Kalah Pemilu, Presiden Taiwan Mundur dari Ketua Partai

Minggu, 25 November 2018 06:00 WIB

Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Partai Progresif Demokratik atau DPP. Keputusan itu diambil setelah DPP kalah dalam pemilu lokal yang diselenggarakan Sabtu, 24 November 2018. Sumber: Chang Haoan/Pool/via REUTERS/CNA

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Partai Progresif Demokratik atau DPP. Keputusan itu diambil setelah DPP kalah dalam pemilu lokal yang diselenggarakan Sabtu, 24 November 2018.

Dikutip dari Reuters, Tsai mengatakan pengunduran dirinya tidak diterima oleh Perdana Menteri William Lai. Tsai mengajukan pengunduran diri pada pada Sabtu sore, 24 November 2018.

Baca: Masyarakat Taiwan Laksanakan Pemilu Lokal, Cina Pantau Ketat

"Sebagai ketua partai berkuasa, saya sepenuhnya bertanggun jawab atas hasil pemilu lokal hari ini. Saya mengundurkan diri sebagai Ketua DPP. Usaha kami tidak cukup dan kami mengecewakan para pendukung kami, yang berjuang bersama kami. Saya ingin menyampaikan permohonan maaf," kata Tsai, seperti dikutip dari CNA, Sabtu, 24 November 2018.

Menurutnya, DPP akan mengevaluasi diri atas kekalahan ini. Meski DPP kalah, dia bersumpah akan terus menekan agar reformasi, kebebasan dan demokrasi terus dilakukan serta melindungi kedaulatan negara yang tak boleh dikesampingkan.

Advertising
Advertising

Baca: Taiwan Bakal Gelar Parade Kemerdekaan untuk Lawan Cina

DPP adalah partai pro-kemerdekaan dan partai berkuasa di Taiwan. Partai ini secara mengejutkan kalah dalam pemilu sela untuk memilih pemimpin di tingkat kotamadya, kabupaten, kota dan desa. Dari total 13 kota dan kabupaten, DPP kalah di tujuh wilayah.

DPP kalah banyak di kantong pertahanannya di kota Kaohsiung. Kekalahan ini untuk pertama kalinya dalam 20 tahun. DPP juga dikalahkan oleh partai terbesar kedua di Taiwan di kota Taichung. Kota Kaohsiung dan Taichung dimenangkan oleh partai oposisi, yakni Kuomintang.

Pemilu lokal diselenggarakan 1,5 tahun menjelang diselenggarakannya pemilu presiden Taiwan. Pemilu sela ini juga ujian bagi pemerintahan Tsai menyusul upayanya untuk melakukan reformasi domestik dan ketegangan hubungan dengan Beijing.

Pemilu lokal itu, juga sekaligus sebuah referendum untuk memutuskan status pernikahan sesama jenis di Taiwan. Pemilu ini dipantau ketat oleh Beijing setelah Taiwan mengklaim berdaulat.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

5 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

6 jam lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

9 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

10 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

11 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

15 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

18 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

1 hari lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

1 hari lalu

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

Wisatawan yang melakukan tur mandiri di Hualien dan Taitung Taiwan dapat menerima subsidi hingga Rp 494 ribu.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya