TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Iran Hassan Rouhani menolak pengunduran diri menteri luar negerinya, Mohammed Javad Zarif, yang telah memulai kesepakatan nuklir Iran 2015.
Dikutip dari Reuters, 27 Februari 2019, Senin kemarin Mohammed Zavad Zarif, diplomat senior berpendidikan Amerika, secara mengejutkan menyampaikan pengunduran dirinya di Instagram. Dia adalah penggagas utama kesepakatan nulir Iran 2015, guna melepas Iran dari belenggu sanksi internasional.
Baca: Mundur dari Menteri Luar Negeri Iran, Ini Sosok Javad Zarif
Namun langkahnya mendorong perpecahan antara kelompok garis keras Iran dan moderat ke tingkat yang lebih tinggi, yang bisa membawa Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei untuk memilih salah satu pihak.
Menlu Iran Javad Zarif. Reuters
Seorang sekutu Zarif mengatakan pengunduran dirinya dipicu karena kritikan kelompok garis keras terhadap perjanjian nuklir, di bawah tekanan yang semakin kuat di Iran sejak Amerika Serikat mundur dari kesepakatan tahun lalu.
"Ada pertemuan tertutup setiap minggu, di mana para pejabat tinggi membombardir dia dengan pertanyaan tentang kesepakatan itu dan apa yang akan terjadi selanjutnya," kata sekutu Zarif tanpa menyebut nama. "Dia dan bosnya (Rouhani) berada di bawah tekanan yang sangat besar."
Baca: Menteri Luar Negeri Iran Mengundurkan Diri, Inikah Alasannya?
Sejak Amerika Serikat keluar dari kesepakatan nuklir dan memberlakukan kembali sanksi tahun lalu, Rouhani harus menjelaskan mengapa Iran terus mematuhi batasannya sambil menuai hampir tidak ada manfaat ekonomi yang bisa diramalkan.
Meskipun mengumumkan pengunduran dirinya, Zarif belum secara resmi mengajukannya ke Rouhani dan presiden belum menerimanya.
Kementerian Luar Negeri Iran juga menegaskan bahwa Hassan Rouhani tidak menerima pengunduran diri Zarif.