Remaja yang Diduga Lecehkan Pria Pribumi Amerika Diancam Dibunuh

Selasa, 22 Januari 2019 16:00 WIB

Nick Sandmann (bertopi) berhadapan dengan Nathan Phillips.[Sky News]

TEMPO.CO, Jakarta - Siswa SMA asal Kentucky yang terlihat dalam video viral yang menunjukkan kumpulan siswa mengejek penduduk asli Amerika mengaku mendapat ancaman pembunuhan.

Nick Sandaman, junior di SMA Covington Catholic di Park Hills, Kentucky, yang dituduh mengejek seorang pria suku asli Amerika sekaligus veteran Perang Vietnam bernama Nathan Phillips membantah telah mengejeknya selama pawai penduduk pribumi Amerika Jumat kemarin.

Baca: Video Viral Siswa Pendukung Trump Ejek Penduduk Asli Amerika

"Peserta aksi yang dilihat semua orang dalam video itu mulai memainkan drumnya saat dia memasuki kerumunan, yang terpisah darinya," kata Sandmann, dikutip dari ABC News, 22 Januari 2019.

"Dia menatap mata saya dan mendekati saya, hanya beberapa inci dari wajah saya. Dia memainkan drumnya sepanjang waktu di wajah saya," lanjutnya.

Advertising
Advertising

"Saya tidak pernah berinteraksi dengan peserta aksi ini. Saya tidak berbicara dengannya. Saya tidak membuat gerakan tangan atau gerakan agresif lainnya. Sejujurnya, saya terkejut dan bingung mengapa dia mendekati saya," tambahnya.

Sandmann juga mengatakan dia tidak pernah mendengar ada siswa yang berteriak membangun tembok atau apa pun yang penuh kebencian atau rasis.

Sandmann mengatakan dia dan keluarganya telah menerima ancaman setelah insiden itu diketahui publik.

"Saya telah menerima ancaman fisik dan pembunuhan melalui media sosial, serta penghinaan yang penuh kebencian. Satu orang mengancam akan menyakiti saya di sekolah, dan satu orang mengaku tinggal di lingkungan saya. Orang tua saya menerima ancaman pembunuhan karena opini massa media sosial menyebabkan masalah ini," kata Sandmann.

Nathan Phillips saat diwawancara CNN.[CNN]

Veteran Perang Vietnam, Nathan Phillips, yang menabuh drum dan bernyanyi selama berhadapan dengan Sandmann mengatakan sekelompok remaja meneriakkan kata-kata melecehkan terhadapnya.

"Aku mendengar mereka berkata, 'Bangun tembok itu, bangun tembok itu,' kamu tahu?" kata Phillips. "Ini tanah adat, kau tahu. Kita seharusnya tidak memiliki tembok di sini. Kita tidak pernah melakukannya. Sebelum orang lain datang ke sini kita tidak pernah memiliki tembok. Kita tidak pernah memiliki penjara."

Baca: Tangis Pria Suku Asli Amerika Usai Diejek Siswa SMA

Dalam wawancara terpisah dengan Washington Post, Phillips mengatakan remaja dari kelompok Sandmann telah melecehkannya dan pengunjuk rasa penduduk asli Amerika lainnya sebelum pertemuan itu.

"Saya mulai pergi ke sana, dan pria bertopi itu menghalangi saya dan kami menemui jalan buntu. Dia hanya menghalangi jalan saya dan tidak akan membiarkan saya mundur," kata aktivis yang memperjuangkan suku asli Amerika tersebut.

Berita terkait

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

7 jam lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

2 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Gibran Ajak Perusahaan Sepatu Lokal Bantu Siswa Kurang Mampu

3 hari lalu

Gibran Ajak Perusahaan Sepatu Lokal Bantu Siswa Kurang Mampu

Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menggandeng perusahaan sepatu lokal membantu siswa kurang mampu dengan memberikan alas kaki sekolah.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

5 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Video Viral Korban di Sukabumi, BMKG: Ada 8 Sambaran Petir di Sekitar Lokasi

6 hari lalu

Video Viral Korban di Sukabumi, BMKG: Ada 8 Sambaran Petir di Sekitar Lokasi

Dua dari tiga orang yang sedang berteduh dari hujan di sebuah saung warung di Sukabumi tewas karena sambaran petir pada Ahad 21 April 2024.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

7 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

10 hari lalu

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.

Baca Selengkapnya

Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

10 hari lalu

Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

Iran menjadi salah satu negara yang mengembangkan nuklir. Ada jasa Amerika dalam hal itu.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Presiden Jokowi Wanti-wanti Pola Baru TPPU, Gunung Ruang Erupsi Sejumlah Maskapai Batalkan Penerbangan

10 hari lalu

Terpopuler: Presiden Jokowi Wanti-wanti Pola Baru TPPU, Gunung Ruang Erupsi Sejumlah Maskapai Batalkan Penerbangan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan untuk waspada terhadap pola baru tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang berbasis teknologi.

Baca Selengkapnya

Polisi Tetapkan Penusukan Uskup di Sydney sebagai Serangan Teror

13 hari lalu

Polisi Tetapkan Penusukan Uskup di Sydney sebagai Serangan Teror

Polisi Australia mengatakan penusukan terhadap seorang uskup gereja Asiria di Sydney adalah tindakan teror

Baca Selengkapnya