Miliarder Muda Tantang Junta Militer pada Pemilu Thailand

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Rabu, 27 Februari 2019 06:03 WIB

Ketua Umum Partai Masa Depan Maju, Thanathorn Juarngroongruangkit, sedang berswa foto dengan sejumlah warga di Thailand, Reuters

TEMPO.CO, Bangkok – Miliarder muda , Thanathorn Juangroongruangkit, menjadi bintang baru menjelang pemilu Thailand, yang akan diikuti Partai Masa Depan Maju atau Future Forward Party besutannya.

Baca:

Sejumlah warga mengantre untuk berswa foto dengannya. Tagar buatannya juga menjadi trending topic di sosial media.

Thanathorn berjanji kepada publik Thailand untuk mengakhiri pemerintahan ala diktator militer Thailand.

Advertising
Advertising

“Saya mendesak semua ‘Futuristas’ untuk berkampanye menolak masa depan yang memungkinkan pemimpin junta muncul lagi sebagai Perdana Menteri,” kata Thanathorn dalam pawai pada Sabtu, 23 Februari 2019.

Miliarder Thanathorn membangun kekayaannya dengan berbisnis suku cadang otomotif. Dia masuk ke jalur politik dan menjadi pendatang baru. Menggunakan jalur sosial media, Thanathorn mencoba menggalang dukungan pemilih mudah menjelang pemilu 24 Maret 2019. Ini merupakan pemilu pertama sejak kudeta terjadi pada 2014.

Baca:

Thanathorn, 40 tahun, sempat membuat pesan video dan diunggah di sosial media Facebook pada Juni 2018 yang berisi kritik terhada junta militer. Polisi menyatakan akan menyelidiki isi video ini apakah melanggar UU Kejahatan Komputer, yang jika terbukti Thanathorn menghadapi ancaman maksimal lima tahun.

Thanathorn membantah telah melakukan kesalahan. Dia bakal memenuhi panggilan otoritas jaksa pada Rabu, 27 Februari 2019, yang akan menentukan akan menindaklanjuti kasus ini atau tidak.

Baca:

Pada saat yang sama, Thanathorn menghadapi petisi sekelompok orang yang mendesak Komisi Pemilihan Umum mendiskualifikasi dirinya untuk bisa mengikuti pemilu. Thanathorn menilai langkah itu menunjukkan partai sayap kiri yang didirikannya menimbulkan arasa takut orang-orang yang masih ingin melihat militer berkuasa di Thailand.

“Itu rasa takut. Tidak seorangpun berpikir kami akan bergerak sejauh ini. Ini adalah upaya terakhir diktator untuk bisa bertahan,” kata Thanathorn kepada Reuters.

Baca:

Pada saat yang sama, sebagian unggahan di sosial media menyebutnya sebagai anti-kerajaan. Ini merupakan tuduhan serius di negara yang mengatur undang-undang melarang kritik terhadap kerajaan.

Thanathorn menyebut itu sebagai kampanye untuk merusak citra partainya. “Jelas kami akan memainkan peran signifikan setelah pemilu ini. Satu-satunya cara untuk melemahkan kami adalah menghancurkan kredibiltas kami dengan menggunakan UU, berita bohong, dan ujaran kebencian,” kata dia.c

Baca:

Secara terpisah, polisi Thailand mengatakan akan melanjutkan kasus yang melibatkan video unggahan tadi. “Kami akan mengirim kasus ini kepada tahap penuntutan dan tersangka kepada jaksa agung,” Letnan Polisi Kolonel, Krit Seneewong Na Ayutthaya, yang menjadi penyidik kasus ini dari divisi kejahatan siber. Krit mengatakan kelanjutan kasus ini akan tergantung pada jaksa apakah akan membawanya ke pengadilan. Belum diketahui bagaimana nasin Thanathorn dan partainya pada pemilu Thailand jika kasus ini terus berlanjut.

Berita terkait

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

12 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

16 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

18 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya

Sembunyi di Bunker Milik Miliuner AS, Netanyahu Didemo Warga Israel

21 hari lalu

Sembunyi di Bunker Milik Miliuner AS, Netanyahu Didemo Warga Israel

Netanyahu dan istrinya dilaporkan berlindung di dalam bunker di kediaman tersebut pada akhir pekan lalu untuk menghindari serangan rudal Iran.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

24 hari lalu

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia, Mewahnya Pesta Pertunangan Putra Miliarder India

6 Maret 2024

Top 3 Dunia, Mewahnya Pesta Pertunangan Putra Miliarder India

Top 3 dunia, diurutan pertama adalah berita tentang kemeriahan pesta pertunangan putar bungsu Mukesh Ambani yang mengundang para miliarder dunia

Baca Selengkapnya

Ribuan Orang Tinggalkan Myanmar, Rela Tidur di Depan Kedutaan

19 Februari 2024

Ribuan Orang Tinggalkan Myanmar, Rela Tidur di Depan Kedutaan

Ribuan pemuda dari Myanmar berusaha meninggalkan negara itu untuk menghindari wajib militer.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Terapkan Wajib Militer untuk Remaja 18 Tahun Mulai April

14 Februari 2024

Junta Myanmar Terapkan Wajib Militer untuk Remaja 18 Tahun Mulai April

Remaja usia 18 tahun ke atas akan menjalani wajib militer di Myanmar mulai April.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Thailand Bebaskan Pita Limjaroenrat dari Tuduhan Pelanggaran UU Pemilu

24 Januari 2024

Pengadilan Thailand Bebaskan Pita Limjaroenrat dari Tuduhan Pelanggaran UU Pemilu

Mantan calon perdana menteri Thailand paling populer di kalangan muda, Pita Limjaroenrat dapat tetap menjadi anggota parlemen.

Baca Selengkapnya

Pemberontak Myanmar Kalahkan Junta di Laukkai, Kota Pusat Operasi Penipuan Online

6 Januari 2024

Pemberontak Myanmar Kalahkan Junta di Laukkai, Kota Pusat Operasi Penipuan Online

Aliansi pemberontak Myanmar telah menguasai sebuah kota penting di sepanjang perbatasan utara negara itu dengan Cina

Baca Selengkapnya