Listrik Padam, Maduro dan Guaido Gelar Demonstrasi Tandingan
Minggu, 10 Maret 2019 16:01 WIB
TEMPO.CO, Caracas – Tokoh oposisi Venezuela, Juan Guaido, meminta warga untuk berkumpul di ibu kota Caracas memprotes pemerintahan sosialis Presiden Nicolas Maduro. Seruan ini dikeluarkan menyusul terjadinya listrik padam secara nasional sejak Kamis, 7 Maret 2019 dan telah memasuki hari ketiga.
Baca:
Guaido, yang merupakan Presiden Majelis Nasional Venezuela dan telah mendeklarasikan diri sebagai Presiden interim, menuding pemerintahan Maduro tidak mampu menyelesaikan krisis yang dibuat sendiri.
“Semua warga Venezuela, datang ke Caracas,” kata Guaido, yang berunjuk rasa sambil berdiri di sebuah jembatan seperti dilansir Reuters pada Sabtu, 9 Maret 2019. “Hari-hari ke depan bakal sulit, terima kasih kepada rezim.”
Baca:
Sejumlah aktivis dan warga sempat bertikai dengan polisi dan tentara, yang pro Maduro, menjelang digelarnya unjuk rasa pada Sabtu waktu setempat. Unjuk rasa ini digelar untuk mendesak Maduro segera mundur di tengah terjadinya listrik padam mendadak.
Rezim Maduro menuding penyebab listrik padam karena adanya aksi sabotase dari Amerika, yang mendukung Guaido secara terbuka. Ini karena aliran listrik dari pembangkit listrik di waduk Guri, yang menjadi tumpuan pasokan listrik utama, tiba-tiba padam.
Sebaliknya, Guaido menuding listrik padam karena ketidakmampuan pemerintah mengelola ekonomi negara, yang dilanda inflasi, karena maraknya korupsi dan mismanajemen.
Baca:
Hingga Sabtu sore waktu setempat, masih ada 6 negara bagian yang mengalami pemadaman listrik dari sebelumnya 22 negara bagian menurut Wakil Presiden Partai Sosialis, Diosdado Cabello. Venezuela memiliki 23 negara bagian. Padamnya listrik juga sempat dialami istana kepresidenan Miraflores.
“Kami merasa kesal tidak ada listrik, tidak ada layanan telpon, tidak ada air, dan mereka ingin memblokir kami,” kata Rossmary Nacimiento, 45, ahli nutrisi yang mengikuti unjuk rasa di Caracas. “Saya ingin negara yang normal.”
Dia mengatakan ini menyusul bentrokan belasan pengunjuk rasa dengan petugas keamanan, yang mendorong mereka ke pinggir jalan. Petugas juga menyemprotkan lada ke wajah para pengunjuk rasa.
Baca:
Sebaliknya, Maduro juga menggelar unjuk rasa tandingan yang diorganisasi Partai Sosialis. Dia memprotes imperialisme Amerika, dan menyalahkan padamnya listrik akibat serangan elektromagnetik dan siber.
“Kelompok sayap kanan bersama imperium telah menusuk sistem listrik dan kami mencoba memperbaikinya sesegera mungkin,” kata Maduro.
Unjuk rasa ini dihadiri beberapa ratus orang di Caracas pusat. Mereka mengecam sanksi embargo minyak oleh AS, yang merugikan ekonomi untuk menjatuhkan rezim Maduro.
“Kami ada di sini, kami memobilisasi karena kami tidak ingin membiarkan para gringo mengambil alih,” kata Elbadina Gomez, 76 tahun, yang aktif di sebuah kelompok aktivis terkait dengan Partai Sosialis.
Media NPR melansir pasokan listrik mulai pulih kembali di ibu kota Caracas, Venezuela, pada Sabtu pagi. Pekerja teknisi memperkirakan listrik bakal pulih secara nasional dalam beberapa hari lagi. Maduro menyebut Guaido sebagai boneka Amerika.