Seragam Pintar Ini Bikin Siswa di Cina Sulit Bolos Sekolah

Minggu, 6 Januari 2019 07:00 WIB

Sekolah-sekolah Cina memberlakukan seragam pintar dengan sistem pelacakan GPS untuk memantau siswa - ABC News (Australian Broadcasting Corporation)

TEMPO.CO, Jakarta - Sekolah di Provinsi Guizhou dan Guangxi Zhuang Cina menggunakan smart uniform yang dilengkapi sistem pelacakan GPS untuk memastikan siswa tidak membolos kelas. Teknologi ini juga bertujuan memastikan agar anak-anak mereka pulang ke rumah dengan selamat.

Sedikitnya ada sembilan sekolah yang memberlakukan teknologi seragam pintar, menurut laporan China Daily, yang dilansir dari Business Insider, 5 Januari 2019.

Menurut laporan Guangxi adalah salah satu provinsi miskin di Cina dan menghadapi tingkat pembolosan sekolah yang lebih tinggi.

Baca: Murid SD dan SMP di Cina Tak Bisa Lagi Bawa Ponsel ke Sekolah

Perusahaan pengembang teknologi chip Guizhou Guanyu Technology mengatakan waktu dan tanggal akan direkam oleh seragam setelah siswa memakai seragam pintar ke sekolah. Pergerakan siswa juga terlacak dengan video yang memungkinkan orang tua mengaksesnya melalui aplikasi.

Advertising
Advertising

Selain itu, untuk mengantisipasi siswa yang bertukar seragam, perusahaan merancang teknologi pengenalan wajah.

Jika ada yang bolos, seragam akan memicu alarm yang memberi tahu guru dan orang tua. Jika seorang siswa berjalan keluar dari halaman sekolah tanpa izin, alarm suara diaktifkan secara otomatis.

Seragam pintar yang diproduksi Guanyun Technology.[ABC/Guanyun Technology]

Cina kini menjadi negara terdepan dalam pengembangan dan penerapan teknologi pengawasan. Pemerintah Cina diketahui menerapkan teknologi pengawasan secara luas kepada populasi Uighur di Xinjiang.

Bahkan di kota-kota besar Cina, pemilik mobil tidak akan menyadari mobilnya dilacak oleh pemerintah dan mobil mereka secara berkala mengirimkan data ke pusat pengawasan pemerintah.

Baca: Takut Teknologi Dicuri Cina, Lembaga AS Tolak Kunjungan Ilmuwan

Wang Ping, kepala serikat pekerja di Sekolah Tinggi Xiuwen di Guizhou, mengatakan hampir 1.000 siswa kelas satu telah mengenakan seragam pintar selama lebih dari sebulan.

Siswa memiliki dua seragam musim panas dan dua untuk musim dingin, masing-masing dilaporkan seharga 320 yuan atau sekitar Rp 666 ribu, yang jika dibandingkan tidak jauh berbeda dengan harga seragam biasa.

Orang tua salah satu siswa SMA Xiuwen, Zhao Shengyong mengatakan dia senang dengan fungsi pengawasan seragam.

Baca: Cina Wajibkan Mobil Dipasang Pelacak Informasi, Privasi Lenyap?

"Sekolah itu adalah sekolah asrama, jadi sulit bagiku untuk menjadi orang tua anakku di rumah. Seragam ini dapat memberikan tekanan kepadanya dan memberi tahu dia bahwa saya akan diberi tahu jika dia bolos kelas," katanya kepada China Daily.

Perusahaan Cina yang mengembangkan teknologi ini mengatakan perusahaan berkomitmen untuk melindungi privasi dan hanya orang tua siswa dan guru yang dapat mengakses informasi yang dikumpulkan dari seragam pintar.

Berita terkait

Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

55 menit lalu

Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

Top 3 dunia kemarin adalah daftar konglomerat Singapura dan Korsel yang masuk daftar Forbes hingga Cina diminta membantu negara miskin dari utang.

Baca Selengkapnya

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

5 jam lalu

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina

Baca Selengkapnya

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

13 jam lalu

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

14 jam lalu

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

Cina memperpanjang kebijakan bebas visa untuk 12 negara di Eropa dan Asia setelah kunjungan kerja Presiden Xi Jinping ke Prancis

Baca Selengkapnya

Bappenas Pastikan Makan Siang Gratis Tidak Bersumber dari Dana BOS

15 jam lalu

Bappenas Pastikan Makan Siang Gratis Tidak Bersumber dari Dana BOS

Bappenas menyatakan tidak ada pihak swasta yang akan ikut mensponsori program makan siang gratis.

Baca Selengkapnya

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

20 jam lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

23 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

1 hari lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

1 hari lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

2 hari lalu

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.

Baca Selengkapnya