Bos Demokrat Amerika Enggan Soal Pemakzulan Trump

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 12 Maret 2019 17:33 WIB

Presiden AS, Donald Trump, berdebat dengan Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR, Nancy Pelosi, dan Ketua Fraksi Partai Demokrat di Senat, Chuck Schumer, dengan disaksikan Wapres Mike Pence dan direkam awak media di Oval Office, Gedung Putih, mengenai pembangunan tembok di perbatasan Meksiko pada 11 Desember 2018. Fox News

TEMPO.CO, Washington – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat, Nancy Pelosi, mengatakan pemakzulan Presiden Donald Trump, tidak bakal terjadi kecuali ada alasan kuat yang didukung dua partai. Dia beralasan pemakzulan Trump bakal membuat negara terbelah.

Baca:

“Saya tidak berencana untuk melakukan pemakzulan,” kata Pelosi, yang merupakan petinggi Partai Demokrat AS, dalam wawancara dengan Washington Post dan dilansir Reuters pada Selasa, 12 Maret 2019.

Pelosi melanjutkan,”Pemakzulan itu bakal sangat membelah AS kecuali ada alasan yang sangat kuat dan didukung dua partai. Saya pikir kita tidak seharusnya menuju ke jalur itu karena itu akan membelah negara.”

Advertising
Advertising

Pelosi, yang kerap mengkritik Trump seperti dalam isu pembangunan tembok pembatas di perbatasan AS – Meksiko menambahkan,”Dia tidak cukup penting hingga itu perlu terjadi.”

Baca:

Ini merupakan pernyataan Pelosi yang paling langsung mengarah kepada kemungkinan pemakzulan Trump. Dia berusaha berhati-hati mengomentasi isu ini karena bisa berdampak pada perolehan suara Demokrat pada pemilu Presiden dan kongres pada 2020.

Saat ini, penasehat khusus Robert Mueller sedang menginvestigasi dugaan gangguan Rusia pada pemilu Presiden 2016 untuk memenangkan Trump. Investigasi itu mengenai dugaan adanya kolusi antara tim kampanye Trump dan sejumlah orang Rusia. Investigasi juga menyoroti dugaan Trump berusaha menghalangi investigasi ini oleh FBI.

Baca:

Selama ini, Trump membantah melakukan pelanggaran hukum dan menyebut investigasi oleh Robert Mueller sebagai perburuan penyihir.

Mueller bakal segera mengirim laporan ke Jaksa Agung William Barr, yang berisi poin-poin temuannya dan bukti soal adanya pelanggaran hukum. Laporan ini bakal memicu Kongres untuk mengambil tindakan terhadap Trump.

Pada saat yang sama, Komite Pengadilan dan Komite Intelijen di DPR, yang dikontrol Demokrat, menggelar investigasi secara bersamaan terhadap Trump.

Menurut Pelosi, Trump memang tidak layak untuk menjabat sebagai Presiden. “Tidak, saya pikir dia tidak layak untuk menjadi Presiden AS,” kata Pelosi dalam wawancara tadi. “Dia tidak layak secara etis, intelektual, dan kebijaksanaan.”

Baca:

Ketua Komite Pengadilan DPR, Jerrold Nadler, mengatakan dia meyakini Trump telah berupaya menghalang-halangi upaya penegakan hukum. “Sebelum Anda memakzulkan seseorang, Anda harus meyakinkan publik AS bahwa itu perlu terjadi,” kata Nadler.

Soal penyelidikan oleh Demokrat di DPR AS terhadap Trump, seperti dilansir ABC Australia, juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, mengatakan,”Demokrat mengganggu Presiden untuk mengalihkannya dari agenda radikal mereka membuat AS menjadi negara sosialis, membunuh bayi setelah mereka lahir, dan mengusung kesepakatan baru hijau atau ‘green new deal’ yang bakal menghancurkan pekerjaan dan membangkrutkan AS.”

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

2 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

4 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

5 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

5 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

6 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

8 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

11 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

13 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

15 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

16 hari lalu

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.

Baca Selengkapnya