TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah daerah Provinsi Shandong, Cina, tidak akan lagi mengizinkan murid SD dan SMP menggunakan ponsel atau tablet di ruang kelas. Aturan ini berlaku mulai dari 1 November 2018.
Peraturan tersebut diadopsi oleh anggota legislatif Provinsi Shandong pada bulan lalu. Melalui aturan tersebut murid SD dan SMP diminta untuk menyimpan ponsel atau tablet selama jam sekolah jika mereka membawanya ke sekolah. Aturan ini ditujukan untuk mengendalikan munculnya penyakit miopia, semacam penyakit mata.
Sebelumnya akhir Agustus 2018, Kementerian Pendidikan, Komisi Kesehatan Nasional dan enam departemen pemerintah Cina lainnya meluncurkan sejumlah rencana untuk membantu memerangi rabun dekat pada anak-anak.
Pemerintah daerah Provinsi Shandong dalam keterangan meminta para orang tua juga ikut mengontrol waktu yang dihabiskan anak-anak mereka saat berinteraksi dengan perangkat elektronik. Orang tua diminta pula untuk mengajarkan anak-anak agar menjaga jarak pandang antara buku dan layar dan memastikan posisi membaca yang benar dengan pencahayaan yang cukup.
Baca: Dipecat karena Gay, Guru TK di Cina Gugat Sekolah
Selain melarang siswa membawa ponsel dan tablet ke kelas, pemerintah Shandong juga meminta para guru untuk tidak bergantung pada perangkat elektronik saat mengajar dan memberikan tugas yang membuat murid fokus menulis di kertas.
Menurut Sun Wei, wakil direktur Pusat Pencegahan dan Perawatan Anak untuk Ketidakmampuan Visual Anak, menggunakan alat hukum untuk melindungi pengelihatan anak-anak adalah hal yang sangat penting. Dia mendukung penuh reguslasi yang menetapkan tanggung jawab dari organisasi pemerintah, sekolah dan orang tua dalam memerangi rabun dekat pada anak-anak.
Baca: Cina Hukum Mati Pria Pembunuh 9 Murid Sekolah
"Lebih dari 40 persen siswa sekolah dasar dan menengah di Shandong memiliki miopia dan saya percaya dengan upaya bersama dari pemerintah, sekolah, orang tua dan siswa, tingkat itu dapat dikurangi di masa depan," kata Sun.
Chu Zhaohui, peneliti senior di Institut Nasional Ilmu Pendidikan, mengatakan melarang siswa menggunakan ponsel dan tablet di kelas lebih mudah daripada melarang guru menggunakan alat bantu pengajaran digital.
“Bagaimanapun, kita hidup di era digital dan penting untuk melengkapi anak-anak kita dengan keterampilan yang relevan," katanya.
Wang Jing, ibu dari dua murid SD di Qingdao, Provinsi Shandong, menyambut baik rencana pemerintah daerah untuk mengendalikan penggunaan perangkat elektronik. Wang menilai anak-anak muda mudah kecanduan perangkat elektronik dan waktu yang dihabiskan untuk perangkat tersebut akan merusak kesehatan dan nilai sekolah anak-anak.
Menurut laporan WHO, miopia dialami hampir 40 persen murid SD di Cina. Angka ini adalah yang tertinggi di dunia.
ASIA ONE | SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA