Trump Bakal Perintahkan Pemblokiran Huawei dan ZTE?

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Sabtu, 29 Desember 2018 18:31 WIB

Mick Mulvaney, saat menjabat Kepala Kantor Manajemen dan Anggaran Gedung Putih (OMB), berbicara dengan Presiden Trump pada 2017.[ Kennedy Lamarque / Reuters]

TEMPO.CO, Washington – Pemerintah Amerika Serikat mempertimbangkan untuk mengeluarkan perintah eksekutif yang menyatakan kondisi darurat nasional untuk melarang perusahaan menggunakan peralatan jaringan telekomunikasi buatan Huawei Technologies, dan ZTE Corp dari Cina.

Baca:

Tekanan AS ini menandai langkah terbaru pemerintahan Trump untuk mengeluarkan kedua perusahaan telekomunikasi asal Cina dari pasar domestik telekomunikasi.

“Pemerintah AS menuding kedua perusahaan bekerja atas kepentingan pemerintah Cina dan peralatan telekomunikasi mereka bisa digunakan untuk memata-matai warga AS,” begitu dilansir SCMP mengutip dari Reuters pada Jumat, 28 Desember 2018.

Advertising
Advertising

Baca:

Manajemen Huawei dan ZTE tidak merespon permintaan tanggapan lewat surat elektronik dari Reuters. Sebelumnya, manajemen Huawei telah membantah berulang kali bahwa peralatan jaringan komunikasinya mengandung bahaya keamanan. Manajemen mengatakan Huawei merupakan perusahaan swasta, yang sebagian sahamnya dikuasai pegawai.

Surat perintah eksekutif tadi, yang telah berada dalam pembahasan selama 8 bulan ini, bisa diterbitkan pada awal Januari 2019. Sumber di industri telekomunikasi dan pemerintah AS mengatakan surat ini akan mengarahkan departemen Perdagangan AS untuk memblokir perusahaan AS dari membeli peralatan telekomunikasi dari perusahaan telekomunikasi asing, yang membahayakan keamanan nasional.

Baca:

Sumber itu mengatakan ada kemungkinan surat perintah eksekutif itu tidak menyebut secara langsung Huawei atau ZTE. Namun, pejabat departemen Perdagangan bakal menginterpretasikan isi surat itu sebagai otorisasi untuk membatasi penyebaran peralatan buatan kedua perusahaan Cina itu.

Meng Wanzhou, Kepala Eksekutif Huawei. Sumber: REUTERS/Alexander Bibik

Saat ini, seperti dilansir CNBC, pemerintah AS telah meminta penangkapan atas eksekutif Huawei yaitu Meng Wanzhou, yang menjalani proses hukum di Kanada.

Meng ditangkap saat pesawat yang ditumpanginya sedang transit di Bandara Internasional Vancouver, Kanada, pada 1 Desember 2018. Saat itu, Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina, Xi Jinping, sedang melakukan pertemuan membahas gencatan senjata perang dagang kedua negara, yang dimulai sejak Juli 2018.

Baca:

Dalam pertemuan yang digelar di Buenos Aires, Argentina, keduanya bersepakat penghentian kenaikan tarif selama 90 hari hingga Maret 2019 sambil melakukan negosiasi perdagangan.

Menurut SCMP, surat perintah eksekutif dari Trump itu bakal menggunakan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional sebagai rujukan. UU itu memberi Presiden AS otoritas untuk mengatur perdagangan sebagai respon atas keadaan darurat nasional yang mengancam.

Berita terkait

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

10 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

12 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

16 jam lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

18 jam lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

2 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

2 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

2 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya