terutama karena faktor kurangnya lapangan pekerjaan dan harga pertanian yang rendah, yang menyebabkan popularitas partai menurun.

Berita terkait

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

1 hari lalu

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

1 hari lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

2 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

3 hari lalu

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

India digegerkan oleh beredarnya video seks oleh seorang politisi yang merupakan sekutu PM Narendra Modi.

Baca Selengkapnya

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

4 hari lalu

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

Hakim MK Arief Hidayat menegur komisioner KPU yang tak hadir dalam sidang PHPU Pileg Panel III. Arief menilai KPU tak menganggap serius sidang itu.

Baca Selengkapnya

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

4 hari lalu

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

Menariknya tidak hanya ibu kota India yang megah tapi juga beberapa daerah terpencil yang memikat hati wisatawan mancanegara

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

4 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya