Pemanasan Global Meningkat, Panel PBB Serukan Langkah Nyata

Senin, 8 Oktober 2018 17:15 WIB

Ilustrasi kekeringan. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Panel PBB mendesak untuk mewujudkan langkah-langkah serius yang belum pernah dilakukan sebelumnya untuk menghentikan pemanasan global.

Dilansir dari Russia Today, 8 Oktober 2018, panel perubahan iklim PBB menyatakan negara-negara di dunia harus bersatu dalam upaya untuk mengekang kenaikan suhu global dengan margin yang lebih besar dari yang disetujui. Ini akan membatasi kerusakan yang disebabkan oleh industrialisasi.

Baca: Denmark Ganti Seluruh Mobil BBM dengan Mobil Listrik pada 2030

Konsekuensi dari perubahan iklim global akan lebih meringankan beban planet kita jika negara-negara di seluruh dunia berhasil menahan kenaikan suhu hingga 1,5 derajat celcius di atas tingkat pra-industri, bukan 2 derajat celcius yan gmenjadi patokan yang ditargetkan sekarang, kata Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) pada Senin 8 Oktober.

Panel mengatakan membutuhkan perubahan revolusioner terhadap metode pembangkit listrik dan penghapusan secara bertahap bahan bakar fosil, khususnya batu bara. Transformasi besar juga akan diperlukan untuk jaringan transportasi, serta untuk gaya hidup manusia.

Advertising
Advertising

Pemandangan gletser Stein di Swiss pada 2015. Dalam satu dekade terakhir peneliti dan fotografer mengawasi perubahan yang terjadi pada gletser di seluruh dunia, dimana mengalami penurunan akibat pemanasan global. (Matthew Kennedy/Earth Vision Institute via AP)

Perbedaan setengah derajat dapat menghentikan kerusakan karang dan akan mengurangi tekanan pada Arktik, yang mencair terus menerus.

Kenaikan permukaan laut akan menjadi 10 centimeter lebih rendah dengan kenaikan 1,5 derajat celcius dibandingkan 2 derajat cCelcius pada tahun 2100.

Sementara pemanasan global 2 cerajat celcius di atas tingkat pra-industri telah secara luas dianggap sebagai ambang batas di mana perubahan iklim berbahaya akan terjadi, negara-negara rentan seperti negara pulau dataran rendah memperingatkan kenaikan di atas 1,5 derajat celcius akan mengancam kelangsungan hidup mereka, seperti dilansir dari RTÉ.

Baca: Suhu Global Naik 2 Derajat, Asia Tenggara Jadi Gurun Tandus!

Kekhawatiran ini membuat IPCC menakan negara-negara dunia untuk membatasi kenaikan suhu hingga 1,5 celcius untuk menjaga mereka jauh di bawah 2 derajat celcius seperti tertera dalam perjanjian iklim global Paris pada tahun 2015.

Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, emisi karbon dioksida di seluruh planet harus turun 45 persen dari tingkat 2010 pada 2030 dan mencapai "nol bersih" sekitar tahun 2050 untuk menghindari dampak bencana, kata para ilmuwan.

Sungai Huangpu di Shanghai tertutup asap tebal, Tiongkok, 28 November 2015. Emisi di Tiongkok Utara ini melambung selama musim dingin akibat sistem pemanasan perkotaan yang dinyalakan oleh banyak warga. REUTERS

Laporan panel PBB yang berdasarkan lebih dari 6.000 karya ilmiah, mencatat bahwa konsekuensi seperti kelangkaan air, cuaca ekstrem, penyebaran penyakit dan kekurangan makanan akan kurang parah pada 1,5 derajat celcius daripada 2 derajat celcius. Jika manusia melewati ambang 1,5 derajat celcius, manusia harus bergantung pada teknologi untuk menghilangkan karbon dari atmosfer.

Namun, efektivitas teknik tersebut belum terbukti dalam skala besar dan beberapa mungkin membawa risiko signifikan untuk pembangunan berkelanjutan, menurut catatan laporan.

Baca: Ini 5 Negara yang Paling Aman dari Efek Pemanasan Global

Laporan Senin adalah tindak lanjut dari Perjanjian Perubahan Iklim Paris 2015, di mana 195 negara berjanji untuk menahan suhu global "jauh di bawah" 2 derajat celcius di atas tingkat pra-industri.

Presiden Donald Trump telah menarik diri dari perjanjian karena mengklaim itu tidak adil untuk negaranya. Sejauh ini bumi telah mengalami kenaikan suhu 1 derajat celcius dibandingkan dengan tingkat pra-industri. Komitmen nasional untuk memangkas emisi tidak akan membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat celcius, laporan itu memperingatkan bahwa pemanasan 1,5 derajat celcius akan terjadi antara 2030 dan 2052 jika tidak dilakukan tindakan konkrit.

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

9 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

15 jam lalu

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

Penetapan Hari Danau Sedunia menjadi satu dari empat poin usulan yang dibawa Indonesia untuk diangkat menjadi resolusi PBB.

Baca Selengkapnya

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

23 jam lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

1 hari lalu

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

Salah satu Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta Timur kini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Baca Selengkapnya

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

1 hari lalu

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

Pemerintah Indonesia akan mengusulkan penetapan Hari Danau Sedunia dalam acara World Water Forum ke-10 yang dihelat di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

2 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

3 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

3 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

4 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

5 hari lalu

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.

Baca Selengkapnya