Erdogan: Intelijen Saudi Kaget Dengar Rekaman Jamal Khashoggi
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Selasa, 13 November 2018 20:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa seorang pejabat intelijen Arab Saudi terkejut setelah mendengarkan rekaman audio pembunuhan Jamal Khashoggi.
"Semua yang bertanya telah mendengarkan rekaman audio dari pembunuhan ini. Organisasi intelijen kami tidak menyembunyikan apa pun. Selain Arab Saudi, Amerika Serikat, Prancis, Kanada, Jerman dan Inggris juga mendengarkan rekaman ini," kata Erdogan setelah pulang dari peringatan Perang Dunia Pertama di Prancis.
Baca: Erdogan Akui Turki Berikan Rekaman Jamal Khashoggi ke Negara Lain
"Kami memberikan rekaman. Kami memberikannya ke Arab Saudi, ke Amerika Serikat, Jerman, Prancis, dan Inggris, semuanya. Mereka telah mendengarkan semua percakapan di dalamnya. Mereka tahu," kata Erdogan, seperti dikutip dari Reuters.
"Isi rekaman itu bak bencana. Bahkan petugas intelijen dari Arab Saudi terkejut ketika dia mendengarkan rekaman itu, karena dia berkata, 'Orang ini (pelaku) mungkin menggunakan heroin, hanya seorang lelaki yang menggunakan heroin dapat melakukan hal seperti itu," kata Erdogan, seperti dilaporkan dari Sputniknews, 13 November 2018.
Presiden Erdogan juga menekankan bahwa Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman berjanji untuk mengungkap kasus ini dan melakukan apa pun yang diperlukan.
Baca: Turki Beri Rekaman Jamal Khashoggi ke Prancis, Apa Kata Menlu?
Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan kepada Prancis 2 bahwa Paris belum menerima rekaman itu, dan menyebut Erdogan melakukan permainan politik.
Erdogan menepis tuduhan Menlu Prancis dan mengklaim bahwa jika bukan karena upaya Turki, kasus Jamal Khashoggi sudah ditutupi.
Sementara itu, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan intelijen Kanada telah mendengarkan rekaman, meskipun ia sendiri tidak mendengarnya.
Dalam kolom opini di Washington Post, Erdogan menulis bahwa perintah pembunuhan Jamal Khashoggi berasal dari perjabat tingkat tinggi di pemerintahan Arab Saudi, dan mengatakan dia tidak percaya bahwa Raja Salman memerintahkan pembunuhan.
Baca: Trudeau Dapat Rekaman Jamal Khashoggi dari Turki, Bakal Bertindak
Jamal Khashoggi menghilang pada 2 Oktober setelah memasuki Konsulat jenderal Saudi di Istanbul, hendak mengurus surat perceraian untuk menikahi tunangannya Hatice Cengiz. Dua pekan setelahnya Arab Saudi mengkonfirmasi kematian Jamal Khashoggi di dalam konsulat.
Otoritas Arab Saudi mengumumkan telah menangkap 18 pelaku dari penyelidikan internal, sementara Turki melakukan penyelidikan terpisah dan menyebut Jamal Khahsoggi dibunuh oleh 15 orang yang dikirim dari Arab Saudi sehari sebelum Jamal Khashoggi menghilang.