Ganja dan Penikahan Sejenis, Kado Junta Sebelum Pemilu Thailand?

Kamis, 27 Desember 2018 12:35 WIB

PM Thailand, Prayuth Chan-ocha. AP

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah junta militer Thailand meloloskan RUU legalisasi ganja untuk medis dan pernikahan sesama jenis, di mana RUU ini akan secara resmi berlaku ketika disahkan parlemen, sebelum pemilu 24 Februari.

Dalam sesi parlmen pada Selasa kemarin, RUU legalisasi ganja untuk medis telah disahkan oleh parlemen. UU akan mulai berlaku ketika disetujui oleh monarki, menurut South China Morning Post, 27 Desember 2018.

Baca: Thailand Negara ASEAN Pertama yang Legalkan Ganja untuk Medis

Undang-undang sah setelah didukung 166 suara dengan 13 abstain, menurut laporan Bangkok Post. Namun parlemen memutuskan untuk penambahan anggota komisi pengawas narkotika dari 17 menjadi 25 anggota.

Pejabat Thailand menunjukkan beberapa ganja sebelum konferensi pers Bangkok, Thailand, Selasa, 25 September 2018. Polisi Thailand menyerahkan sekitar 100 kilogram ganja yang disita untuk digunakan dalam penelitian medis. (Foto AP / Sakchai Lalit)

Advertising
Advertising

UU mengizinkan penggunaan ganja dan kratom untuk kepentingan pemerintah dan medis, perawatan pasien, riset dan pengembangan, pertanian, perdagangan, ilmu pengetahuan dan industri.

Sementara RUU pernikahan sesama jenis yang telah disetujui kabinet saat ini masih berada di parlemen menunggu disahkan. Jika disahkan, maka Thailand menjadi negara ASEAN pertama yang legalkan pernikahan sejenis.

Baca: RUU di Parlemen, Thailand Siap Legalkan Pernikahan Sesama Jenis

Kontroversi utama mengenai legalisasi ganja di Thailand melibatkan permintaan perusahaan asing yang dapat memungkinkan mereka untuk mendominasi pasar, mempersulit pasien Thailand untuk mengakses obat-obatan dan bagi peneliti Thailand untuk mengakses ekstrak ganja.

Lalu RUU pernikahan sesama jenis masih menunggu pengesaham dalam sesi parlemen yang akan selesai pada 15 Februari, sebelum pemilu 24 Februari.

Komunitas LGBT Thailand mengikuti Pawai Hari Kebebasan Gay di Bangkok, Thailand, Kamis, 29 November 2018. Pada 2017, Bangkok dinobatkan sebagai kota yang paling ramah gay di dunia, setelah Kota Tel Aviv, Israel. REUTERS/Soe Zeya Tun

Meskipun, jika disahkan nantinya dalam parlemen dan menjadikan Thailand negara ASEAN pertama yang legalkan pernikahan sejenis, sejumlah aktivis LGBTIQ menilai RUU ini hanya menjadikan pasangan sesama jenis sebagai kelas dua. Pasalnya, ada beberapa ketentuan yang dibedakan dalam RUU dengan pasangan heteroseksual.

Baca: Thailand Akan Gelar Pemilu Pada Februari 2019

"Perbedaannya terletak pada hak atas beberapa bentuk kesejahteraan negara. Perbedaan lainnya adalah pengurangan pajak penghasilan pribadi," kata penasihat perdana menteri, Nathporn Chatusripitak.

Selain itu, RUU menyebut pasangan harus berusia lebih dari 20 tahun dan harus berkewarganegaraan Thailand, jika ingin adopsi anak.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kanan) berjabat tangan dengan Perdana Menteri Thailand Jenderal Prayut Chan-o-cha (kiri) dalam ASEAN Leaders Gathering di sela-sela rangkaian Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Kamis, 11 Oktober 2018. ANTARA/ICom/AM IMF-WBG/M Agung Rajasa

Pada 24 Februari nanti, junta akan menggelar pemilu setelah penundaan beberapa kali, bukan tidak mungkin pengesahan dua RUU kontroversial sebagai alat potensial pembawa margin elektoral agar beralih pada partai proksi pro junta.

Baca: Menjelang Pemilu, Thailand Longgarkan Aturan Aktivitas Politik

Selain desakan pemilu yang semakin datang, Thailand juga mulai menjabat sebagai kepala ASEAN pada pertengahan 2019, sehingga digodok pemilu secepat mungkin.

Berdasarkan tradisi tidak tertulis, negara pemimpin ASEAN tidak menyelenggarakan pemilu di tengah masa periodenya, meskipun ini tidak mutlak, dan 50 RUU yang telah dan akan diloloskan, juga dimaksudkan untuk menyenangkan para calon pemilih Thailand untuk pemilu 24 Februari mendatang.

Berita terkait

Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

9 jam lalu

Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

Polisi kembali membongkar pabrik narkoba.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

22 jam lalu

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

Cuaca yang terik membuat warga Thailand, terutama warga lanjut usia, enggan bepergian.

Baca Selengkapnya

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

23 jam lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

1 hari lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

3 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

3 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

3 hari lalu

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

Hakim MK Arief Hidayat menegur komisioner KPU yang tak hadir dalam sidang PHPU Pileg Panel III. Arief menilai KPU tak menganggap serius sidang itu.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

3 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

4 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya