HAM PBB: Korea Utara Diduga Masih Lakukan Pelanggaran Hak Asasi

Sabtu, 9 Maret 2019 09:45 WIB

Sejumlah tank ditampilkan dalam parade militer memperingati HUT Korea Utara di Pyongyang, Korea Utara, Ahad, 9 September 2018. Peringatan HUT Korea Utara ke-70 dimeriahkan dengan parade militer besar-besaran hingga pesta rakyat. AP Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Tim investigasi HAM PBB melaporkan Korea Utara masih melakukan intimidasi pada kebebasan dasar manusia, mempertahankan kamp-kamp untuk tahanan politik dan dengan ketat memata-matai warga negaranya. Hal ini disayangkan Badan HAM PBB mengingat negara itu sedang secara aktif melakukan diplomasi untuk mencari kata sepakat terkait program nuklirnya.

“Dengan perkembangan yang positif disepanjang 2018, sangat disesalkan atas pelanggaran serius HAM yang masih terjadi pada masyarakat di Republik Korea. Negara itu masih belum berubah,” kata Tomas Ojea Quintana, utusan khusus PBB untuk HAM di Korea Utara.

Baca: Korea Utara Kembali Uji Coba Senjata Baru

Dikutip dari reuters.com, Sabtu, 9 Maret 2019, temuan tim penyidik HAM PBB itu disesalkan mengingat Korea Utara telah membekukan program nuklir dan rudalnya sejak 2017. Negara itu juga telah beberapa kali melakukan pertemuan dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan sepanjang 2018 setelah Korea Utara diisolasi puluhan tahun.

Baca: Duta Besar Korea Utara yang Membelot Diimbau Berlindung ke Seoul

Advertising
Advertising

Menurut Ojea Quintana pihaknya berharap pertemuan kedua Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang terasa sangat tiba-tiba di Vietnam, tidak akan membahayakan lingkungan damai yang dibangun banyak pihak selama 2018 lalu kendati pihaknya masih menerima sejumlah laporan kalau kamp-kamp bagi tahanan politik di Korea Utara masih ada.

“Di kamp-kamp itu, orang-orang dikirim ke sana tanpa proses hukum. Penyiksaan dan perlakuan buruk masih terjadi dan sistematik di fasilitas-fasilitas penahanan,” kata Ojea Quintana.

Dikatakan pula olehnya, tindakan memata-matai dan pemantauan secara ketat pada masyarakat dan jenis larangan lain terkait kebebasan bergerak juga masih terjadi di Korea Utara. Sistem pemasyarakatan telah menyangkal proses hukum dan jaminan pengadilan yang adil.

Badan HAM PBB pada tahun lalu telah menghubungi Cina melaporkan adanya 18 warga negara Korea Utara yang meninggalkan negaranya tetapi ketahuan dan ditahan di Cina. Badan HAM PBB saat ini resah ke-18 orang itu akan dipulangkan paksa ke Korea Utara, dimana para pembelot diduga telah menjadi subjek penyiksaan dan kekerasan seksual.

Selain melaporkan tindak pelanggaran HAM yang masih terjadi di Korea Utara, Ojea Quintana juga menyerukan agar sanksi ekonomi ke Korea Utara dilonggarkan. Sebab sanksi telah memperlambat dan menghambat upaya kemanusiaan di negara itu.

Korea Utara dijatuhi sanksi karena aktivitas nuklirnya. Sekarang ini sekitar 10,3 juta warga negaranya atau sekitar 41 persen dari total populasi mengalami kekurangan makanan.

Berita terkait

Seleb TikTok Galih Loss Tampak Gundul Setelah Jadi Tahanan, Adakah Aturan Menggunduli Tahanan?

1 hari lalu

Seleb TikTok Galih Loss Tampak Gundul Setelah Jadi Tahanan, Adakah Aturan Menggunduli Tahanan?

Setelah ditangkap karena kasus penistaan agama, seleb TikTok Galih Loss tampak tampil gundul. Bagaimana aturan menggunduli tahanan?

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

5 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

5 hari lalu

Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

Korea Utara mengirim delegasi ke Iran utnuk pertama kalinya sejak 2019. Selain ekonomi, keduanya diperkirakan akan menjalin kerja sama militer.

Baca Selengkapnya

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

5 hari lalu

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

Adik Kim Jong Un memastikan negaranya akan terus membangun kekuatan militer besar-besaran dan terkuat untuk melindungi kedaulatan dan perdamaian

Baca Selengkapnya

Ketua HAM PBB 'Ngeri' dengan Laporan Kuburan Massal di Rumah Sakit Gaza

6 hari lalu

Ketua HAM PBB 'Ngeri' dengan Laporan Kuburan Massal di Rumah Sakit Gaza

Ketua HAM PBB Volker Turk mengatakan dia "ngeri" dengan hancurnya fasilitas medis Nasser dan Al Shifa di Gaza dan laporan adanya kuburan massal.

Baca Selengkapnya

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

7 hari lalu

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah

10 hari lalu

Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah

Pemimpin otoriter Korea Utara, Kim Jong Un, merilis lagu baru yang menyatakan ia adalah ayah yang ramah.

Baca Selengkapnya

AS 'Prihatin Luar Biasa' atas Dugaan Hubungan Korea Utara-Iran

12 hari lalu

AS 'Prihatin Luar Biasa' atas Dugaan Hubungan Korea Utara-Iran

Setelah menjalin hubungan diplomatik pada 1973, Korea Utara dan Iran diketahui memiliki hubungan yang dekat.

Baca Selengkapnya

PBB: Israel Masih Batasi Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

12 hari lalu

PBB: Israel Masih Batasi Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Kantor HAM PBB mengatakan Israel masih membatasi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan bahwa tindakan itu melanggar hukum.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan di Bandara Kuala Lumpur, Masih Ingat Kematian Kim Jong Nam Adik Kim Jong Un di Sini?

14 hari lalu

Pembunuhan di Bandara Kuala Lumpur, Masih Ingat Kematian Kim Jong Nam Adik Kim Jong Un di Sini?

Terjadi penembakan di Bandara Kuala Lumpur. Di tempat ini pula pada 2017 terjadi kasus pembunuhan Kim Jong Nam, saudara tiri Kim Jong Un.

Baca Selengkapnya