Kisah Origami Mengubah Hidup Seniman dari Palestina

Selasa, 29 Januari 2019 05:00 WIB

Seniman asal Palestina Ahmed Humaid tak menyangka kecintaannya pada seni origami menjadi jalan pembuka pundi-pundi pemasukan baginya. Sumber: AP/english.alarabiya.net

TEMPO.CO, Jakarta - Seniman asal Palestina Ahmed Humaid tak menyangka kecintaannya pada seni origami menjadi jalan pembuka pundi-pundi pemasukan. Origami adalah seni melipat kertas dari Jepang.

Kepiawaiannya dalam melipat kertas telah membuatnya terkenal dan membuka ladang pekerjaan baginya menyusul makin banyak orang tertarik pada seni origami.

Baca: Kreasi Origami Ala Felicia Budi

Dikutip dari english.alarabiya.net, Senin, 28 Januari 2019, Humaid menjadikan kertas dalam buku sebagai media untuk membuat origami yang indah. Temuannya itu menuai pujian mengingat Humaid tinggal di Jalur Gaza, Palestina, sebuah wilayah yang diblokade dari dunia luar.

“Ketika banyak orang bertanya bagaimana cara membuatnya, seni ini telah membuat saya mendapat penghasilan,” kata Humaid, yang tinggal di Nusseirat, sebuah kamp pengungsian di Gaza tengah.

Advertising
Advertising

Baca: Google Rayakan Hari Kelahiran Grandmaster Origami

Seniman asal Palestina Ahmed Humaid tak menyangka kecintaannya pada seni origami menjadi jalan pembuka pundi-pundi pemasukan baginya. Sumber: AP/english.alarabiya.net

Humaid awalnya bekerja serabutan. Namun dia tekun mempelajari seni ini. Saat disambangi, Humaid mempraktikan sejumlah cara melipat kertas dari sejumlah halaman di buku hingga menjadi sebuah huruf kaligrafi yang indah.

Dia menceritakan tak mengikuti pelatihan formal, sebaliknya dia belajar origami lewat sejumlah foto yang dilihatnya di Instagram. Dia pun menjadi follower sejumlah seniman Jepang dan berkirim surat kepada mereka. Beberapa dari seniman itu ada yang menawarkan bantuan kepada Humaid.

Seni origami yang pertama kali dibuat Humaid yakni pada Oktober 2018. Ketika itu, dia membutuhkan waktu 15 jam untuk mengerjakannya hingga tuntas. Dia lalu memfoto dan membagikan hasil karyanya itu kepada sejumlah seniman Jepang. Semenjak itu, Humaid telah menjual sekitar 45 origami kepada masyarakat lokal yang dibeli sebagai kado untuk kekasih.

Harga 1 origami buatan Humaid di bandrol US$ 15 sampai US$ 30 atau Rp 420 ribu, tergantung dari ukuran dan jumlah huruf yang diminta pelanggan.

Humaid ingin memperluas bisnisnya ke luar Jalur Gaza, namun hal ini baru sebatas rencana karena blokade telah menyulitkan dilakukannya ekspor. Mesir pun telah melarang adanya perjalanan keluar – masuk Jalur Gaza sebagai bentuk protes terhadap kekuasaan Hamas.

“Saya berharap suatu hari nanti bisa mengunjungi Jepang, tempat lahirnya seni origami ini sehingga saya bisa dekat dengan orang-orang yang ahli dibidangnya,” ujar Humaid.

Data PBB menyebut, angka pengangguran di Gaza, Palestina, sampai Januari 2019, masih di atas 50 persen. Jumlah ini bahkan lebih tinggi dibanding angka usia muda penduduk Gaza.

Berita terkait

Presiden Mahmoud Abbas Khawatir Israel Usir Warga Tepi Barat usai Perang

6 jam lalu

Presiden Mahmoud Abbas Khawatir Israel Usir Warga Tepi Barat usai Perang

Presiden Palestina Mahmoud Abbas khawatir, setelah menghancurkan Gaza, Israel mungkin mengusir warga Palestina di Tepi Barat ke Yordania.

Baca Selengkapnya

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

10 jam lalu

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

Demo bela Palestina terus bergolak di sejumlah kampus di AS. Terbaru adalah kandidat presiden AS Jill Stein termasuk di antara yang ditangkap.

Baca Selengkapnya

Israel Gempur Rafah Menjelang Pembahasan Gencatan Senjata, 13 Tewas

14 jam lalu

Israel Gempur Rafah Menjelang Pembahasan Gencatan Senjata, 13 Tewas

Sebanyak 13 warga Palestina tewas dalam serangan Israel ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Dipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

15 jam lalu

Dipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

Penulis Palestina Basim Khandaqji, yang dipenjara 20 tahun lalu di Israel, memenangkan hadiah bergengsi fiksi Arab pada Ahad

Baca Selengkapnya

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

15 jam lalu

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan pro-Israel saling bentrok di kampus Universitas California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

16 jam lalu

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

Hampir 900 orang telah ditangkap di kampus-kampus Amerika Serikat karena demo pro-Palestina

Baca Selengkapnya

AS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

16 jam lalu

AS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Amerika Serikat berupaya mencegah dikeluarkannya surat perintah penangkapan ICC terhadap PM Israel Benjamin Netanyahu atas serangan di Gaza

Baca Selengkapnya

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

16 jam lalu

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

Gedung Putih mengatakan Biden menegaskan kembali "posisinya yang jelas" ketika Israel berencana menyerang Kota Rafah, wilayah paling selatan di Gaza

Baca Selengkapnya

Kehilangan Kedua Kaki karena Serangan Israel, Staf UNRWA ke Qatar untuk Perawatan

17 jam lalu

Kehilangan Kedua Kaki karena Serangan Israel, Staf UNRWA ke Qatar untuk Perawatan

Seorang staf UNRWA sekaligus jurnalis foto yang terluka parah dan kehilangan kedua kakinya akibat pengeboman Israel tiba di Qatar untuk perawatan

Baca Selengkapnya

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

18 jam lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya