TEMPO.CO, Jakarta - Khalifa Haftar, seorang jenderal veteran yang juga bekas kepercayaan Muammar Gadhafi, kembali ke Bengazi, Libya, setelah tinggal di pengasingan Amerika Serikat selama tujuh tahun.
Tampak foto dan rekaman video di media sosial yang beredar pada Kamis tengah malam, 26 April 2018, waktu setempat, menunjukkan Haftar memberikan salam hormat saat turun dari jet pribadi dengan kawalan ketat pasukan berseragam dari Angkatan Nasional Libya (LNA).
Baca: Prancis: Nicolas Sarkozy Terima Uang Dari Libya
Warga Libya berkumpul di lapangan kebebasan saat merayakan ulang tahun ketiga pemberontakan melawan Muammar Gaddafi di Benghazi (17/2). REUTERS/Esam Omran Al-Fetori
Terlihat pula sederetan lelaki berbadan tegap berseragam di bandara dan sejumlah pejabat Libya lainya mengerumuni Haftar. Mereka satu per satu memeluk dan mencium kening Haftar.
"Di antara yang menyambut kedatangan Haftar adalah bekas kepala staf Jenderal Abdel-Razeq Nathouri yang lolos dari pembunuhan di luar Benghazi pada 18 April 2018," tulis Al Jazeera, Jumat, 27 April 2018.
"Saya sehat wal afiat," ujar Haftar seperti dukutip oleh sejumlah media setempat ketika memberikan sambutan pada upacara kedatangan di bandara internasional Benina, Benghazi.Seorang warga Libya, berpakaian seperti Muammar Gaddafi saat merayakan ulang tahun ketiga pemberontakan melawan Muammar Gaddafi di Lapangan Kebebasan di Benghazi (17/2). REUTERS/Esam Omran Al-Fetori
Haftar, 75 tahun, seorang bekas sahabat karib Mummar Gadhafi, kembali ke Libya setelah selama tujuh tahun hidup di pengasingan Amerika Serikat untuk bergabung dengan NATO. Saat itu, Organisasi Pertahanan Atlantik Utara alias NATO mendukung revolusi di Libya untuk mengakhiri kekuasaan Gadhafi yang digenggam selama empat dekade.
Baca: Ledakan Bom Kembar di Libya, Sedikitnya 22 Tewas
Usai tercabik-cabik akibat konflik militer, Haftar berjanji akan mempersatukan kembali Benghazi, kota terbesar kedua Libya, dengan Ibu Kota Tripoli yang terpisah pada 2014.