Inggris Desak PBB Keluarkan Resolusi Damaikan Yaman

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Senin, 5 November 2018 12:03 WIB

Seorang bocah yang mengalami malnutrisi terbaring di tempat tidur di pusat perawatan malnutrisi di Sanaa, Yaman, 7 Oktober 2018. Relawan kemanusiaan dan para pemimpin politik kini menyerukan gencatan senjata serta langkah-langkah darurat untuk menghidupkan kembali perekonomian Yaman. REUTERS/Khaled Abdullah

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Inggris mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB mengeluarkan resolusi baru untuk mengakhiri perang sipil di Yaman.

Baca: Kenapa Yaman Dilanda Perang?

London meyakini ada peluang untuk pertama kalinya tercapai solusi politik atas krisis yang sedang terjadi.

“Sudah terlalu lama konflik terjadi di Yaman, dan pihak yang bertikai meyakini solusi militer, tapi terjadi konsekuensi bahaya besar bagi rakyat,” kata Jeremy Hunt, Menteri Luar Negeri Inggris, seperti dilansir media Sky News pada Senin, 5 November 2018.

Hunt melanjutkan, “Sekarang untuk pertama kalinya muncul kesempatan bagi pihak bertikai untuk datang ke meja perundingan, berhenti saling bunuh, dan mencapai solusi politik, yang merupakan solusi jangka panjang untuk keluar dari bencana.”

Advertising
Advertising

Baca: Perang Yaman: Belum Ada Tanda Berakhir

Saat ini, koalisi pasukan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mendukung pasukan pemerintah Yaman melawan pasukan Houthi, yang didukung pasukan Iran.

Ini merupakan pernyataan yang mengeras dari London terhadap pemerintah Arab Saudi. Selama tiga setengah tahun terakhir, pemerintah Inggris mendukung operasi militer Arab Saudi dengan informasi intelijen serta menyuplai senjata dan pesawat tempur.

Para siswa menerimba buku saat belajar di rumah guru, yang mengubah rumah pribadinya jadi sekolah untuk 700 murid di Taiz, Yaman, 18 Oktober 2018.[REUTERS/Anees Mahyoub]

Namun perang ini malah menyebabkan ribuan warga sipil tewas dan memicu terjadinya kelaparan massal. Kondisi yang makin parah ini menekan Inggris agar menghentikan penjualan senjata ke Arab Saudi.

Baca: Didesak Amerika Serikat, Yaman Siap Akhiri Perang Sipil

Seorang diplomat asing mengatakan ada rencana untuk merancang resolusi di Dewan Keamanan PBB. Resolusi ini berisi perintah penghentian pertempuran dan sikap bermusuhan, memulai pembicaraan damai untuk mencapai gencatan senjata permanen. “Kata-kata persisnya akan ditentukan. Tapi apa pun itu, tujuannya seperti itu,” ucap sang diplomat.

Baca: Perang Yaman, Pangeran Saudi Salahkan Raja Salman dan Putranya

Pemerintah Arab Saudi saat ini juga menghadapi tekanan dari dunia internasional untuk mengungkap kasus tewasnya kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi. Seperti dilansir Reuters, pemerintah Amerika, Inggris, Prancis, Jerman, dan Turki mendesak Arab Saudi mengungkap dalang pembunuhan Jamal Khashoggi dan mengadilinya.

Berita terkait

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

2 jam lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

6 jam lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

22 jam lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

1 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

1 hari lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

1 hari lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

1 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya