Reformasi Hak Veto, Anggota PBB Diimbau Realistis

Kamis, 17 Januari 2019 10:00 WIB

Presiden A.S, Barack Obama berpidato di depan delegasi dalam pertemuan Leaders' Summit on Peacekeeping dalam rangkaian Sidang Umum PBB di Manhattan, New York, 28 September 2015. Sekitar 125 negara menghadiri Sidang Umum PBB. AP/Kevin Hagen

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia melalui posisi sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019 - 2020 akan menyuarakan perlunya reformasi di dalam tubuh PBB. Reformasi diperlukan agar Dewan Keamanan PBB selaras dengan tatanan global yang lebih inklusif.

Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri RI Febrian Ruddyard mengatakan di tubuh PBB terdapat lima negara anggota yang memiliki hak veto. Sekarang ini tidak mudah bagi negara-negara tersebut untuk mengurangi atau menghilangkan sama sekali hak veto mereka.

"Ini tidak gampang karena dalam kesepakatan reformasi Dewan Keamanan PBB 2017-2018 ada keinginan untuk melakukan reformasi termasuk pada negara-negara pemilik hak veto,"kata Febrian, Rabu, 16 Januari 2019.

Baca: Indonesia Terpilih Jadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB

Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri RI Febrian Ruddyard. Sumber: TEMPO/Suci Sekarwati

Febrian menjelaskan reformasi PBB setidaknya menyasar pada empat hal. Pertama, masalah keanggotaan apakah anggota tetap atau tidak tetap Dewan Keamanan PBB jumlahnya tidak berubah atau boleh bertambah.

Advertising
Advertising

Saat ini, Dewan Keamanan PBB terdiri dari 15 negara anggota, yakni lima negara anggota tetap dan 10 negara anggota tidak tetap. Setiap negara anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB memiliki periode keanggotaan selama 2 tahun.

Kedua, hal yang disoroti dalam reformasi Dewan Keamanan PBB adalah isu representasi. Contohnya, ada sekitar 50 negara Afrika di PBB, tetapi representasinya hanya dua di anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Jumlah ini dinilai kurang mewakili.

Baca: Jadi Anggota Tidak Tetap PBB, Indonesia Perjuangkan Palestina

Febrian menekankan jumlah anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang tidak bertambah jumlahnya telah menyandera PBB. Sebab negara-negara seperti Jepang, Brazil dan India menjerit merasa punya posisi yang sama dengan anggota tetap tersebut. Lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB adalah Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia dan Cina.

Ketiga, anggota PBB ingin ada reformasi terkait hak veto, apakah veto ini bisa dikurangi atau dihilangkan sama sekali. Febrian mengatakan anggota PBB dituntut bersikap realistis karena negara-negara pemilik hak veto tidak mau hak istimewa itu dihilangkan. Dengan begitu, Indonesia menyerukan adanya pengaturan kapan veto tidak boleh digunakan, misalnya untuk isu kejahatan perang.

Terakhir, reformasi PBB juga harus menyasar transparansi metode kerja di Dewan Keamanan PBB. Febrian mengatakan adanya kata sepakat untuk melakukan reformasi di tubuh PBB adalah sebuah kemajuan luar biasa sebab bisa saja negara-negara kekuatan dunia menyuarakan ketidak setujuan mereka.

Berita terkait

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

1 jam lalu

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

Berikut ini rincian tiga jenis sumber penerimaan utama negara Indonesia beserta jumlah pendapatannya pada 2023.

Baca Selengkapnya

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

11 jam lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

2 hari lalu

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

Hamas bingung ditekan untuk membebaskan sandera warga negara Israel, namun dunia tampak tutup mata pada genosidan di Gaza.

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

2 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

3 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Bilang Veto di PBB Tak Surutkan Dukungan RI untuk Palestina

3 hari lalu

Menlu Retno Bilang Veto di PBB Tak Surutkan Dukungan RI untuk Palestina

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut, Indonesia akan tetap menjalankan diplomasi guna mendukung perjuangan bangsa Palestina.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

4 hari lalu

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?

Baca Selengkapnya

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

4 hari lalu

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.

Baca Selengkapnya

Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

5 hari lalu

Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

6 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya