TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan bahwa Turki telah memberikan rekaman terkait pembunuhan Jamal Khashoggi ke Jerman, Prancis dan Inggris, Arab Saudi dan AS.
Erdogan menyampaikan hal ini ketika ia meninggalkan Turki untuk menghadiri peringatan Perang Dunia Pertama di Prancis bersama Presiden Donald Trump dan para pemimpin Eropa lain, seperti dilaporkan dari Reuters, 11 November 2018. Erdogan mengatakan untuk pertama kalinya bahwa negara-negara tersebut telah mendengar rekaman tersebut.
Baca: Turki: Cairan Kimia Penghancur Jasad Khashoggi Ditemukan di Sumur
"Kami memberikan rekaman. Kami memberikannya ke Arab Saudi, ke Amerika Serikat, Jerman, Prancis, dan Inggris, semuanya. Mereka telah mendengarkan semua percakapan di dalamnya. Mereka tahu," kata Erdogan.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (kanan), dan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman (kiri), Anadolu
Direktur CIA Gina Haspel mendengar rekaman audio tentang kematian Khashoggi ketika dia mengunjungi Istanbul, menurut dua sumber kepada Reuters bulan lalu. Seorang utusan senior Arab Saudi juga mendengarkan rekaman, kata seorang sumber.
Namun Erdogan tidak memberikan rincian isi rekaman tetapi dua sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan bahwa Turki memiliki beberapa rekaman audio.
Baca: Boris Johnson: Pembunuh Jamal Khashoggi Mesti Diadili
Rekaman-rekaman itu termasuk detik-detik pembunuhan dan percakapan sebelum operasi yang akhirnya diungkap Turki, kata sumber. Berdasarkan rekaman ini, Turki menyimpulkan dari awal bahwa pembunuhan itu direncanakan, meskipun Arab Saudi menyangkal mengetahui atau terlibat.
Jaksa Agung Arab Saudi Saud al-Mojeb akhirnya mengatakan pembunuhan Jamal Khashoggi telah direncanakan sebelumnya, meskipun pejabat Arab Saudi lainnya mengatakan bahwa Pangeran Mohammed bin Salman tidak mengetahui operasi pembunuhan.
Jamal Khashoggi, 59 tahun, wartawan asal Arab Saudi, hilang di kantor konsulat jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki. Sumber : AP/trtworld.com
Salah satu sumber mengetahui perihal rekaman mengatakan bahwa para pejabat yang mendengar rekaman-rekaman itu merasa ngeri ketika mendengar saat diputar. Salah satu pembantu utama Pangeran Mohammed, Saud al-Qahtani terdengar jelas di dalamnya, kata sumber.
Bulan lalu dua sumber intelijen terpisah mengatakan kepada Reuters bahwa Qahtani memberi perintah melalui Skype kepada pembunuh Jamal Khashoggi di konsulat. Qahtani tidak menanggapi pertanyaan dari Reuters perihal ini. Media pemerintah Arab Saudi mengatakan Raja Salman telah memecat Qahtani dan empat pejabat lainnya atas pembunuhan Jamal Khashoggi.
Baca: Snowden: Arab Saudi Gunakan Spyware Israel Sadap Jamal Khashoggi
Presiden Donald Trump yakin Arab Saudi berusaha menutupi pembunuhan tersebut.
Sementara tanggapan keras berasal dari Kongres AS, di mana anggota parlemen dari menyatakan kemarahan atas pembunuhan Jamal Khahsoggi, yang telah menjadi warga AS.
Pejabat intelijen dan diplomat senior, seperti dilaporkan dari New York Times, mengatakan bahwa setiap operasi seperti yang terjadi terhadap Jamal Khashoggi hampir pasti mendapat persetujuan Pangeran Mohammed bin Salman, tetapi para pejabat Turki mengatakan bahwa rekaman tidak secara langsung melibatkan sang pangeran.