4 Alasan Penolakan Repatriasi Pengungsi Rohingya

Senin, 19 November 2018 10:30 WIB

Kalim Ullah, bersama istrinya Taiyeba Begum dan anak-anaknya berpose dekat kamap pengungsian di Cox's Bazar, Bangladesh, 14 November 2018. Rencana repatriasi atau pemulangan para pengungsi etnis minoritas Rohingya di Cox Bazar, Bangladesh, pada November ini, ditentang sejumlah pihak. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

TEMPO.CO, Jakarta - Bangladesh akhirnya mengabulkan permintaan PBB dan sejumlah organisasi nirlaba dengan menangguhkan rencana repatriasi ratusan ribu pengungsi etnis Rohingya kembali ke Myanmar. Penangguhan dilakukan setidaknya hingga awal tahun depan karena Bangladesh mengakui perlu aturan baru untuk mengatur rencana ini.

Bagi organisasi-organisasi kemanusiaan, penundaan repatriasi bukan sekadar adanya kebutuhan untuk membuat aturan, tetapi karena sejumlah alasan kuat sehingga mereka berkesimpulan rencana ini sebaiknya ditunda. Berikut, empat alasan penolakan repatriasi pengungsi Rohingya saat ini, termasuk dari para pengungsi :

Baca: Menolak Dipulangkan, Rencana Repatriasi Rohingya ke Myanmar Batal

1. Tekanan masih dialami pengungsi etnis Rohingya.

Dikutip dari theguardian.com, Senin, 19 November 2018, Abul Kalam, Komisi repatriasi dan penanganan pengungsi, mengatakan ada bukti bahwa para pengungsi Rohingya yang masuk dalam daftar repatriasi, mendapat tekanan dari aparat agar bersiap angkat kaki dari tempat pengungsian.

Advertising
Advertising

Baca: Repatriasi Pengungsi Rohingya di Bangladesh Ditunda Sampai 2019

Ratusan pengungsi Rohingya meneriakkan slogan ketika mereka memprotes pemulangan mereka di kamp Unchiprang di Teknaf, Bangladesh 15 November 2018.[ REUTERS / Mohammad Ponir Hossain]

2. Tuntutan harus dipenuhi.

Pengungsi Rohingya di Bangladesh siap kembali ke Myanmar asalkan tuntutan mereka dipenuhi. Tuntutan itu adalah keadilan, persamaan hak, keamanan, status kewarganegaraan dan izin kembali ke desa-desa asal para pengungsi. Dikutip dari bendbulletin.com, para pengungsi merasa ironis karena hampir tak ada yang bertanya apa yang sesungguhnya mereka inginkan. Padahal, mereka berhak menentukan nasib sendiri. Tidak dipenuhinya tuntutan pengungsi Rohingya, maka mereka meminta rencana repatriasi ini harus dihentikan.

3. Masih Trauma

Penduduk etnis minoritas Rohingya mengalami penindasan yang sangat brutal dari militer Myanmar. Kekerasan seksual, pembantaian dan akhir pembakaran rumah-rumah penduduk suku Rohingya membuat mereka yang selamat trauma berat.

“Saya nyaris tak bisa tidur karena takut dipaksa pulang ke Myanmar. Pada akhirnya, saya pun tahu nama saya masuk daftar repatriasi. Ini membuat saya tak bisa makan,” kata Nurul Amin, pengungsi Rohingya, dikutip dari rfa.org.

4. Belum aman

Dina Wisnu, Dewan HAM ASEAN, dalam sebuah diskusi pekan lalu, mengatakan repatriasi para pengungsi etnis minoritas Rohingya harus ditunda dulu sampai kondisi di Myanmar kondusif. Sebab jika tidak, masalah akan semakin memburuk.

Marzuki Darusman, Ketua Tim Pencari Fakta PBB, juga menyuarakan penolakan repatriasi pengungsi Rohingya ke Myanmar. Pasalnya, jika hal ini tetap dilakukan, maka pada akhirnya akan menyulitkan komunitas internasional dalam melindungi mereka.

Berita terkait

Imigrasi Surabaya Tangkap Warga Negara Bangladesh yang Diduga Terlibat Penyelundupan Manusia

2 hari lalu

Imigrasi Surabaya Tangkap Warga Negara Bangladesh yang Diduga Terlibat Penyelundupan Manusia

Seorang Warga Negara Bangladesh berinisial HR yang jadi DPO kasus penyelundupan manusia ditangkap Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surabaya.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

15 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

20 hari lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

27 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

39 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

51 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

59 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Cerita Umar WNA Bangladesh 24 Tahun Menunggu Dideportasi: Tak Mau Pulang, Ingin Jadi WNI

8 Maret 2024

Cerita Umar WNA Bangladesh 24 Tahun Menunggu Dideportasi: Tak Mau Pulang, Ingin Jadi WNI

Umar Syarif, 56 tahun, sudah 24 tahun berada di Rumah Detensi Imigrasi Jakarta. WNA asal Bangladesh ini sudah betah dan tak ingin pulang

Baca Selengkapnya

Tujuh Kecelakaan Industri Terbesar di Bangladesh, Apa Sebabnya?

1 Maret 2024

Tujuh Kecelakaan Industri Terbesar di Bangladesh, Apa Sebabnya?

Sedikitnya 46 orang tewas dan 22 lainnya luka parah di ibu kota Bangladesh, Dhaka, setelah kebakaran besar terjadi di sebuah restoran.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Melanda Gedung Bertingkat Enam di Bangladesh, 46 Orang Tewas

1 Maret 2024

Kebakaran Melanda Gedung Bertingkat Enam di Bangladesh, 46 Orang Tewas

Kebakaran hebat melanda sebuah restoran di gedung berlantai 6 di Bangladesh. Banyak korban tewas.

Baca Selengkapnya