Serang Mendiang John McCain, Trump Dikecam Rekan Satu Partai

Jumat, 22 Maret 2019 11:00 WIB

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Senator John McCain dari Partai Republik. Dailykos

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump kembali memancing kontroversi dengan menyerang mendiang John McCain dalam pidato dan kicauan Twitternya.

"Saya mendukungnya atas permintaannya, dan saya memberinya jenis pemakaman yang dia inginkan, yang sebagai Presiden saya harus menyetujuinya. Saya tidak peduli tentang ini. Dan saya tidak mendapat ucapan terima kasih. Tidak mendapat apa-apa. Tidak sama sekali. Kami mengiringinya. Tapi saya bukan penggemar John McCain," kata Trump dalam pidatonya di sebuah pabrik tank di Lima, Ohio, dikutip dari CNN, 22 Maret 2019.

Sebelum wafat tahun lalu, John McCain mengatakan tidak ingin presiden Trump datang ke upacara pemakamannya.

Baca: McCain dan Trump, Seteru Politik Sampai Akhir

Putri McCain, Meghan McCain, juga mengatakan ayahnya tidak ingin putri dan menantu Trump, Ivanka Trump dan Jared Kushner, hadir di pemakamannya.

Advertising
Advertising

Akhir pekan kemarin, Trump menyebut McCain sebagai peringkat terakhir di kelasnya di Akademi Angkatan Laut AS.

"Saya tidak pernah menjadi penggemar John McCain dan saya tidak akan pernah," kata Trump pada Selasa kemarin di Gedung Putih.

"Saya harus jujur. Saya tidak pernah menyukainya," kata Trump di depan pekerja pabrik tank.

Trump menambahkan pada Rabu bahwa para veteran berada di pihaknya selama perselisihan dengan McCain, karena menurut Trump McCain tidak menyelesaikan pekerjaannya dengan Veteran Administration.

Dia juga menyalahkan McCain atas perang di Timur Tengah karena telah membuang waktu dan nyawa warga Amerika.

Keluarga mendiang John McCain, Barack Obama, Michelle Obama, John Kelly, menyertai peti jenazah John McCain ketika dibawa selama resesi di akhir upacara peringatan di Washington National Cathedral di Washington, Sabtu, 1 September 2018. McCain meninggal 25 Agustus, dari kanker otak pada usia 81 tahun. (AP Photo / Pablo Martinez Monsivais)

Namun, komentar Trump mengundang cercaan bahkan dari anggota Kongres Partai Republik dan membela McCain.

Salah satunya Senator Johnny Isakson dari partai Republik mewakili Georgia. Isakson mengatakan komentar Trump tentang McCain sangat menyedihkan.

Ia berjanji untuk terus menentang Trump jika ia terus berbicara buruk tentang pahlawan perang yang sudah meninggal dan mantan calon presiden Partai Republik.

"Sungguh menyedihkan apa yang dia katakan," kata Isakson kepada Penyiaran Publik Georgia pada hari Rabu sore.

Baca: Murid Nakal Hingga Tawanan Perang, Ini 7 Fakta John McCain

Setelah kematian McCain tahun lalu, Isakson memberikan pidato Senat pada saat itu yang mengatakan "siapa pun yang dengan cara apa pun mencoreng reputasi John McCain pantas dikutuk karena kebanyakan dari mereka yang berkata buruk tentang John McCain, tidak punya nyali untuk melakukan hal yang benar ketika gilirannya."

Isakson mengatakan komentar Presiden Donald Trump yang menyerang John McCain membuatnya marah dan bahwa tidak seorang pun, terlepas dari posisi mereka, harus memiliki rasa hormat terhadap orang-orang yang mempertaruhkan hidup demi orang lain.

Berita terkait

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

7 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

9 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

14 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

18 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

21 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

25 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

25 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

27 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

29 hari lalu

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

30 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya