Singapura Izinkan Gay Adopsi Anak Lewat Ibu Pengganti

Senin, 17 Desember 2018 16:00 WIB

Anggota parlemen Malta memutuskan untuk melegalkan pernikahan sesama jenis di pulau Mediterania Katolik Roma itu. Keputusan itu memenuhi janji kampanye Perdana Menteri Joseph Muscat untuk membuat undang-undang ini diajukan terlebih dahulu ke parlemen dalam masa jabatan barunya. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan tinggi Singapura menerbitkan izin bagi seorang laki-laki gay mengadopsi putra biologisnya. Putusan ini langkah bersejarah bagi Singapura yang terkenal konservatif.

Dikutip dari Reuters, Senin, 17 Desember 2018, putusan ini diambil berdasarkan kasus seorang laki-laki gay yang diketahui berprofesi sebagai dokter dan telah memiliki partner. Pasangan gay ini memiliki anak biologis lewat sebuah pembuahan buatan menggunakan ibu pengganti di Amerika Serikat.

Pada Desember 2017, permohonan pasangan gay ini untuk mengadopsi anak biologis mereka ditolak pengadilan dengan menyatakan pasangan gay itu telah berupaya melanggar sistem aturan hukum yang telah ditetapkan sejak lama.

Putusan pengadilan itu juga menyatakan laki-laki (gay) tidak boleh mengadopsi anak yang dilahirkan dari seorang ibu yang rahimnya disewakan. Prosedur semacam ini tidak diperbolehkan di Singapura bagi pasangan yang tidak menikah.

Baca: Anaknya Gay, Istri PM Singapura Dukung Cabut UU Anti-Homoseksual

Advertising
Advertising

Pasangan gay saling menyematkan cincin dalam prosesi pernikahan sesama jenis di Sao Paulo, Brasil, 15 Desember 2018. Sebanyak 40 pasangan sesama jenis menggelar pernikahan secara kolektif. REUTERS

Putusan pengadilan itu dibuat di tengah-tengah desakan publik agar Singapura memperbaharui undang-undang negara itu yang dibuat pada era penjajahan Inggris, dimana pernikahan gay bisa dikenai hukuman maksimum dua tahun penjara. Desakan agar undang-undang ini dicabut semakin deras setelah India menghapuskan undang-undang serupa pada tahun ini.

Baca: Singapura Minta Opini Publik Cabut Larangan Seks Gay

“Putusan ini kami ambil dengan pertimbangan kekhawatiran agar jangan putusan sampai menciderai kebijakan publik terhadap pembentukan keluarga yang dibangun dari pernikahan sesama jenis, dimana pernikahan antar gay masih dipersengketakan. Kami juga mempertimbangkan sejauh mana kebijakan ini akan dilanggar jika sebuah adopsi dibuat. Namun, kami berpikir tidak satu pun dari alasan ini cukup kuat untuk memungkinkan kami mengabaikan keharusan hukum untuk meningkatkan kesejahteraan anak,” kata Kepala Hakim, Sundaresh Menon.

Kasus pasangan gay di Singapura itu menarik perhatian publik. Pasangan itu membayar hingga US$ 200 ribu atau sekitar Rp 2,9 miliar untuk menyewa rahim seorang perempuan agar mau mengandung sperma salah satu dari mereka lewat pembuahan buatan di Amerika Serikat.

Berita terkait

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

23 jam lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

1 hari lalu

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

Perjalanan dari Batam ke Singapura dengan kapal feri hanya butuh waktu sekitar 1 jam. Simak harga tiketnya.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

1 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

2 hari lalu

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

Singapura telah menerima lebih dari 664 ribu pengunjung Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 33,8 persen dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

3 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

4 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

4 hari lalu

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

Politikus Partai Aksi Rakyat yang segera PM Singapura ini lahir 18 Desember 1972 dibesarkan dari keluarga sederhana di Marine Parade Housing Board.

Baca Selengkapnya