Terlantar, Pengungsi Venezuela Terpaksa Melacur dan Jual Rambut

Kamis, 27 Desember 2018 13:00 WIB

Polisi di Cucuta, Kolombia, membawa perempuan pengungsi Venezuela yang ditahan untuk pelacuran kembali ke perbatasan untuk dideportasi ke Venezuela bulan ini. [Manuel Rueda / WLRN.ORG]

TEMPO.CO, Jakarta - Pengungsi perempuan Venezuela yang pergi ke negara tetangga terpaksa menjajakan seks dan menjual rambut mereka untuk rambut palsu demi mendapatkan pundi uang.

Remaja berusia 14 tahun dikabarkan mendapat US$ 7 atau Rp 102 ribu per "sesi" sementara pembuat rambut palsu menawarkan sekitar US$ 10 hingga US$ 30 (Rp 145 ribu hingga Rp 437 ribu), menurut laporan Fox News, dikutip dari Daily Mail, 27 Desember 2018.

Baca: Nicolas Maduro Tuding Amerika Bakal Invasi Venezuela

Para guru, petugas polisi, dan penjaja koran termasuk beberapa di antara yang beralih ke perdagangan seks di Kolombia untuk memenuhi kebutuhan anak-anak dan kerabat mereka di rumah.

Perempuan tidak berdokumen sering berakhir bekerja di bar yang kotor dan iklim tropis membuat mereka terkena infeksi dan penyakit seperti malaria.

Advertising
Advertising

Para pengungsi Venezuela menunggu di Pusat Layanan Perbatasan Biner Peru, di perbatasan dengan Ekuador, di Tumbes, Peru 24 Agustus 2018 [Reuters]

Menurut PBB, lebih dari 3 juta warga Venezuela telah melarikan diri ke negara-negara tetangga, termasuk Kolombia, Peru, Ekuador, Argentina, Cile dan Brasil.

Rakyat Venezuela melarikan diri dari negara mereka yang melarat. Tanpa izin kerja atau paspor, mereka dipaksa untuk melakukan apa saja yang mereka bisa.

Baca: Dilanda Krisis, Bagaimana Nasib Calon Miss Universe Venezuela?

"Rambut, mencari rambut," sering terdengar dari orang-orang yang ingin membeli rambut wanita.

Perempuan di dekat daerah perbatasan sangat rentan terhadap perdagangan manusia, karena kelompok-kelompok perdagangan narkoba diketahui beroperasi di sana.

Para korban dipaksa untuk menyerahkan dokumen identitas kepada germo yang memaksa mereka menawarkan tubuh mereka.

"mereka juga menjadi rentan untuk direkrut, menjadi korban perdagangan manusia," kata Amy Roth Sandrolini, kepala staf di The Exodus Road, sebuah organisasi berbasis di AS yang ditujukan untuk memerangi perdagangan manusia secara global.

Baca: IMF Sebut Inflasi 1 Juta Persen, Venezuela Redenominasi Bolivar

Kemiskinan telah melonjak setelah empat tahun resesi dan tahun salah kelola keuangan.

IMF memperkirakan inflasi Venezuela akan mencapai 1,4 juta persen mengejutkan tahun ini dan membuat jutaan warganya yang kelaparan menjadi pengungsi di negara tetangga.

Berita terkait

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

3 hari lalu

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

BNPB meminta semua kebutuhan dasar masyarakat terdampak erupsi Gunung Ruang dapat segera dipenuhi.

Baca Selengkapnya

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

6 hari lalu

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

Korban gempa Garut bertahan di rumah mereka yang rawan roboh karena tidak ada tempat pengungsian.

Baca Selengkapnya

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

7 hari lalu

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir mengajak masyarakat Distrik Aifat, Maybrat, yang masih mengungsi kembali pulang

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

21 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

24 hari lalu

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.

Baca Selengkapnya

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

28 hari lalu

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

Nikaragua bergabung dengan Meksiko memutuskan hubungan dengan Ekuador setelah pasukan menyerbu kedutaan Meksiko di Quito.

Baca Selengkapnya

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

29 hari lalu

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

Lebih dari 1.100 migran dan pengungsi termasuk 121 anak-anak tanpa pendamping diselamatkan di lepas pantai selatan Italia dalam waktu 24 jam

Baca Selengkapnya

256 Warga Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

30 hari lalu

256 Warga Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

Warga terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi tersebut berasal dari 78 kepala keluarga.

Baca Selengkapnya

Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

35 hari lalu

Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan militer Israel telah menarik tank dan kendaraan dari kompleks rumah sakit Al Shifa setelah dua pekan

Baca Selengkapnya

Israel dan Hamas akan Lanjutkan Negosiasi Gencatan Senjata Gaza di Mesir

36 hari lalu

Israel dan Hamas akan Lanjutkan Negosiasi Gencatan Senjata Gaza di Mesir

Pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas dilaporkan akan berlanjut di Kairo, Mesir.

Baca Selengkapnya