Wawancara Mahathir Mohamad: Utang kepada Cina Terlalu Besar

Jumat, 22 Februari 2019 16:39 WIB

PM Malaysia Mahathir Mohamad. REUTERS/Handout

TEMPO.CO, Jakarta - Pemilihan Raya ke 14 pada Mei tahun lalu memberi kejutan terhadap demokrasi di negeri jiran karena Mahathir Mohamad dinyatakan kembali terpilih sebagai Perdana Menteri Malaysia setelah koalisinya, Pakatan Harapan, memenangkan pemilu.

Mahathir pernah menjabat perdana menteri pada 1981 hingga 2003. Kini, di usia 92 tahun, dia memimpin perlawanan terhadap monopoli kekuasaan partai yang pernah dipimpinnya, Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO).

Mahathir kembali memimpin setelah mengalahkan petahana Najib Razak yang diusung Barisan Nasional. Mahathir menang dengan merangkul Anwar Ibrahim, mantan wakilnya yang kemudian menjadi seteru politiknya.

”Perselisihan, perlu kami lupakan. Bukan tidak ada, tapi memang ada. Tapi itu tidak penting. Hal terpenting adalah masa depan. Meski pernah bermusuhan, saat ini kami perlu bekerja sama,” ujar Mahathir dalam pertemuan dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa Indonesia, Selasa (19/02/2019) lalu.

Pertemuan diinisiasi Ikatan Setia Kawan Wartawan Malaysia-Indonesia (Iswami) di kantor Perdana Menteri Malaysia di Putra Jaya, Malaysia. Berikut petikannya.

Advertising
Advertising

Bagaimana mempererat masa depan Indonesia dan Malaysia, termasuk isu tenaga kerja dan juga investasi?

Kami selalu berjuang dengan Partai untuk mencapai kemerdekaan. (Partai yang dimaksud adalah UMNO, Red). Namun, partai yang berjuang sejak kemerdekaan itu lama kelamaan popularitasnya merosot dan lupa akan tugas partai. Beberapa tahun belakangan ini partai tersebut lupa karena merasa berkuasa.

Sebenarnya saya dulu adalah pemimpin partai tersebut. Pada masa itu, saya memimpin dan menang dalam pemilu raya pada masa lampau. Tapi setelah saya menyerahkan jabatan, dan bukan karena desakan dari masyarakat, saya melihat partai ini lama-kelamaan semakin buruk. Rakyat pun tidak mau terima. Meski rakyat setia pada partai itu, tapi mereka tidak puas. Kemudian mereka mencari "kerajaan" atau pemerintahan baru dengan bergabungnya sejumlah partai.

Pemerintahan sekarang ini sebenarnya adalah partai yang pernah membangkang selama puluhan tahun. Tapi, sekarang ini mereka memimpin tapi mereka masih berpikir bahwa mereka pembangkang. Tapi lebih sedikit demi sedikit mulai sadar bahwa kini mereka adalah partai pemerintah. Dengan begitu, mereka mesti berhubungan baik dengan swasta karena mereka yang membantu pemerintahan dalam sejumlah proyek. Tak hanya dengan swasta tapi juga berbaik-baik dengan semua negara tanpa melihat ideologi maupun keadaan negara. Siapapun yang terpilih sebagai pemerintah, kami hormati dan dukung.

Anwar Ibrahim dan Mahathir Mohamad saat masih muda. abc.net.au

Bagaimana setelah kepemimpin Anda yang dikatakan akan menyerahkan ke Anwar Ibrahim?

Berita terkait

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

4 jam lalu

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

Saat melancong ke Malaysia, jangan lupa membeli oleh-oleh khas Malaysia yang kekinian dan murah. Berikut ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

9 jam lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

12 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

23 jam lalu

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

Langkawi menyuguhkan objek wisata baru berupa skywalk dengan desain untuk

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

1 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

1 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

2 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya