TEMPO.CO, Jakarta - Seorang perempuan korban perkosaan di India meninggal setelah mengalami perkosaan beramai-ramai. Kepolisian India pada Kamis, 8 November 2018 mengatakan korban diperkosa oleh tiga orang yang salah satunya adalah mantan suaminya.

Kejadian perkosaan terjadi di kota Jamtara, sebuah wilayah di distrik Jharkhand, India pada Rabu, 7 November 2018. Selain melakukan perkosaan, para pelaku memasukkan kayu ke vagina korban.

Baca: Modi Jamin Keadilan untuk Asifa, Anak Korban Kekejaman di India

Staf Kepolisian Jamtara, B N Singh, mengatakan mantan suami korban yang melakukan perkosaan, telah ditahan. Dua pelaku lainnya masih dalam perburuan.

Dikutip dari ndtv.com, Jumat, 9 November 2018, peristiwa perkosaan terjadi saat korban yang disembunyikan identitasnya, pergi menonton bioskop ke Kali Puja pada Rabu malam, 7 November 2018. Mantan suami korban serta dua rekannya muncul dan membawa paksa korban ke sebuah kebun. Setelah perkosaan dilakukan, mereka memasukkan kayu ke area pribadi korban.

Baca: Unjuk Rasa Besar di India Memprotes Kasus Perkosaan

Keesokan pagi penduduk sekitar kebun mendengar teriakan korban dan membawanya ke sebuah rumah sakit di kota Narayanpur. Namun parahnya luka yang dialami korban telah membuatnya dilarikan ke rumah sakit Jamtara Sadar. Dokter di rumah sakit itu menyatakan korban tiba di rumah sakit sudah dalam keadaan meninggal.

Tingginya angka perkosaan di India telah mendorong Kabinet Persatuan India yang dikepalai oleh Perdana Menteri India, Narendra Modi, pada April 2018, meloloskan sebuah perintah eksekutif untuk mengamandemen undang-undang tindak kriminal.

Melalui amandemen itu, maka para pelaku perkosaan terhadap anak-anak di bawah usia 12 tahun akan menghadapi hukuman mati. Sedangkan para pelaku perkosaan remaja di bawah 16 tahun, akan menghadapi ancaman hukuman berat, yakni 10 tahun sampai 20 tahun penjara.