Biaya Hidup Naik, PM Prancis Siap Bantu Pekerja Bergaji Rendah

Jumat, 7 Desember 2018 13:30 WIB

Perdana Menteri Prancis, Edouard Philippe. Sumber: moneycontrol.com

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Prancis, Edouard Philippe akan mencari cara untuk membantu pekerja bergaji menyusul perkembangan situasi ekonomi Prancis sekarang ini. Keputusan pemerintah Prancis menaikkan harga BBM per Januari 2019 terpaksa ditunda karena telah memicu aksi unjuk rasa berujung tindak kekerasan.

“Saya siap untuk membantu menaikkan gaji mereka yang menerima upah rendah tanpa merusak daya saing dan bisnis kami secara berlebihan,” kata Philippe kepada majelis tinggi DPR seperti dikutip dari Reuters, Jumat, 7 Desember 2018.

Sementara itu, Menteri Keuangan Prancis, Bruno Le Maire mengatakan pihaknya siap mempercepat pemotongan pajak bagi sektor rumah tangga. Kementerian Keuangan Prancis juga ingin para pekerja mendapatkan bonus yang bebas pajak.

Baca: Redam Unjuk Rasa Terburuk, Prancis Tunda Harga BBM Naik

Penduduk melewati bangkai mobil, di Paris, Prancis, 1 Desember 2018. Sejumlah mobil dan sepeda motor dibakar oleh para pengunjuk rasa yang memakai rompi kuning yang menjadi simbol protes para sopir terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). REUTERS/Charles Platiau

Advertising
Advertising

Baca: Antisipasi Unjuk Rasa BMM, Aktivitas di Kota Paris Dihentikan

Rencana kenaikan BBM telah memicu kerusuhan di Prancis. Kerusuhan yang terjadi pada Sabtu, 1 Desember 2018, terparah di Paris sejak 1968 silam. Situasi ini menandakan pemerintah Prancis gagal meredam pemberontakan.

Philippe mengumumkan penundaan kenaikan harga BBM yang awalnya direncanakan berlaku pada 1 Januari 2019. Harga BBM yang awalnya diusulkan sebesar 4 sen euro perliter menjadi 1,42 € atau $ 1,62 atau sekitar Rp23 ribu per liter di Paris. Harga itu sedikit lebih dari mahal dari harga solar.

Penundaan harga BBM itu diharapkan bakal mengahkiri unjuk rasa. Deutsche Welle melaporkan, Philippe menyerukan diakhirinya tindak kekerasan. Tidak ada kenaikan harga BBM yang layak untuk dipertaruhkan dengan keutuhan Prancis.

Jika unjuk rasa dengan tindak kekerasan pada Sabtu, 1 Desember 2018 lalu terulang lagi, maka hal ini akan menjadi pukulan bagi perekonomian Prancis dan meningkatkan keraguan atas ketahanan pemerintah.

Para pengunjuk rasa menganggap Presiden Prancis Emmanuel Macron sebagai sumber masalah. Presiden Macron baru-baru ini melakukan reformasi yang memperlemah peraturan-peraturan perburuhan, memangkas pajak barang-barang mewah, dan memberlakukan pajak BBM sehingga membuat harga BBM menjadi naik. Mereka menyebut Macron sebagai presiden kaum kaya raya Prancis.

Dalam unjuk rasa kelompok rompi kuning melebur bersama kelompok kelas menengah dan kelas pekerja Prancis yang menyampaikan rasa frustrasi mereka mengenai standar hidup mereka yang menurun. Mereka mengatakan pendapatan mereka tak mampu menjangkau kebutuhan hidup mereka sehari-hari.

REUTERS | MIS FRANSISKA DEWI

Berita terkait

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

10 jam lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya

Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Begini Respons Pemerintah

1 hari lalu

Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Begini Respons Pemerintah

Serikat Pekerja Kampus (SPK) menyebut mayoritas dosen bergaji di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

1 hari lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

2 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

2 hari lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

2 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

2 hari lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

3 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

3 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

3 hari lalu

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

Dalam kontrak barunya di Red Sparks, Megawati Hangestri bakal mendapat kenaikan gaji menjadi US$ 150 ribu per musim.

Baca Selengkapnya