TEMPO.CO, Jakarta - Anggota termuda DPR AS dari Partai Demokrat Alexandria Ocasio-Cortez mendukung Anggota DPR Rashida Tlaib yang menyerukan pemakzulan Donald Trump beberapa jam usai dilantik.
Ocasio-Cortez, anggota parlemen sosialis Demokrat dari New York, menulis di Twitter dan menuduh Partai Republik memiliki standar ganda.
Baca: Beberapa Jam Usai Dilantik, Anggota DPR Serukan Pemakzulan Trump
"Kemunafikan Partai Republik sudah pada puncaknya: mengatakan bahwa Trump mengakui melakukan kekerasan seksual dalam rekaman hanyalah 'pembicaraan di ruang ganti', tetapi menghina diri mereka sendiri dengan kemarahan palsu ketika kakakku mengucapkan kata-kata kutukan di sebuah bar," tweet Ocasio-Cortez, seperti dilansir dari Fox News, 6 Januari 2019.
"GOP (Grand Old Party/Sebutan untuk Partai Republik) kehilangan hak untuk mengatur perilaku perempuan sejak dulu," tambahnya.
Republican hypocrisy at its finest: saying that Trump admitting to sexual assault on tape is just “locker room talk,” but scandalizing themselves into faux-outrage when my sis says a curse word in a bar.
GOP lost entitlement to policing women’s behavior a long time ago.
Next.
— Alexandria Ocasio-Cortez (@AOC) January 5, 2019
Anggota parlemen itu rupanya merujuk pada video 2005 yang terungkap menjelang pemilihan presiden 2016, di mana Trump berbicara dengan Billy Bush yang membuat komentar cabul tentang perempuan.
Trump mengeluarkan permintaan maaf pada saat itu dan menggambarkan isi rekaman sebagai olok-olok di ruang ganti. Dia kemudian merilis permintaan maaf di video selanjutnya, bersikeras pernyataan itu tidak mencerminkan dirinya.
Baca: 3 Tokoh Amerika Bicara Pemakzulan Trump
"Saya mengakui mengatakannya, saya salah, dan saya minta maaf," kata Trump.
Pada hari Sabtu, Ocasio-Cortez mentweet untuk mendukung Tlaib, DPR perwakilan Michigan.
"Aku mendukungmu @RashidaTlaib - Bronx dan Detroit bersama," kicau Ocasio-Cortez.
Tlaib, yang dilantik sebagai anggota baru Kongres ke-116 pada hari Kamis, bersumpah untuk memakzulkan Trump tidak lama setelah dia menulis sebuah artikel opini untuk The Detroit Free Press yang menguraikan kasus pemakzulan.
Rashida Tlaib menyapa pendukung didampingi ibunya di sebuah rapat malam sebelum pemilu sela AS. (Middle East Eye / Ali Harb)
Perwakilan Partai Republik yang menjadi minoritas di DPR marah atas komentar Tlaib Jumat kemarin. Ketua Minoritas dari Partai Republik DPR Kevin McCarthy, mendesak Ketua DPR dari Demokrat Nancy Pelosi untuk bertindak.
Namun Pelosi, hanya menanggapi enteng ucapan Tlaib, dan mengaku tidak suka terhadap pilihan kata-kata kasarnya, namun mengatakan bahwa kata-kata Trump sendiri telah memulai retorika yang panas di Washington.
Baca: Peramal Meksiko Sebut Trump Tidak Akan Mendapat Dana untuk Tembok
Pada hari Jumat, Trump mengatakan pernyataan Tlaib memalukan dan Tlaib telah menghina dirinya sendiri serta keluarganya.
Tlaib kemudian menulis di Twitter pada hari yang sama bahwa dia akan selalu berbicara jujur kepada yang berkuasa.
"Ini bukan hanya tentang Donald Trump. Ini tentang kita semua. Dalam menghadapi krisis konstitusi ini, kita harus bangkit," kicaunya menanggapi reaksi pernyataan pemakzulan Donald Trump sebelumnya.