Kalah Pemilu, Presiden Taiwan Mulai Ditekan Cina

Senin, 26 November 2018 18:00 WIB

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen. REUTERS/Tyrone Siu

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, mendapat tekanan besar dari Cina setelah partai pro-kemerdekaan secara mengejutkan kalah dalam pemilu lokal Sabtu, 24 November 2018.

China Daily, surat kabar milik Beijing dalam editorialnya pada Senin, 26 November 218 menulis, Tsai telah mengabaikan ajakan Beijing untuk bekerja sama dan memecah kebuntuan hubungan dengan Cina. Pendirian Tsai itu, telah membuatnya kehilangan dukungan dari masyarakat Taiwan.

Baca: Masyarakat Taiwan Laksanakan Pemilu Lokal, Cina Pantau Ketat

"Komunikasi di Selat Taiwan dan kerja sama antar pemerintah lokal diharapkan bisa menguat sebagai hasil pemilu, dimana ini akan menciptakan lebih banyak kesempatan dan membantu memperdalam sikap saling memahami," tulis editorial China Daily.

Partai Kuomintang, partai oposisi Taiwan, telah mengirimkan sejumlah delegasi ke Cina sejak Tsai memerintah Taiwan. Langkah semacam ini kemungkinan akan meningkat setelah Tsai kalah dalam pemilu.

Advertising
Advertising

Baca: Kalah Pemilu, Presiden Taiwan Mundur dari Ketua Partai

Han Kuo-yu, Walikota Kaohsiung yang baru dan berasal dari Partai Kuomintang, mengatakan pihaknya akan membuka diri untuk melakukan kontak dengan Cina. Kaohsiung adalah kota pelabuhan di selatan Taiwan yang memegang peran penting.

Dikutip dari Reuters, Senin, 26 November 2018, Partai Progresif Demokrat atau DPP sedang berupaya mencari tahu apa penyebab kekalahan mereka. Hasil pemilu itu telah membuat DPP sekarang hanya menguasai enam kota dan kabupaten dari total 13 wilayah di Taiwan. DPP dikalahkan oleh partai Kuomintang.

Tsai mengatakan pihaknya ingin menjaga status quo dengan Cina, namun akan tetap mempertahankan keamanan dan demokrasi Taiwan, khususnya dalam menghadapi tekanan dari Cina. Menjelang pemilu lalu, Tsai memperingatkan terhadap kemungkinan upaya intervensi Cina dan menyerukan pada masyarakat Taiwan agar memperjuangkan demokrasi.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

13 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

15 jam lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

18 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

19 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

19 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

23 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

1 hari lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

1 hari lalu

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

Wisatawan yang melakukan tur mandiri di Hualien dan Taitung Taiwan dapat menerima subsidi hingga Rp 494 ribu.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya