Paus Fransiskus Minta Eropa Berhenti Bertengkar Soal Imigran

Senin, 7 Januari 2019 13:59 WIB

Sejumlah imigran rehat di pusat transit Organisasi Internasional untuk Migrasi di Agadez, Nigeria, Sabtu, 2 Juni 2018. Banyak dari imigran itu, berjalan dalam kondisi bingung dan dehidrasi, berkeliling berhari-hari di Sahara sebelum pasukan penyelamat PBB menemukan mereka. AP Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimping umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus meminta pemimpin negara-negara Eropa berhenti bertengkar tentang upaya menyelamatkan 49 imigran yang terkatung-katung di laut Mediteriania karena tidak ada negara yang menerima mereka.

"Saya sepenuh hati memohon kepada negara-negara Eropa untuk menunjukkan solidaritas secara konkrit untuk orang-orang ini," kata Paus Fransiskus dalam perayaan Epifani yang dihadiri sekitar 60 ribu orang di halaman gereja Santo Petrus di Vatican, Minggu, 6 Januari 2019, seperti dikutip dari Reuters.

Baca: Paus Fransiskus Berseru Agar Umat Katolik Eropa Terima Pengungsi

Paus Fransiskus meminta negara-negara Barat untuk membiarkan para imigran tinggal sebagai tempat tinggal sementara mereka sebelum ke negara tujuan.

Paus mengeluarkan pernyataan ini diduga ditujukan kepada Italia dan Malta yang saling menolak membuka pintunya untuk para imigran. Bahkan para pejabat pemerintah Italia bersitegang untuk menyelesaikan masalah imigran.

Advertising
Advertising

Sebanyak 49 imigran itu ditempatkan dalam 2 kapal milik lembaga kemanusiaan Jerman. Sebanyak 32 imigran, tiga di antaranya anak-anak dan empat remaja, diselamatkan dari kapal yang berlabuh dari Libya pada 22 Desember 2018. Mereka dipindakan ke kapal Sea-Watch 3 milik kelompok kemanusiaan Jerman. Sebanyak 17 imigran lainnya ditempatkan di kapal milik Jerman, Sea-Eye.

Imigran menaiki sampan karet saat mereka diselamatkan oleh penjaga pantai Libya di Laut Mediterania, lepas pantai Libya, 15 Januari 2018. Organisasi Internasional untuk Migrasi atau IOM melaporkan 176 pengungsi dan migran meninggal dalam 10 hari pertama bulan ini. REUTERS/Hani Amara

Baca: Ini Pokok Kesepakatan Uni Eropa untuk Tangani Imigran

Perdana Menteri Malta berkukuh tidak membuka negaranya bagi kapal yang mengangkut para imigran. Perdana Menteri Malta Joseph Muscat mengatakan, tidak ada
tanggung jawab hukum untuk menyelamatkan para imigran.

Sebaliknya, Deputi Perdana Menteri Italia, Luigi Di Maio, pemimpin Gerakan 5 Bintang, mengatakan Italia telah menyelamatkan imigran selama bertahun-tahun dari Mediterania, sehingga kini giliran Malta untuk ambil bagian menyelamatkan para imigran.

"Sekarang, Malta harus menjalankan bagiannya. Ini sikap kami," kata Di Maio.

Baca: Imigrasi Amerika Serikat Kirim 1.600 Imigran Gelap ke Penjara

Di Maio mengatakan Italia akan menyelamatkan sejumlah wanita dan anak-anak imigran jika Malta mengizinkan kapal-kapal itu berlabuh. Namun, usulan Di Maio malah ditolak oleh Menteri Dalam Negeri Italia Matteo Salvini.

Salvini, pemimpin partai politik anti-imiran telah menutup pelabuhannya untuk kapal-kapal penyelamat. Salvini juga kerap kali mengkritik Paus Fransiskus karena pernyataannya yang membela para imigran.

Berita terkait

Liburan ke Eropa, Siap-siap 10 Bandara yang Bikin Stres

1 hari lalu

Liburan ke Eropa, Siap-siap 10 Bandara yang Bikin Stres

Sepuluh bandara tersebut berdasarkan 2024 Stressful Airport Index di Eropa

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

7 hari lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

7 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

8 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

11 hari lalu

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?

Baca Selengkapnya

Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

13 hari lalu

Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

Sleeper train L'Observatoire Venice Simplon-Orient-Express mulai beroperasi tahun 202

Baca Selengkapnya

Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

13 hari lalu

Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

Venice Simplon-Orient-Express pertama kalinya menghadirkan sleeper train yang dirancang khusus oleh seniman

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Kuburan Massal di Gaza, Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah

14 hari lalu

Top 3 Dunia: Kuburan Massal di Gaza, Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah

Top 3 Dunia dibuka dengan kabar tentang temuan kuburan massal di Gaza oleh badan layanan Palestina berisi 210 jasad.

Baca Selengkapnya