Politikus Amerika Kecewa Trump Lamban Tanggapi Kasus Uighur

Rabu, 6 Maret 2019 12:30 WIB

Massa gabungan ormas yang tergabung dalam Gerakan Solidaritas Muslim melakukan aksi solidaritas terhadap Muslim Uighur di pusat Kota Lhokseumawe, Aceh, Jumat 28 Desember 2018. Dalam aksi itu mereka mengutuk keras penindasan terhadap Muslim Uyghur di Provinsi Xinjiang, Republik Rakyat Cina (RRC). ANTARA FOTO/Rahmad

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus bipartisan Amerika Serikat pada Senin, 4 Maret 2019, mengkomplain respon Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait dugaan pelanggaran HAM yang dialami etnis muslim minoritas Uighur di Xinjiang, Cina.

“Masalah ini lebih besar dari pada Cina. Ini soal memperlihatkan pada orang-orang kuat bahwa dunia akan menahan mereka untuk meminta pertanggung jawaban atas tindakan mereka,” tulis kelompok politikus bipartisan dalam surat mereka ke Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo, seperti dikutip dari reuters.com, Rabu, 6 Maret 2019.

Baca: Cina Diam-diam Pindahkan Tahanan Uighur dari Xinjiang, Kenapa?

Kelompok politikus bipartisan Amerika Serikat dipimpin oleh Eliot Engel, Kepala Komite DPR Amerika Serikat dari Partai Demokrat untuk hubungan luar negeri. Diantara kelompok itu juga terdapat Ted Yoho politikus dari Partai Republik.

“Tampaknya pemerintah Amerika Serikat tidak berbuat apa-apa. Kami berkirim surat hari ini untuk memperbaharui pesan betapa mendesaknya masalah ini,” tulis kelompok politikus bipartisan Amerika Serikat.

Advertising
Advertising

Baca: Sikap Indonesia pada Penindasan Muslim Uighur, Begini Kata JK

Surat itu diantaranya ditanda-tangani oleh Brad Sherman Kepala Demokratik Subkomite Asia – Pasifik dan Chris Smith Subkomite HAM dari Partai Republik.

Menanggapi komplain dari kelompok politikus bipartisan Duta Besar Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama Internasional, Sam Brownback, meyakinkan pihaknya sedang mendiskusikan masalah ini dengan Washington. Namun dia mengakui memang belum ada langkah nyata yang baru.

Sebelumnya pada 28 September 2018 Menlu Pompeo berkirim surat pada komite DPR Amerika Serikat menjelaskan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat sedang meminta kepada Presiden Trump agar diterbitkan sanksi-sanksi kepada mereka yang bertanggung jawab telah melakukan pelanggaran pada kelompok minoritas di Xinjiang, wilayah barat Cina.

Pompeo juga ingin sanksi dikenakan pada mereka yang mengendalikan ekspor teknologi guna mendukung fasilitasi penahanan-penahanan massal dan memata-matai etnis minoritas Uighur di Xinjiang.

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

2 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

4 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

5 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Harapan Politikus hingga Pakar Hukum Jelang MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres

14 hari lalu

Harapan Politikus hingga Pakar Hukum Jelang MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres

AHY menaruh harapan pada putusan sengketa Pilpres 2024 dalam sidang MK hari ini.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

16 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

25 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

27 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

31 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

32 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

37 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya