Qatar Bantu Bayar Gaji 30 Ribu PNS Gaza yang Hidup Miskin

Sabtu, 8 Desember 2018 10:45 WIB

Qatar membayar gaji hampir 30 ribu Pegawai Negeri Sipil Gaza untuk membantu mereka yang diselimuti kemiskinan.Sumber: REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

TEMPO.CO, Jakarta - Qatar membayar gaji hampir 30 ribu Pegawai Negeri Sipil Gaza untuk membantu mereka yang diselimuti kemiskinan. Namun langkah Qatar ini tak membuat gembira seluruh PNS Gaza karena mereka khawatir pada intervensi kekuatan asing dalam kepemimpinan Palestina.

Dikutip dari Reuters, Sabtu, 8 Desember 2018, ribuan orang mengantre di kantor pos untuk mendapatkan uang gaji mereka. Salah satu kantor pos terlihat dihiasi gambar Emir Qatar, Tamim bin Hamad Al Thani dan tulisan berbunyi 'terima kasih Qatar'.

Baca: Tensi di Gaza Memanas, Israel Bombardir Stasiun TV Hamas

"Jika donasi dari Qatar berhenti, kami akan dihancurkan," kata Ammar Fayyad, 45 tahun, PNS yang harus menghidupi 13 anggota keluarganya.

Sumber di Palestina mengatakan pembayara gaji ribuan PNS Gaza ini membuat Qatar menggelontorkan dana sekitar US$ 15 juta atau Rp 218 miliar. Uang ini bagian dari uang donasi sebesar US$90 juta atau Rp 1,3 triliun yang dikucurkan Qatar sejak November 2018 dan akan dicairkan secara berangsur-angsur ke Gaza, Palestina, dalam tempo enam bulan.

Advertising
Advertising

Para PNS Gaza telah menjadi sebuah simbol kepahitan dan perselisihan yang berlarut-larut antara dua fraksi paling berkuasa di Palestina, yakni kelompok Gerakan Islam Hamas dan Otoritas Palestina. Hamas menguasai wilayah Gaza dan Otoritas Palestina dikendalikan oleh Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, yang menguasai wilayah Tepi Barat.

Baca: Rabi Israel Peringatkan Perang Gaza Pertanda Ramalan Hari Kiamat

Para PNS itu direkrut oleh Hamas setelah kelompok itu memenangkan pemilu secara tak terduga pada 2006 silam. Setahun kemudian, Hamas menguasai Gaza secara militer. Kondisi ini telah membuat Hamas mewarisi PNS dari Abbas.

Namun setelah blokade Israel selama bertahun-tahun, peperangan dan kegagalan upaya rekonsiliasi, pundi-pundi keuangan Hamas pun semakin menipis.

Hamas nyaris tak mampu membayar karyawannya sendiri dan Presiden Abbas menolak menjadi sebuah bola politik. Abbas berstrategi menekan Hamas agar mau kembali ke meja perundingan dengan cara memangkas gaji dan mempensiunkan dini para PNS sehingga hal ini memperburuk kondisi ekonomi di Gaza.

Wasel Abu Youssef, PNS yang pro-Presiden Abbas mengatakan dengan melangkahi Abbas dan mengirimkan uang ke Gaza, Qatar akan menjadi sebuah titik harapan bagi mereka yang ingin memperpanjang perselisihan antar kedua kubu ini.

Qatar sebelumnya mengatakan intervensi yang mereka lakukan semata untuk meredakan kondisi di Jalur Gaza yang masyarakatnya hidup miskin dan ingin memulihkan stabilitas di wilayah itu.

Berita terkait

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

3 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

4 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

4 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

5 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

5 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

6 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

7 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

7 jam lalu

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

Menurut media asal AS, Arab Saudi menangkap warganya karena mengkritik Israel di media sosial terkait perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

11 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

1 hari lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya