Pertama Kali, Presiden Iran Hassan Rouhani Akan Kunjungi Irak

Senin, 11 Maret 2019 10:05 WIB

Presiden Iran Hassan Rouhani. [Daily Post]

TEMPO.CO, Jakarta - Untuk pertama kalinya, Presiden Iran Hassan Rouhani akan berkunjung ke Irak, di tengah sanksi AS dan ketidakpastian kesepakatan nuklir.

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif menyebut, kunjungan Rouhani adalah bersejarah dan mulia, untuk mengukuhkan hubungan Syiah Iran dan Syiah Irak, seperti dikutip dari Fox News, 11 Maret 2019.

Javad Zarif tiba di Baghdad Ahad, untuk menyiapkan kunjungan tiga hari ke Irak, yang rencananya pada Senin waktu setempat.

Menteri luar negeri Iran mengatakan Iran berusaha mengirim pesan selama perjalanan Presiden Rouhani ke Irak.

Baca: Presiden Iran Hassan Rouhani Tolak Pengunduran Diri Menlu Zarif

Advertising
Advertising

"Di Irak, kami akan mengirimkan pesan kerja sama regional. Kami tidak melihat Irak sebagai tempat konflik (dengan rival regional Iran, kami melihatnya sebagai tempat kerja sama dengan negara-negara regional," kata Menteri Luar Negeri Zarif, dikutip dari Press TV.

Arab Saudi, yang menganggap Iran sebagai musuh utamanya, memandang Irak sebagai zona pertempuran proksi di mana Saudi perlu mengekang pengaruh Iran.

"Irak sebagai pilar penting keamanan regional, tanpa kerjasama yang mana, keamanan regional tidak akan mungkin terjadi. Karena itu, penting bagi Iran dan Irak untuk bekerja sama, di samping negara-negara lain di kawasan itu, untuk (membawa) keamanan bagi kawasan itu," katanya.

Dia mengatakan tidak ada negara regional yang harus dikeluarkan dari pengambilan keputusan regional.

Menteri Luar Negeri Irak Muhammad Ali al-Hakim (kanan) bertemu dengan mitranya Menlu Iran Mohammad Javad Zarif di Baghdad. [REUTERS]

Irak, yang menerima dukungan keuangan dan militer dari AS, berusaha untuk menyeimbangkan hubungannya dengan Amerika Serikat dan Iran, yang membawa pengaruh signifikan dengan anggota populasi Syiah Irak.

Teheran tidak memiliki kehadiran militer resmi di Irak. Tetapi pemerintah mendukung kelompok paramiliter Syiah yang kuat yang beroperasi di Irak, dengan perkiraan jumlah milisi mencapai 150.000, menurut laporan Radio Free Europe/Radio Liberty.

Presiden AS Donald Trump tahun lalu mengumumkan AS menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 yang ditandatangani Iran dengan enam kekuatan dunia, dan mulai menerapkan kembali sanksi terhadap Iran. Sanksi tersebut menargetkan sektor energi, pembuatan kapal, perkapalan, dan keuangan Iran.

Baca: Amerika Serikat: Iran Selundupkan Misil ke Irak

Namun, Irak diberikan kelonggaran terbatas untuk terus membeli listrik Iran dan gas alam yang dibutuhkan, meskipun Amerika Serikat telah meminta Baghdad untuk membentuk kemitraan dengan perusahaan-perusahaan Amerika agar mandiri energi.

Menurut rencana agenda yang diumumkan pemerintah Iran, Presiden Hassan Rohani akan bertemu dengan Perdana Menteri Irak Adil Abdul-Mahdi, Presiden Barham Salih, dan kepala ulama Syiah Irak, Imam Ayatollah Ali Sistani, selama kunjungan tiga harinya.

Berita terkait

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

1 jam lalu

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

Timnas Indonesia kalah melawan Uzbekistan dalam semifinal Piala Asia U-23 2024. Ini komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin.

Baca Selengkapnya

Maarten Paes Selesai Naturalisasi, Arbitrase hingga Kariernya sebagai Kiper

12 jam lalu

Maarten Paes Selesai Naturalisasi, Arbitrase hingga Kariernya sebagai Kiper

Kiper klub Major League Soccer (MLS) Amerika Serikat FC Dallas, Maarten Paes, telah menjadi warga negara Indonesia (WNI)

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

1 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

Gagal Melaju di Final Piala Asia U-23 2024, Ini Fakta-Fakta Timnas Indonesia Kalah dari Uzbekistan

1 hari lalu

Gagal Melaju di Final Piala Asia U-23 2024, Ini Fakta-Fakta Timnas Indonesia Kalah dari Uzbekistan

Hilang sudah asa Timnas Indonesia U-23 berlaga di partai final Piala Asia U-23 2024. Garuda Muda dikalahkan Timnas Uzbekistan U-23.

Baca Selengkapnya

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

2 hari lalu

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

Iran akan mendorong pertukaran ekspor impor pada subsektor hortikultura khususnya yang berkaitan dengan buah-buahan

Baca Selengkapnya

Preview Timnas U-23 Jepang vs Irak di Semifinal Piala Asia U-23 2024

2 hari lalu

Preview Timnas U-23 Jepang vs Irak di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Duel Timnas U-23 Jepang vs Irak akan tersaji pada babak semifinal Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad, Doha, Qatar pada Selasa dinihari.

Baca Selengkapnya

Hubungan Sesama Jenis Sah Dilarang di Irak, Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara

3 hari lalu

Hubungan Sesama Jenis Sah Dilarang di Irak, Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara

Parlemen Irak melarang hubungan sesama jenis. Didukung oleh mayoritas partai Syiah.

Baca Selengkapnya

7 Fakta Menarik Laga Perempat FInal Piala Asia U-23 2024, Kiprah Timnas Indonesia Jadi Sorotan

4 hari lalu

7 Fakta Menarik Laga Perempat FInal Piala Asia U-23 2024, Kiprah Timnas Indonesia Jadi Sorotan

Piala Asia U-23 2024 mulai mendekati laga puncak. Empat tim akan bersaing pada babak semifinal yang akan dimainkan hari Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

4 hari lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

4 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya