Ibu Ini Dilarang Temui Anaknya di Sekolah Selama 1 Tahun, Kenapa?

Senin, 5 November 2018 15:46 WIB

Seorang ibu di Inggris bernama Sally Willis dilarang masuk sekolah anaknya selama 1 tahun setelah bertengkar dengan kepala sekolah. [STOKE SENTINEL | MIRROR.CO.UK]

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang ibu di Inggris telah dilarang masuk sekolah untuk menemui anaknya selama satu tahun setelah bersengketa dengan kepala sekolah.

Sally Willis, 39 tahun, diizinkan menjemput anaknya dari sekolah Heron Cross Primary, namun ia harus melalui perantara untuk mengetahui bagaimana anaknya belajar di kelas.

Baca: Orang Tua di Inggris Unggah Jawaban Jujur Anak Soal PR Sekolah

Menurut Willis, dia mengajukan keluhan resmi ke pihak sekolah tentang keberatan dengan langkah kepala sekolah membagikan informasi pribadinya yang dianggapnya sebagai pelanggaran atas perlindungan data.

"Sya bahkan tidak bisa berbicara dengan pihak sekolah mengenai pendidikan anak-anak saya. Mereka menyediakan seseorang yang bertugas seperti perantara yang menjelaskan kepada saya tentang apa yang sedang terjadi. Ini sangat membuat frustasi," kata Willis seperti dikutip dari Mirror.co.uk., Minggu, 4 November 2018.

Sekolah Heron Cross Primary di Inggris

Baca: Inggris Larang Sekolah Hanya Ajarkan Agama

Larangan masuk sekolah menemui anak berawal ketika Willis mengajukan diri menjadi sukarelawan sebagai asisten guru di Heron Cross. Namun, kepala sekolah menolaknya dengan alasan dia menghadapi depresi pasca kelahiran sehingga berisiko tinggi bagi anak-anak sekolah.

Advertising
Advertising

Willis tidak terima alasan itu lalu mengajukan surat keluhan terhadap sekolah itu dan berharap keluhannya itu didengar oleh panel sekolah.

Pihak sekolah kemudian mengatakan dia kemudian mencabut keluhannya secara verbal, namun Willis tegas membantahnya.

Willis mengakui dia menderita depresi pasca kelahiran sekitar 3,5 tahun dan pada Juni tahun ini dia sudah punya waktu luang dan menemui kepala skeolah untuk meminta pekerja sukarela.

Baca: Ajarkan Islam Radikal, Inggris Selidiki 25 Sekolah

Namun pihak sekolah menolaknya. Willis kaget ketika dia mengatakan keinginannya untuk bekerja sebagai guru sukarelawan, kepala sekolah itu mengatakan para guru mendiskusikannya dan karena dia menderita penyakit mental sehingga beresiko tinggi bagi anak-anak.

"Saya merasa ini pelanggaran perlindungan data untuk mendiskusikan informasi pribadi saya," ujarnya.

Puncak dari sengketa ini adalah saat anaknya berusia 8 tahun pulang sekolah dengan membawa dokumen informasi rinci anak-anak sekolah lainnya yang mencederai perlindungan data.

Pihak sekolah Heron Cross Primary tidak memberikan tanggapan atas larangan seorang ibu berkunjung ke sekolah untuk menemui anaknya selama 1 tahun.

Berita terkait

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

10 jam lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

20 jam lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

23 jam lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

1 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

2 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

2 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

3 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

3 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

4 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

6 hari lalu

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

The Black Dog, pub di London mendadak ramai dikunjungi Swifties, setelah Taylor Swift merilis album barunya

Baca Selengkapnya