4 Hal Mengenai Demo BBM di Prancis

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Senin, 26 November 2018 11:45 WIB

Sejumlah pagar yang rusak akibat unjuk rasa besar-besaran, dikumpulkan di Paris, Prancis, 25 November 2018. Kemaren terjadi unjuk rasa di Paris ketika ribuan orang berdemonstrasi di dekat istana Champs-Elysees. Polisi menembakkan gas air mata dan menangkap sekitar 100 orang. Unjuk rasa ini berlangsung ricuh dengan 24 orang terluka. REUTERS/Benoit Tessier

TEMPO.CO, Paris – Aksi unjuk rasa di ibu kota Paris, Prancis, berlangsung rusuh pada Sabtu, 24 November 2018. Sekitar 8000 orang terlibat bentrok dengan polisi, yang menjaga kawasan sekitar Istana Champs Elysees. Sepekan sebelumnya, unjuk rasa diikuti 280 ribu orang, yang digelar di berbagai kota.

Baca:

Usai Demo Rusuh di Paris, Menteri Prancis Kumpulkan Pengusaha

Advertising
Advertising

Pengunjuk rasa pada Sabtu kemarin membakar sejumlah tumpukan barikade dan beradu pukul dengan polisi. Polisi lalu membubarkan pengunjuk rasa dengan gas air mata.

Mereka memprotes kebijakan kenaikan pajak diesel dan bensin, yang dilakukan pemerintah sejak akhir 2017. Sejauh ini, dua orang tewas akibat aksi unjuk rasa yang terjadi sejak dua pekan terakhir setiap akhir pekan.

Baca:

Berikut ini sejumlah fakta mengenai unjuk rasa seperti dilansir Euronews dan Reuters:

  1. Pajak Solar dan Bensi Naik

Kenaikan harga minyak mentah dunia sejak tahun lalu membuat pemerintah menaikkan pajak solar dan bensi. Sejak awal tahun pajak solar naik 7.6 sen per liter dan pajak bensin naik 3.9 sen per liter.

Baca:

  1. Jaket Garis Kuning

Para pengunjuk rasa berunjuk rasa mengenakan jaket berwarna kuning. Jaket ini biasa dikenakan petugas untuk menangani kecelakaan motor di jalan. Pengunjuk rasa dimotori para pengendara motor yang memprotes kenaikan harga solar, yang banyak digunakan para pengguna motor.

  1. Pajak Karbon

Pemerintah Macron menerapkan pajak karbon, yang telah diputuskan oleh pemerintahan Francois Hollande pada 2014. Pajak ini ditujukan untuk membatasi emis karbon dari kendaraan. Pemerintah bakal menaikkan terus pajak karbon ini dari 39 euro (sekitar Rp641 ribu) pada 2018 menjadi 47.5 euro (sekitar Rp781 ribu) pada 2019. Pajak ini masuk dalam kategori pajak konsumsi domestik.

Foto:

  1. Pajak untuk Apa?

Pemerintah Prancis menargetkan mendapatkan pemasukan sekitar 7.8 miliar euro (sekitar Rp128 triliun) pada 2019. Dana dari pajak ini digunakan untuk membiayai proyek ramah lingkungan, membangun infrastruktur, dan pengembangan teknologi ramah lingkungan atau teknologi hijau.

Berita terkait

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

1 hari lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

1 hari lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

1 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

2 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Ikut Demo Desak Pengusutan Dugaan Kecurangan Seleksi PPPK di Langkat, Guru Honorer Dipecat

2 hari lalu

Ikut Demo Desak Pengusutan Dugaan Kecurangan Seleksi PPPK di Langkat, Guru Honorer Dipecat

Anggie Ratna Fury Putri, guru honorer SD di Langkat, dipecat Kepala Sekolah karena ikut aksi membongkar kecurangan dan dugaan korupsi seleksi PPPK.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

3 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

9 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Tidak Demo di Hari Buruh, Federasi Serikat Pekerja Sinergi BUMN Gelar Aksi Sosial dan Diskusi

9 hari lalu

Tidak Demo di Hari Buruh, Federasi Serikat Pekerja Sinergi BUMN Gelar Aksi Sosial dan Diskusi

Federasi Serikat Pekerja Sinergi BUMN sepakat akan mengisi hari buruh dengan aksi sosial dan diskusi.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

11 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

11 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya