Jumlah Akuisisi Perusahaan Cina di Amerika Anjlok

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Minggu, 13 Januari 2019 17:45 WIB

Ilustrasi perang dagang Amerika Serikat dan Cina. Youtube.com

TEMPO.CO, Beijing – Jumlah akuisisi oleh perusahaan Cina di Amerika Serikat anjlok hingga 95 persen pada 2018 dari puncaknya dua tahun lalu akibat perang dagang antara kedua negara.

Baca:

Jumlah pembelian saham perusahaan AS oleh perusahaan Cina turun ke angka US$3 miliar atau sekitar Rp42 triliun.

Angka ini terus turun dari puncak jumlah akusisi yang mencapai US$55.3 miliar atau sekitar Rp777 triliun pada 2016. Perusahaan riset global Mergermarket melansir, jumlah akuisisi dan merger merosot menjadi US$8.7 miliar atau sekitar Rp122 triliun pada 2017.

Advertising
Advertising

Baca:

Tren ini berkebalikan dengan kenaikan 11.5 persen menjadi US$3.53 triliun atau sekitar Rp50 ribu triliun untuk merger dan akuisisi global.

Sedangkan di kawasan Asia Pasifik, tren merger dan akuisisi justru melonjak 52.4 persen menjadi US$160 miliar atau sekitar Rp2.300 triliun pada 2018.

Di Eropa, tren merger dan akuisisi oleh perusahaan Cina juga naik sebesar 81.7 persen menjadi US$60.4 miliar atau sekitar Rp848 triliun.

Baca:

Pada Mei 2018, perusahaan BUMN Cina yaitu China Three Gorges, mengumumkan pembelian 76.7 persen saham di perusahaan pembangkit listrik Portugal yaitu Energias de Portugal SA.

Saat ini, kesepakatan bisnis ini masih menunggu persetujuan dari otoritas setempat dan disebut menempati posisi kelima akuisisi saham terbesar dengan nilai sekitar US$10.8 miliar atau sekitar Rp152 triliun.

“Meningkatnya ketegangan perdagangan, instabilitas politik dan meningkatnya pengetatan peraturan berdampak pada jumlah kesepakatan bisnis yang menurun pada tahun kemarin,” kata Elizabeth Lim, editor dari Mergermarket, seperti dilansir Kamis, 10 Januari 2019.

Baca:

Seperti dilansir Reuters, pemerintah AS dan Cina terlibat dalam konflik dagang sejak Juli 2018 dengan menaikkan tarif impor dari masing-masing negara. Saat ini keduanya sedang bernegosiasi untuk menghentikan perang tarif ini dan membuka kembali kegiatan ekspor impor seperti sebelumnya.

Sejumlah perusahaan besar Cina yang melakukan akuisisi di AS seperti HNA dan Anbang, telah menarik diri sejak 2016. Ini terjadi setelah pemerintah Cina membatasi jumlah modal yang keluar untuk mendorong pertumbuhan domestik.

Baca:

Pada saat yang sama, pemerintah AS memperketat proses akuisisi oleh perusahaan Cina sehingga semakin menekan jumlah akuisisinya. Pemerintahan Presiden AS, Donald Trump, telah meningkatkan tekanan untuk mengurangi investasi perusahaan Cina di sana.

Pada Agustus 2018, Kongres AS mengesahkan undang-undang yang memperkuat lembaga Komite Investasi Asing di AS dalam mencermati akuisisi perusahaan oleh investor asal Cina.

Salah satu akuisisi oleh perusahaan Ant Financial, yang terafiliasi dengan Alibaba Group, untuk membeli perusahaan pembayaran MoneyGram di AS batal terjadi. Ini karena ada kekhawatiran data personil militer Amerika bakal bocor akibat akuisisi ini. Perusahaan itu akhirnya mencoba melakukan akuisisi di WorldFirst di Inggris.

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

10 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

13 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

13 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

14 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Kapolri Beberkan Tugas Tokoh Buruh Andi Gani Nena Wea yang Diangkat jadi Staf Ahli

20 jam lalu

Kapolri Beberkan Tugas Tokoh Buruh Andi Gani Nena Wea yang Diangkat jadi Staf Ahli

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membeberkan alasannya mengangkat tokoh buruh, Andi Gani Nena Wea, sebagai salah satu staf ahlinya.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya