Amerika Menolak Serangan Terhadap Tripoli Libya

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Senin, 8 April 2019 10:03 WIB

Pasukan keamanan berjaga di sekitar gedung kementerian luar negeri Libya setelah penyerang bom bunuh diri di Tripoli, Libya 25 Desember 2018. REUTERS/Hani Amara

TEMPO.CO, Washington – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo meminta semua pihak menahan diri dan melakukan deeskalasi ketegangan di Libya khususnya ibu kota Tripoli.

Baca:

Pernyataan Pompeo ini keluar terkait serangan pasukan Jenderal Khalifa Haftar ke Tripoli, yang telah menewaskan sebelas warga dan 23 orang lainnya terluka.

Sebanyak total 35 orang termasuk tentara telah tewas dari kedua pihak pasca pasukan Haftar melancarkan serangan empat hari lalu.

Advertising
Advertising

“Serangan militer sepihak terhadap Tripoli membahayakan warga sipil dan melemahkan prospek untuk masa depan lebih baik bagi semua warga Libya,” kata Pompeo seperti dilansir Al Jazzera pada Senin, 8 April 2019.

Pompeo mendesak semua pihak untuk melakukan deeskalasi konflik dengan mengatakan tidak ada solusi militer terhadap kondisi di Libya. Semua pihak agar kembali ke meja perundingan.

“Kami telah menegaskan bahwa kami menolak serangan militer oleh pasukan Khalifa Haftar dan mendesak serangan militer terhadap Tripoli segera diakhiri,” kata Pompeo.

Baca:

Secara terpisah, militer Amerika Serikat menarik psukan dari Libya pada Ahad, 7 April 2019 di tengah meningkatnya perang di sana.

“Kondisi keamanan di Libya semakin kompleks dan tidak bisa diprediksi,” kata Jenderal Korps Marinir, Thomas Waldhauser, yang menjadi komandan pasukan AS di Afrika, seperti dilansir CNN pada Ahad, 7 April 2019.

Menurut dia, pasukan AS mengalami penyesuaian dan akan terus mendukung strategi AS di Libya. Selama ini, pasukan AS bertugas menjaga misi diplomasi, kontra-terorisme, dan keamanan regional.

Kolonel Chris Karns, juru bicara komando AS di Afrika, mengatakan perubahan posisi pasukan AS tidak berdampak pada kemampuan pasukan merespon ancaman dan target.

Baca:

“Saya tidak akan menunjukkan kemana pasukan ini akan dipindahkan untuk alasan keamanan,” kata Karns. Saat ini, pasukan AS masih berperang dengan simpatisan pasukan ISIS di sana.

Saat ini, kondisi keamanan di Libya memburuk pasca serangan oleh pasukan Jenderal Khalifa Haftar, yang berupaya menguasai ibu kota Tripoli.

Pada Ahad, pasukan yang disebut Libyan National Army telah meluncurkan serangan udara untuk menyerang pasukan pemerintah Libya yang didukung PBB di Tripoli bagian selatan.

Jenderal Khalifa Haftar dari Kota Benghazi, bekas anak buah pemimpin Libya, Moammar Gaddafi. Middle East Monitor

Misi PBB ke Libya atau UNSMIL meminta adanya gencatan kemanusiaan untuk kemanusiaan dari pukul 4 – 6 sore pada Ahad kemarin di sebelas selatan ibu kota Tripoli. Ini untuk memungkinkan pasukan ambulance mengevakuasi warga sipil yang terluka.

Baca:

Selama delapan tahun sejak jatuhnya pemimpin otoriter Libya, Moammar Gaddafi, Haftar merupakan beberapa orang yang mengambil keuntungan dari kekacauan yang terjadi di sana.

Selama ini, Haftar berbasis di Kota Benghazi, yang menguasai Libya bagian timur. Dia sekarang berusaha menguasai Tripoli.

Berita terkait

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

2 jam lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

8 jam lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

14 jam lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

1 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

1 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

2 hari lalu

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.

Baca Selengkapnya

Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

3 hari lalu

Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

PBB menyerukan dilakukannya penyelidikan atas temuan ratusan mayat di dua rumah sakit di Gaza.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

3 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

5 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

6 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya