Presiden Macron Naikkan Upah Minimum, Petani Prancis Menolak

Jumat, 14 Desember 2018 14:00 WIB

Massa rompi kuning dari Serikat Buruh Tani Prancis Coordination Rurale.[www.coordinationrurale.fr]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron berusaha memadamkan protes rompi kuning dengan menaikkan upah minimum dan memotong pajak, namun ditolak oleh serikat petani.

Presiden Emmanuel Macron berusaha menenangkan demonstran rompi kuning, dengan menawarkan kenaikan gaji minimum bulanan sebesar 100 euro atau sekitar Rp 1,6 juta dan menurunkan pajak untuk warga miskin, menurut laporan Russia Today, 14 Desember 2018.

Baca: Pasca Unjuk Rasa Jaket Kuning, Petugas Kebersihan Paris Berbenah

Tapi Veronique le Floch, Sekretaris Jenderal Coordination rurale, sebuah serikat buruh petani Prancis, mengatakan kepada RT bahwa Macron hanya memeluk para penerima upah tetapi gagal memberikan janji serupa kepada mereka yang bekerja di bidang pertanian.

Sejumlah pengunjuk rasa mengenakan jaket kuning berunjuk rasa di ibu kota Brussel, Belgia, yang merupakan ibu kota Uni Eropa, sebagai bentuk simpati kepada unjuk rasa jaket kuning di Prancis menentang kenaikan harga bahan bakar minyak. Reuters

Advertising
Advertising

"Kami tidak ada hubungannya dengan upah minimal karena kami tidak berbicara lembur karena semuanya tidak jelas ketika Anda bekerja 70 jam seminggu," kata le Floch karena mengabaikan petani dan tidak mempertimbangkan pendapatan riil dari orang yang tinggal di daerah pedesaan.

"Dia lupa bahwa setiap detik petani hidup dengan kurang dari 365 euro sebulan, bahwa pensiun seorang petani berada di bawah standar tunjangan sosial," kata ketua serikat buruh.

Baca: Biaya Hidup Naik, PM Prancis Siap Bantu Pekerja Bergaji Rendah

Menurut le Floch, para petani menghabiskan separuh dari pendapatan mereka untuk berbagai pajak, termasuk pajak atas asuransi sosial wajib, pajak tanah, dan pajak penghasilan."Bahkan jika Anda tidak menghasilkan uang, Anda masih harus membayar pajak itu," jelasnya.

Langkah-langkah Macron menemui massa ditanggapi dingin oleh oposisi Prancis dan masyarakat.

Baca: 5 Hal Penting Soal Unjuk Rasa Jaket Kuning di Prancis

Gerakan rompi kuning beraksi melawan pajak baru, yang diperkirakan akan menyebabkan kenaikan harga BBM, menjadi protes nasional besar-besaran.
Bentrokan antara massa rompi kuning dengan polisi juga terjadi, yang memaksa Presiden Prancis Emmanuel Macron membatalkan kenaikkan pajak dan harga BBM.

Berita terkait

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

6 jam lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

19 jam lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

22 jam lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

1 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

2 hari lalu

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menyalakan listrik di sektor agrikultur wilayah Kabupaten Sragen.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

7 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

8 hari lalu

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

Tim advokasi akan menunggu pemberitahuan resmi dari MA untuk mengeluarkan dua petani Desa Pakel yang permohonan kasasinya dikabulkan.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

11 hari lalu

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

Emmanuel Macron rapat dengan Perdana Menteri Lebanon untuk mendiskusikan kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

11 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

12 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya